Part 12

3.3K 125 1
                                    


Matahari mulai terbenam, pemandangan sore itu begitu indah setara dengan angin yg berhembus ke arah dua remaja ini. Tetapi sayang sekali mereka tidak menyadari keindahan sore itu karena mereka sibuk pada kekesalan masing-masing.

"Aww! Pelan-pelan sya, tangan gue sakit nih" kesal raka karena nasya sedari tadi membersihkan darahnya tanpa lemah lembut sedikitpun. Raka sudah bilang padanya jika ia tidak mau membersihkan dan mengganti perban raka, sebaiknya jangan dipaksakan. Tetapi nasya malah kekeh untuk membersihkannya, bahkan ia memaksa. Wajah nya terus saja ditekuk, ya kalo gak ikhlas kenapa maksa buat obatin sih, pikir raka.

"AWW!! WOI GILA YA LO! AWW! SAKIT BANGET GILA!" pekik raka kesakitan saat nasya menekan tangannya kuat-kuat.

"Bodo!" ucap nasya.

"Niat banget lo ya, tangan gue patah terus luka. Ngobatin tu yg bener! Punya hati gak sih!" ucap raka kesal. Nasya menatapnya kesal dan hendak ingin membalas ucapan raka.

"Apa lo?! Mau marah? Mau protes?" Tanya raka menyolot

"Udah! Bisa di amputasi tangan gue gara-gara lo" ucap raka sembari menarik tangannya dari jemari nasya.

Nasya menundukkan kepalanya. Ia sedih bahkan kesal, baru saja ia menjalani sekolah dengan suasana baru karena ada veno, eh malah musuh yg terus-menerus bertambah karena satu alasan, yaitu raka arham nugraha. Cowok dengan berbagai macam sifat jail, belum lagi cueknya, tatapan matanya yg tajam, sikapnya yg kadang baik kadang juga sering memaki, membuat nasya harus menahan semua kekesalan itu.

Nasya menghela nafas secara perlahan, ia mendongkakkan kepalanya dan menatap pria disampingnya yg sedang kesusahan dalam mengobati lukanya. Nasya kembali mengambil alih tangan raka "eh, mau lo apain?" kaget raka karena nasya tiba-tiba merebut tangannya dari pangkuannya.

"Maafin gue ka, gue emosi" ucap nasya seraya membalut tangan raka dengan perban baru, kali ini ia melakukannya dengan perasaan.

Raka terperangah karena ucapan nasya "lo kenapa? Emosi kenapa?" tanya nya

Nasya selesai membalut lengan raka dengan perban, ia pun meletakkan tangan raka di sebuah gendongan khusus untuk tangan yg patah dengan hati-hati.

Kemudian nasya menatap raka dengan mata senduh "jangan buat gue dalam masalah, please!" ucap nasya tiba-tiba.

Raka terkejut mendengar ucapan nasya. Apa nasya tau jika raka memang punya niat begitu?

"Maksud gue, Lo kasih tau ke penggemar lo buat berhenti gangguin gue. Gue nggak suka sama lo, terus kenapa mereka bully gue. Salah gue apa? Gue kan cuma teman sekelas lo bukan cewek istimewa ataupun pacar lo, iyakan?" ucap nasya dengan wajah kesal.

Raka menatap nasya, ia sedikit merasa aneh pada dirinya, hatinya merasa tidak tega melihat raut wajah gadis itu. 'Ushh raka! Jangan baik sama dia! Buat dia tetap dalam masalah, lo harus inget pamela, buat dia juga merasakan apa yg dirasakan pamela' batinnya memperingatkan.

"Raka" panggil nasya membuyarkan lamunan raka.

"Apa?" tanya raka cuek

"Lo ada masalah apa sih sama veno? Dan hubungan lo sama veno tuh apa?" Tanya nya saat ia teringat dengan pembicaraannya dengan veno tadi.

Raka menatap nasya malas "eh nanas!Urusin aja urusan lo!" ucap raka kesal

"Nanas? Loh kok nanas? Emang nanas siapa?" tanya nasya bingung

Raka memutar bola Matanya jengah "nanas itu elo bego!"

"Loh kok nanas? Ihhh lo resek banget sih! Gue kan bukan nanas, raka!!!!" kesal nasya. "Pokoknya gue gak mau dipanggil nanas, lo jahatt!" ucap nasya sembari berlalu dari taman itu.

Love You My Troublemaker (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang