PART 7

3.6K 151 3
                                    

Nasya tampak berdiri bolak-balik di area parkiran sekolah. Ia sesekali melihat jam di ponsel nya. Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Tapi, Raka belum juga menampakkan diri. Padahal ia sudah bangun pagi dan berangkat sekolah awal sekali.

Nasya menghela nafas lega, saat melihat mobil berwarna silver memasuki gerbang sekolah. Nasya pun segera menuju ke arah mobil itu untuk menjemput raka.

"Lo tau ngga ini jam berapa?" Marah nya pada danial saat sosok itu keluar dari mobil

"Sorry, ganti perban raka nih lama" Sadu nya

Raka menggelengkan kepalanya. Sedetik kemudian, matanya melirik nasya yang masih berdiri tak jauh dari nya. Sekilas ia berpikir tentang balapan kemarin malam

"Ngapain lo kesini?" Tanya nya "masuk kelas sana" suruh nya pada nasya

Raka pun melangkahkan kaki nya, berjalan perlahan, takut-takut jika murid-murid yang berlalu lalang menyenggol lengannya

"Jangan ngikutin gue" ucapnya pada nasya dan danial. Mereka berdua hanya saling pandang seolah-olah memberi kode.

"Ka" panggil Danial memberanikan diri

Raka menoleh "apa?"

"Sekedar informasi, kalau mulai sekarang nasya akan berada disamping lo sampai lo sembuh"

"Total" lanjutnya seraya menyengir kuda

Raka menaikkan sebelah alisnya "Lo ngerawat gue?" Tanya nya pada nasya

Sebenarnya nasya masih kesal. Tapi apa boleh buat, jika ia sudah diposisi seperti ini. Ya akan dia lakukan.

Dengan ragu nasya mengangguk "lupain soal menang atau kalah nya. Sekarang fokus aja sama tangan Lo" ucap nasya hampir setengah berbisik. Ia memejamkan matanya, merasa bodoh didepan raka

"Sekedar informasi kalau Lo kesusahan, jangan segan buat minta bantuan sama nasya" timpal danial

Raka menatap tajam Danial "diem!" Suruh nya "gue ngga lagi ngomong sama lo"

"Kan cuma sekedar informasi"

"Sekali lagi Lo ngomong, muka Lo gue jadiin dadar goreng" ancam nya

"Sekedar informasi kalau Lo ngga boleh berantem dulu" ucap Danial tanpa peduli dengan ancaman raka.

"Sya, jagain. Lapor aja kalau dia macem-macem" suruh danial yang hanya dibalas anggukan oleh Nasya

Raka menarik nafas panjang. Mencoba bersabar, bawaan raka sedang sakit, makanya Danial bebas mengatur nya begini

"Gue bisa kok urus diri gue sendiri tanpa perlu bantuan orang lain" ucap raka kemudian pergi meninggalkan nasya dan danial di koridor

Danial menatap nasya, pasrah.

Nasya pun tersenyum menenangkan "Udah gak papa. Lo balik kekelas aja. Biar gue yg urus raka" ucap nasya

Danial hanya menurut dan segera pergi ke kelas nya.

Gadis dengan mata indah itu pun berjalan di belakang raka. Menjaga jarak, agar Raka tidak merasa risih. Banyak pasang mata yg memperhatikan raka, terutama kaum hawa.

Nasya memperhatikan raka yang tampak kesulitan melewati koridor. Ia terkekeh, kemudian segera menyusul raka "Sini biar gue yg bantuin lo jalan" ucap nasya saat dia tiba di samping raka

Raka menepis tangan nasya "gak usah. Gak perlu" ucap raka datar.

Tapi bukan nasya namanya jika ia tidak berhasil dalam apa yg menjadi tujuannya.

"Bodo. Gue tetep mau bantuin lo" ucap nasya

Karena kondisi raka yg masih terbilang lemah, jadi ia tak kuasa untuk melawan lagi. Yang ia ingin sekarang ini adalah duduk tenang di meja nya. Bahkan saat ini ia tidak bisa bolos pelajaran.

Love You My Troublemaker (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang