The Beginning

391 20 2
                                    

Kiira, seorang mahasiswi semester akhir kedokteran. Disaat ia butuh konsentrasi penuh menyiapkan tugas akhirnya, ia harus dihadapkan dengan situasi yang kacau. Mulai dari tarif kamar sewanya yang naik 50 persen, ditambah dengan lingkungan tempat ia menetap selama ia berkuliah itu semakin hari semakin tidak nyaman.

"Aku harus cari kamar sewa yang baru, yang lebih nyaman dan manusiawi!" gerutu Kiira sambil sibuk browsing list kamar sewa sekitar Tokyo.

"Aaah, dapat! Sepertinya ini cocok...umm besok aku akan survei tempatnya!" Kiira segera mencatat alamat yang menyewakan kamar.

Beruntung untuk Kiira, karena esok ia tidak memiliki jadwal apa pun seharian.

***

Keesokkannya, menjelang siang Kiira segera menuju alamat yang menyewakan kamar itu. Betapa terkejutnya dia setelah tiba di alamat itu.

"Whoaa! Serius ini rumahnya?" Kiira terbelalak melihat rumah besar yang menurutnya tidak seperti rumah yang menyewakan kamarnya.

"A-apa aku salah alamat ya?!" gumam Kiira sambil mengecek kembali catatan alamat tujuannya, "ah bener kok! umm mungkin aku cek aja dulu ya?!" gumam Kiira.

Kemudian ia menekan bel rumah itu yang berada di depan pintu gerbang yang tinggi dan besar itu, dengan perasaan ragu.

"Ya?" tiba-tiba muncul suara dari speaker samping bel, "ah rupanya itu speaker yang terkoneksi ke dalam rumah" pikir Kiira dalam hatinya.

"Ha-hallo! Maaf, apakah benar rumah ini menyewakan kamar?" tanya Kiira hati-hati.

"AAH! YA BENAR!" terdengar sangat antusias dan senang sekali suara itu, "silahkan, kamu masuk saja ke dalam!" perintah suara itu.

Pelan-pelan Kiira membuka pintu gerbang, kepalanya dulu yang muncul lalu kakinya satu persatu masuk. Ia melihat halaman yang sangat luas, sangat hijau, asri dan terawat, halaman khas pekarangan rumah di Jepang.

"Ya Tuhan! Luas banget rumah ini, kakiku sampai gemetaran" gumam Kiira sambil terus memperhatikan dengan takjub sekeliling rumah itu.

Kiira terus melangkah, di muka pintu ia melihat sesosok wanita yang sudah cukup tua tapi penampilannya masih sangat cantik, menarik dan ramah. Seketika Kiira menghentikan langkahnya, mulutnya menganga dengan kedua mata yang terbelalak. "Gak mungkin! Itu kan..."

***

"Hei, kenapa diam? Ayo cepat masuk!" tanya wanita itu sambil tersenyum.

"ma-maaf, kayaknya saya salah alamat deh!" Kiira segera berbalik dan melangkah pergi.

"Kamu gak salah, kamu datang ditempat yang benar!" sahut wanita itu, "ayo, sini!" sambung wanita itu dengan suara lembutnya.

Ragu-ragu Kiira berbalik dan melangkah mendekati wanita itu.

"Kamu mau nyewa kamar disini?" tanya wanita itu.

"i-iya!" jawab Kiira ragu.

"kamu kayaknya gak yakin ya?" tanya wanita itu.

"tentu saja aku merasa gak yakin! A-anda kan Masako Mori, siapa yang ga kenal dengan anda di Jepang ini?!" jawab Kiira.

Wanita yang ternyata Masako Mori, tertawa mendengar jawaban Kiira.

"Tapi di iklan tulisannya kalo yang menyewakan itu namanya Misaki Mori, tapi ternyata..." Kiira menatap takjub ke arah Masako Mori.

"Hahaha iya, itu karena typo dan lupa di edit lagi, tapi ya sudah lah...ngomong-ngomong, siapa namamu?" tanya Masako Mori.

"Kiira!" jawab Kiira, "mari mengobrol di dalam!" ajak Masako Mori dengan lembut.

***

Kiira duduk di sofa yang besar dan empuk, matanya terus mengelilingi isi rumah itu.

"Saya memang menyewakan kamar disini, hanya satu! Tapi sebelumnya, saya ingin tahu dulu sedikit tentangmu, Kiira!" ucap Masako Mori.

"ba-baik nyonya!" jawab Kiira, "hahaha, jangan panggil nyonya, panggil aku mama atau ibu!" pinta Masako Mori.

"umm, mama? Mama Mori?" tanya Kiira, "ya itu lebih baik!" jawab mama Mori sambil tersenyum.

"Namaku Kiira Nakamura, aku mahasiswi kedokteran, saat ini aku sedang menyelesaikan tugas akhirku sebagai syarat kelulusan kuliahku" jelas Kiira.

"Sebelumnya kamu tinggal dimana?" tanya mama Mori. "Sebelumnya aku menyewa kamar di dekat kampus, tapi tarifnya naik 50 persen, ditambah lagi lingkungan sekitar situ sudah tidak nyaman...kalau tengah malam, terdengar suara bising dari kamar sebelah, entah sedang apa...beberapa kali pula aku kehilangan barang, daerag situ sudah tidak aman, sedangkan aku butuh konsentrasi untuk menyiapkan tugas akhirku" jelas Kiira, "akhirnya aku mencari tempat baru, dan akhirnya aku menemukan alamat rumah ini!" lanjut Kiira lalu tersenyum.

"Aaah sokka!" Mama Mori menganggukkan kepalanya, "tunggu ya, aku akan ambilkan minum!" segera mama Mori menuju dapur dan menyiapkan minuman.

***

Mama Mori kembali dengan membawa minuman dingin dan snack. "Umm orang tuamu bagaimana?" tanya mama Mori.

"Ibuku sudah meninggal, ayahku bekerja diluar kota, tidak tentu kotanya, terakhir aku dengar ia bekerja di Fukuoka. Sejak masuk kuliah, aku sudah tinggal dan hidup sendiri" jelas Kiira dengan ekspresi sedikit merenung.

"Aaah pertanyaanku membuatmu sedih ya?" tanya mama Mori dengan wajah sedih. "Ah tidak, tidak apa-apa, aku tidak sedih!" jawab Kiira dengan senyum manis.

"Jadi, kapan kamu tinggal disini?" tanya mama Mori, "ng anu, anda serius mau sewakan kamar untuk saya? Tarif perbulannya, apa benar seperti yang di iklan?" tanya Kiira.

"Ya benar!" jawab mama Mori mantap, "jadi??" lanjut mama Mori. "Apa anda sudah yakin dengan saya? Apa anda ga khawatir dengan saya...umm maksudnya, apa anda ga takut dan curiga dengan saya, kalau nanti saya akan berbuat jahat gitu??" tanya Kiira penasaran.

"Hahaha melihatmu tersenyum saja membuatku yakin, kalau kamu itu baik" jawab mama Mori, "jadiiii, kapan huh??" tanya mama Mori tidak sabar.

"Umm besok saya segera pindah dan tinggal disini!" jawab Kiira sambil tersenyum lebar.

"Aaah syukur lah!" mama Mori terlihat lega dan senang. Segera ia memeluk Kiira seperti seorang ibu yang memeluk anaknya.

"Pelukan ini! Sudah lama sekali aku tidak merasakan pelukan hangat dari seorang ibu!"

STAY! [serendipity]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang