PART 26

2.8K 126 1
                                    


Seperti yang diucapkan raka semalam bahwa sehabis pulang sekolah mereka akan kerumah sakit. 

Dan kini raka sedang menunggu nasya diparkiran sekolah. Ia menatap para siswa yang berbondong bondong keluar dari area parkiran. 

"Woi! Nungguin siapa lo?" Danial datang bersama azam disampingnya. 

Raka menatap azam. Sudah sekitar seminggu ia mendiamkan azam "nasya" Jawab raka kemudian fokus menatap koridor. Menunggu nasya keluar dari sana. 

"Lo mau ikut kita gak? Udah lama kita gak ngumpul bareng" Ajak Danial. Saat ini danial tau bahwa azam dan raka saling mendiami satu sama lain. Jadi mungkin dengan berkumpul bersama azam dan raka akan kembali lagi untuk bertegur sapa atau sekedar bercanda gurau. 

"Nggak. Lo kan tau gue mau jemput Pamela"

"Maksud gue habis lo jemput si Pamela"

"Nggak"

"Dih gue kangen lo coeg"

"Nggak!" Kali ini nada raka terlihat kesal

Danial menatap azam yang sedari tadi diam "ya udah kalo gitu gue sama azam bakalan ikut lo jemput Pamela. Biar ntar kita kumpulnya dirumah lo aja. Kan udah ada neneng geulis" Ucap Danial sembari menyenggol lengan azam. Azam hanya mendengus. 

Raka tidak terlalu menggubris ucapan Danial. Ia sibuk menatap koridor. Kenapa nasya belum juga keluar. 

"Woi! Yaelah gue ngomong juga. Kenapa sih?"

Raka menatap danial "berisik lu bebek mak Sukinah" Ucap raka sembari menampol kepala Danial. Kemudian ia setengah berlari menuju koridor untuk menemui nasya. Tidak peduli dengan makian Danial yang telah ia tampol kepalanya hingga rambut badainya berantakan. 

Raka berjalan di Koridor yang mulai sepi ini sendirian. Raka mencari nasya dikelas, tapi tidak juga ada. 

Sampai setengah jalan, ia melihat nasya sedang asik berbincang-bincang dengan seorang cowok. Cowok itu raka kenal, dia adalah dito, mantan kapten basket di sekolah ini. Dia sudah tidak menjabat sebagai kapten basket lagi karena ia harus fokus untuk ujian.

"Eh btw maaf ya buat yang tadi" Ucap dito

"Iya gak papa kok" Jawab nasya "ya udah kalo gitu gue duluan ya" Nasya hendak ingin pergi tapi dito mencegahnya

"Eh tunggu dulu" Cegah dito

Nasya menghentikan langkah kakinya dan menatap dito "itu, gue boleh tau nama lo siapa?" Tanya dito

"Oh kenalin nama gue nasya" Ucap nasya sembari mengulurkan tangannya, dito pun membalas uluran tangan nasya "dito, cowok yang terkenal dengan tampan nya, baik hati dan tidak sombong" Balas dito. Nasya hanya tertawa mendengar nya. 

"Udah selesai ngomongnya? Boleh gue bawa pergi pacar gue?" Ucap raka yang tiba tiba datang, membuat nasya dam dito menghentikan tawanya. 

Dito menggaruk belakang tengkuknya yang tidak gatal. Kemudian ia berbisik kepada nasya "pacar lo?" Bisiknya. Yang hanya dibalas anggukan dari nasya.

Nasya tersenyum kepada raka. Mendengar dia mengucapkan kata pacar membuat hatinya menjadi bahagia. 

"Hai pacar" Sapa nasya pada raka. Raka hanya membuang wajah kemudian menarik tangan nasya menjauhi dito. Nasya mengulum senyum melihat tingkah laku pria didepannya ini. 

Saat sampai di parkiran, Raka tampak celingak celinguk mencari dua sosok makhluk astral yang sering membuatnya jengkel. Raka pun tersenyum karena si danial dan azam sudah tidak ada lagi. Raka pun langsung memberikan helm kepada nasya. Nasya menerimanya dengan senang hati "pantesan ditungguin lama, ternyata..." Ucap Raka menggantung. Nasya yang tadi nya ingin memasang helm, kini memberhentikan aksinya. 

Nasya menatap Raka dengan senyuman "apaan sih! Kek cewek aja ngambekan kalo abis nunggu lama"

Raka menaiki motornya diikuti oleh nasya. Raka menghidupkan mesin motornya "tadi ngapain aja sama dito?"

"Gak ngapa ngapain. Cuma ngobrol doang"

"Lo udah berapa lama kenal sama si dito?"

"Baru aja tadi"

"Kenapa bisa ketemu?"

Nasya terdiam tidak berniat menjawab pertanyaan raka yang menurutnya sama sekali tidak penting untuk ditanyakan.

"Ini kapan jalannya kalo lo daritadi nanya mulu?"

"Jawab dulu" Tegas raka

Saat nasya ingin menjawab, tiba tiba saja Danial dan azam berada disamping motor raka.

"Cieee pacaran cieee. Pejeh buat gue ama azam mana?" Ledek Danial. Nasya tersenyum senang saat melihat Danial dan azam datang diwaktu yg tepat. Ya tepat, untuk menghindari pertanyaan raka yang bertubi-tubi seperti jurus BoBoiBoy. 

"Bacot lu nying" Kesal raka. 

"Dih ngegas banget mas raka. Pantesan neng nasya terpikat"

"Pergi gak lo! Gangguin gue mulu kerjaan lo. Kurbel dasar!" Kesal raka

"Enak aja main ngusir orang. Lo pikir ini parkiran punya buyut lo"

Raka tidak menggubris ucapan Danial, ia malah melajukan motornya meninggalkan parkiran, terutama meninggalkan si Danial kucrut. 

"Woi babang raka tungguin. Kita juga mau ikut" Danial pun mulai mengejar raka dan nasya. 

*****

Saat sampai dirumah sakit. Raka, nasya, azam dan Danial segera berjalan menuju ruang inap Pamela. 

Tidak ada yang bicara selama mereka berjalan melewati koridor rumah sakit. Tidak ada secercah senyum, melainkan perasaan iba terhadap raka.

Tadi sebelum mereka menuju rumah sakit. Raka melajukan motornya dengan kecepatan penuh agar Danial kehilangan jejaknya. Ya, itu raka lakukan karena raka ingin bertemu dengan papanya. Seperti yg ia bilang semalam kepada nasya, bahwa sebelum mereka kerumah sakit, raka akan menemui orangtua nya dulu. 

Tapi memang dasar Danial. Pria itu bahkan sudah memarkirkan motornya disaat Raka sedang beradu mulut dengan papanya. Nasya bahkan terdiam, ia takut melihat raut wajah kesal papa Raka. 

Raka menghela nafas kasar. Satu persatu teman temannya akan tahu. Raka tersenyum ke arah papanya, bukan senyum kebahagiaan, melainkan senyum kekecewaan.

Ya, Raka merasa Pamela akan sangat sedih karena ia tak berhasil membujuk papa dan mamanya untuk sekedar menjemput Pamela kerumah sakit. Jangankan untuk berbicara, menemui anaknya saja sangat sulit. 

Raka tak perlu repot repot untuk membujuk mamanya. Karena Raka tau persis mamanya, ia juga tidak akan pernah mau menemui Pamela. Wanita itu hanya mencintai kekasih barunya. 

Raka berhenti didepan ruang inap Pamela. Ia bingung apa yang akan ia katakan nanti. Raka memejamkan matanya sembari menghela nafas panjang. 

"Ka, gue yakin adek lo pasti bisa ngerti" Ucapan nasya seakan menyiratkan bahwa ia harus bisa. Raka menggenggam tangan nasya kemudian mulai melangkah masuk kedalam ruangan Pamela. 

Pamela melihat Raka dengan senyum berbinar "kakak" Panggilnya senang

TBC

HOHOHO YANG UDAH NUNGGUIN

INI DIA PARTNYA UDAH JADI

SORRY BANGET KALO KELAMAAN🙏🙏🙏

KALIAN TAULAH PENYAKIT MALAS MAH LAGI KAMBUH

HEHE 😂😂

ETSSS COMMENT NYA JANGAN LUPA YA

SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA PAPAY🙌🙌👐👐👋👋

Love You My Troublemaker (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang