PART 21

3.2K 124 4
                                    


Nasya sedari tadi mondar mandir di kamarnya. Pikirannya kacau, ia khawatir dengan raka. Terakhir kali bertemu raka saat raka meminta bantuan viona untuk menjaganya. Raka dimana? Batin nasya. Untuk kesekian kalinya ia membuang nafas kasar.

Clekk! 

Pintu kamar nasya terbuka, menampakkan mama nasya disana "nasya, ada temen kamu dibawah" Ucap mama

"Siapa?"

"Mama belum kenal. Temen kamu yang mama kenal kan cuma raka. Tapi itu cewek sih" Jelas mama

Itu pasti viona. Nasya hanya mengangguk kemudian setengah berlari menuruni anak tangga. Nasya dapat melihat viona yg sedang duduk di ruang tamu sendirian. 

Saat mendengar derap langkah kaki nasya, viona segera menoleh ke arah nasya. Ia berdiri kemudian tersenyum. 

"Tumben ke rumah?" Tanya nasya

"Iya. Gue mau minta maaf soal yg tadi pagi" Ucap Viona sembari berharap nasya tidak akan marah padanya "lo gak benci gue kan? Mungkin gara gara omongan gue, lo bakalan lebih dibully lagi. Sorryy banget, gue gak ada maksud buat bilang kayak gitu sama lo"

"Bilang kalo gue suka sama raka?" Tanya nasya yg hanya dibalas anggukan oleh viona. Nasya membuang nafas kasar "mungkin lo bener" Ucapnya. Viona hampir saja membelalakkan bola matanya "gue suka sama raka" Jelas nasya

"Sebenernya gue gak mau sampai suka gitu ke raka. Tapi...gue gak bisa. Gue pengen tau sekecil apapun tentang raka. Maaf, tadi sempet buat lo kesal"

Viona menghampiri nasya kemudian memeluknya "sya, harusnya lo gak perlu suka sama raka" Viona melepaskan pelukannya. "Perasaan lo ke raka mungkin cuma bisa nyakitin lo aja" Lanjutnya

Nasya tau itu. Memang menyakitkan tapi susah untuk menghindar, meskipun tau bahwa tidak akan ada kata bersama. 

"Apapun konsekuensinya, gue Terima" Jelas nasya membuat viona memeluknya sekali lagi. Viona tidak tau apakah nasya bisa membuat raka berubah. Tapi ada sedikit harapan karena raka mempunyai sikap yg tidak biasa kepada nasya. Itu menurut viona. 

*****

Raka berjalan memasuki kompleksnya. Motornya sudah terparkir rapi sedari tadi di halaman rumahnya. Ia sengaja tidak membawa motor, ia ingin menikmati sesuatu yang selama ini belum pernah ia rasakan. 

Saat sampai didepan rumah, raka menyempatkan untuk menelpon Danial. Seperti biasa, ia ingin menenangkan diri bersama danial. Terhanyut dalam khayalan yang tidak nyata. Kini hanya Danial yg menemaninya, azam sekarang sudah berubah. Raka senang jika pria itu berubah menjadi lebih baik. Andaikan ia mempunyai seseorang yg membuatnya bisa lebih menghargai betapa pentingnya bahagia. 

Setelah selesai menelpon Danial, Raka berjalan masuk kedalam rumahnya. Ia duduk disofa, sembari menghisap rokoknya. 

'Tingtong!'

Raka menoleh ke arah pintu "lah tu anak cepet banget, baru aja gue telpon" Ucap Raka sembari beranjak dari duduknya, rokoknya ia letakkan di atas asbak. 

"Cepet ba..." Ucapan Raka melayang begitu saja saat melihat nasya berdiri didepannya. "Loh, sya. Kenapa malem-malem kerumah?" Tanya Raka

"Kenapa? Gak boleh?"

"Iya. Pulang sana, gue mau rilexs dulu ama Danial"

"Ada danial?"

"Lagi otw dianya"

Nasya ber ohh ria, kemudian ia masuk kedalam rumah Raka begitu saja tanpa permisi. Nasya melotot saat ia melihat rokok dan alkohol diatas meja "Lo mau mabok lagi kan?"

Love You My Troublemaker (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang