PART 11

3.2K 139 5
                                    


Hari ini menjadi sangat membosankan untuk raka. Gadis yg ingin ia kerjai belum datang juga kekelas setelah ia izin untuk ke perpus.

Raka berjalan ke arah perpus untuk mencari keberadaan nasya, tapi langkahnya terhenti saat ia melihat veno berjalan sendirian dengan wajah gusar

Raka pun menghampirinya "ngapain Lo?" Tanya raka

Veno menoleh sekilas "Bukan urusan lo" balas nya

"Gue penasaran sama hubungan Lo dengan nasya"

Raka tersenyum smirk "kalau gue jadi elo. Bahagia sama cewek lain disaat lo hampir bunuh orang. Pasti hidup Lo ngga bakalan tenang"

Veno tidak menghiraukan raka, ia malah berjalan lurus menuju kelasnya.

Tatapan mata raka berubah tajam saat veno menghindari nya. Ia menyeringai kecil

"Muka lo sama sekali nggak merasa bersalah ya atas apa yg lo lakuin sama..."

"Cukup ka!" potong veno. Raka kembali menyeringai.

"Cukup pantas gue ungkit-ungkit tentang hal itu ven. Apa yang lo lakuin itu benar-benar bikin hidup gue gak berarti lagi" ucap raka dengan sorot mata tajam.

"Berapa kali lagi gue harus bilang sama lo kalo itu cuma kecelakaan, ka!"

"Kecelakaan yg udah dari dulu lo sebabin sama dia! Kenapa gak sekalian lo bunuh aja dia!" ucap raka penuh dengan emosi, sorot matanya mengartikan kebencian berpadu dengan kepedihan.

Veno tercekat dengan ucapan raka, ia terdiam. Veno memilih untuk tidak menghiraukan raka, ia berjalan menuju kelasnya.

Raka hanya menatap kepergian veno dengan menyeringai "lo teman terbrengsek ven, brengsekk!!! Gue benci sama lo!" ucap raka sembari meninju keras dinding yg berada disampingnya. Tangan kanan nya yang terluka pun, kini harus mengeluarkan darah lagi

Raka menyandarkan kepalanya di dinding yg ia tinju, rasa sakit ditangannya tidak lebih sakit dari pada kenyataan hidupnya yg menyedihkan. Raka menangis dalam diam. Untung saja saat ini koridor sedang sepi, jadi tidak ada yg melihatnya bersama veno tadi.

*******

Angin bertiup tidak terlalu kencang di rooftop sekolah. Tapi, mampu menerbangkan beberapa helai rambut

Kini nasya sedang diikat tangan dan kakinya, matanya ditutup dengan kain oleh tiga orang gadis.

Selalu saja bermasalah dengan geng ini!

"Gue tau siapa kalian! Kalian amel, vela sama gaby kan? Gue tau kalian!" ucap nasya pada amelia, vela dan gaby. Bukannya takut, mereka bertiga malah tertawa.

"Sebenarnya gue nggak mau jahatin Lo. Tapi lihat muka songong Lo disekolah, bikin gue mau ngga mau ngelakuin ini" ucap amel yg notabennya adalah ketua geng dari dua orang gadis itu. Nasya hanya diam, ia tau jika mungkin saat ini amelia dan beberapa temannya ingin membully nya. Dan semua itu pasti ada hubungannya dengan raka

"Dari awal gue udah peringatin elo buat jangan dekat-dekat sama raka"

"Lo yang budeg atau gue yang kurang jelas?" Tanya Amelia santai

Amelia pun berjalan mendekati nasya

"Harusnya lo dengerin kata-kata gue. Karena sekali nya gue marah, Lo ngga akan bisa lepas dari gue!" ucap amelia sembari memegang dagu nasya kemudian menghempasnya.

"Mel, jangan bertindak bodoh. Kalo lo mau biar gue aja yang bikin hidupnya menderita" ucap rio, laki-laki yang tadi menarik nasya sampai ke rooftop. Ia menyeringai "sayang kalo cantik-cantik di bully" lanjutnya

Love You My Troublemaker (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang