Part 38

2.6K 112 6
                                    



Orlio bangkit dari duduk nya "brengsek!" umpat nya sembari membuang putung rokok nya kesembarangan arah.

"ternyata ziko sepecundang itu, cih!" ucap orlio dengan kepalan tangannya.

"persiapkan diri kalian, hari ini kita ke markas ziko!" Perintah orlio kepada para teman temannya.

Saat orlio ingin melangkah kan kakinya, tiba tiba tangannya di cekal oleh azam "bang, kita ikut" ucap azam

"bukannya gue ga mau. Tapi gue ngga mau libatin masalah ini sama lu berdua. Ini masalah gue sama ziko"

"raka sahabat kita bang, kita ngga bakalan biarin raka kenapa napa. kita ga mungkin cuma nunggu kabar, ngga mungkin. Gue sama danial udah gemes banget pengen ladenin tu geng sialan itu" emosi azam

Orlio memejamkan matanya sedetik, ia menarik nafas pelan "gue udah buat raka terlibat, dan gue ngga mau buat sahabat nya terlibat juga"

"maksud lo?" tanya danial

"ziko itu ngincar gue. Dia tau gue sayang banget sama raka, karena raka udah gue anggep sebagai adik gue sendiri. Dan raka lah incaran mereka sekarang, selain raka jago berkelahi, raka juga ga segan segan bunuh orang cuma demi pelepasan rasa kecewanya sama ortunya"

"ziko pernah hampir di bunuh sama raka. Ziko juga pernah berusaha buat raka menjadi salah satu anggotanya"

"dan usaha ziko, sama sekali tidak pernah di gubris raka" orlio tersenyum menceritakan tentang bagaimana raka membuatnya bangga.

Tapi tak lama senyum itu pudar, kepalan tangan orlio semakin menguat "sebenarnya gue ngga terlalu khawatir sama raka. Raka bisa habisin 15 orang sekaligus. Tapi..."

Azam dan danial tampak menunggu kelanjutan cerita dari orlio "tapi apa bang?" tanya danial

Orlio menarik nafas panjang, kemudian menoleh ke arah azam dan danial "tapi gue ngga yakin kali ini dia bisa habisin anak buah ziko sendirian, dan gue juga ga yakin raka bisa keluar atau ngga"

"maksud lo? raka bakalan disekap?" tanya azam dengan nada khawatir

Orlio menggeleng "bukan, bukan disekap, tapi dibunuh" saat mengatakan itu rahang orlio mengeras.

"kenapa? kenapa lo tiba tiba ga yakin gini sama raka?" tanya danial

"nasya"

Azam dan danial mengerutkan kening "nasya?" serunya serempak

Orlio mengangguk "nasya telah membuat raka yg keras, tak tersentuh. Kini telah berubah menjadi raka yg lembut, penuh cinta. Dan gue ngga yakin itu"

"gue seneng sama perubahan raka, tapi gue juga khawatir. Kesempatan ini bisa di ambil oleh ziko"

"Shit!" umpat azam

"bang, Kita bakalan ikut" ucap danial

"bang tolong! raka sahabat kita! ngga mungkin kita biarin dia gitu aja!" kali ini azam yg emosi.

Orlio menatap hizar mengisyaratkan sesuatu, hizar pun mengangguk pertanda 'iya'.  Setelah itu hizar pergi bersama yang lainnya keluar dari ruangan ini.

Setelah di rasa cukup aman untuk berbicara, orlio pun mulai menghidupkan asap rokoknya.

"gue bakalan bawa kalian ikut, tapi!"

"tapi?"

"lu berdua harus janji sama gue"

Orlio menghisap Rokoknya kemudian mengepulkan asap nya di udara "bawa raka sama nasya dengan selamat. Meskipun itu tanpa gue" lanjut orlio

Love You My Troublemaker (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang