Nasya berdiri di depan rumah raka. Tak ingin berniat untuk mengetuk ataupun memencet bel rumah itu. Ia hanya menatap rumah itu dari luar.
Nasya menengadahkan kepalanya ke langit-langit malam yg dipenuhi bintang bintang. Rasanya ia sudah sangat merasa bersalah berada di tengah-tengah kekacauan ini. Apalagi tadi ia sudah membohongi mamanya.
Nasya hendak melangkahkan kakinya, ia ingin pergi. Mungkin lain kali saja nasya mampir. Lagipula raka tidak akan membiarkan nya masuk.
Nasya pun membalikkan badan. Saat ia menengadahkan kepalanya, ia terkejut dengan kedatangan raka yang terlihat sangat kacau.
"Raka!" nasya pun segera menghampiri raka dan mencoba untuk membantunya berjalan. Bau alkohol, itulah yang di cium nasya saat didekat raka.
"Ka, kunci rumah lo dimana?" tanya nasya. Hal bodoh memang bertanya pada orang yang sedang mabuk. Tapi belum di coba belum tahukan?.
Raka tidak menjawab, ia malah tersenyum sendiri sesekali memperhatikan wajah nasya.
"Sya, kenapa lo harus jadi perempuan?" racau nya di sela sela mabuknya, kemudian ia tertawa.
"Kalo lo cowo, udah gue hajar lo" sambungnya
Perkataan raka memang membuat hati nasya sakit. Ucapannya membuktikan bahwa memang raka yang membencinya. Harusnya saat ini, jika ia mau, nasya bisa saja meninggalkan raka di depan rumahnya. Tapi nasya bukan sepengecut itu untuk meninggalkan orang seperti raka dalam keadaan seperti ini. Apalagi ia mencintai raka, mustahil untuk meninggalkannya. Bagaimana pun perbuatan raka terhadapnya, ia akan selalu ada untuknya. Inilah yang dinamakan kebodohan dalam cinta.
Nasya berusaha mencari ponsel raka untuk meminta bantuan pada azam. Tapi belum sempat nasya menghubungi azam, malah azam yg duluan menelpon ponsel raka.
"Ka! Lo dimana!" bentakan yang di dapat nasya saat ia mengangkat telpon dari azam. Nasya tau azam pasti saat ini sedang khawatir mencari raka.
"Ini gue zam" ucap nasya tenang
"Siapa?"
"Nasya"
"Kok ponsel raka bisa sama lo? Dia buat masalah lagi sama lo?"
"Nggak kok. Gue sama raka sekarang kan udah temenan. Tapi ini, kok dia mabuk sih? Ada masalah?"
Azam terdiam di seberang sana. Berteman demi untuk balas dendam, raka bukanlah seorang teman untuk nasya. ia berharap raka bisa kembali seperti dulu lagi. Bukan raka yg tidak punya hati seperti ini.
Merasa tidak direspon, Nasya pun mencoba mengalihkan pembicaraan
"Zam, raka simpen kunci rumahnya dimana ya? Lo tau?" ucapan nasya membuat azam kembali tersadar dari lamunannya
"Sya, lo tunggu di situ. Gue kesana" ucap azam sebelum ia mematikan sambungannya.
Nasya menatap raka sendu sembari mengelus puncak kepala raka lembut "gue tau, gue cuma orang baru dikehidupan lo. Gue gak tau masalah apa yg lo hadepin"
"Gue cinta sama lo, ka. Gue tau ini salah. Tapi gue bakal selalu ada buat lo..." ucap nasya, ia berhenti sebentar sembari menarik nafas panjang sebelum ia melanjutkan kalimatnya.
"Meskipun lo benci sama gue" kini air mata nasya mengalir membasahi pipi. Ia benci dirinya yang kembali lemah karena cinta. Kenapa cinta harus membuat seseorang menjadi tak berdaya? Itulah hal yg sampai Saat ini belum nasya temukan jawabannya.
******
Pagi-pagi nasya sudah datang kesekolah bersama veno. Selain veno yang ada janjian dengan teman temannya, nasya juga ada tugas yang belum sempat ia selesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You My Troublemaker (COMPLETED)
Teen FictionTrauma yg dirasakan raka akan cinta telah merasukinya hingga saat ini. Akibat dari kedua orangtuanya yg telah lama bercerai. Namun, setelah ia bertemu dengan gadis yg bernama nasya. Hati nya sedikit demi sedikit mulai melunak akan cinta. Meski banya...