Part 23

2.9K 110 4
                                    


Setelah selesai mengantar nasya pulang. Raka melajukan motornya sampai di depan sebuah gedung yang sudah tak terpakai lagi. Ia turun dari motornya dan berjalan mendekati pria yang sedang merokok disana bersama teman temannya. 

Raka duduk di samping pria itu, bersandar pada dinding sembari menghela nafas kasar. 

"Kenapa lo?" Tanya orlio, yang notabennya adalah teman main raka. Selain Danial dan azam, raka juga punya teman main di luar, ya seperti orlio dan teman temannya. Jika Danial dan azam hanya teman untuk menghilangkan jenuh, kebosanan dan menghilangkan stress. Tapi kalau berteman dengan orlio dan teman-temannya, Raka sering berkelahi dengan anak geng lainnya. Ia lakukan itu semata mata hanya untuk pelampiasan kemarahannya terhadap hidupnya. Karena orlio lah, Raka bisa mati secara perlahan, atau mati yang tertunda. Tinggal menunggu kabar kapan ia akan kalah saat melawan musuhnya. 

"Nih rokok" Orlio sembari memberikan sebungkus rokok untuk raka. Orlio tau jika sebatang rokok tidak akan cukup untuk raka. 

Raka menoleh ke arah rokok itu kemudian beralih menatap orlio "satu aja" Ucapnya sembari mengambil sebatang rokok dari dalam bungkus rokok tersebut. 

Orlio tidak ingin bertanya hari ini. Biarlah raka yang bercerita dengan sendirinya "gue ke sana sebentar" Ucap orlio. Setelah raka mengangguk, orlio segera beranjak dari duduknya. 

"Tumben cuma satu?" Tanya salah satu temannya orlio sembari memberikan korek api kepada raka

"Lagi gak pengen aja" Jawab raka kemudian mengambil korek api yang tadi disodorkan pria yang bernama hizar. 

"Lama gak kelihatan, kemana aja?" Kini hizar sudah duduk di sebelah raka. 

"Gak kemana mana. Lagi males aja kesini" Jawab raka sembari menghembuskan asap rokok ke udara. 

Suasana malam itu memang terasa sunyi, apalagi suasana hati raka yang seperti itu. Ditanya hanya jawab seadanya. 

"Gue bingung" Raka menoleh ke arah hizar "lo bisa bantuin gue?" Lanjut raka sembari membuang rokoknya yang masih setengah ke tanah. 

Hizar sedikit bingung karena ini kali pertamanya raka meminta bantuannya. "Bantuin apaan?"

Raka memejamkan matanya sejenak, ia menengadahkan kepalanya ke atas sembari membuka kedua matanya. Ditatap nya langit malam yg hampa tanpa adanya bintang. 

"Cari tau tentang siapa penabrak adek gue, Pamela"

"Bukannya lo tau siapa penyebabnya?" Tanya hizar sedikit bingung.

Raka menggeleng "mungkin apa yang gue lihat belum tentu itu bukti yang jelas"

"Udah gue bilang sama lo, kalo cowok yang lo tuduh sebagai penyebabnya pamela koma itu bukan cowok itu" Ujar orlio tiba tiba, membuat raka dan hizar menoleh ke arahnya. 

Orlio mendekati keduanya sembari menenteng tiga botol minuman beralkohol "minum gak?" Tawar orlio pada raka. Raka menggeleng "lagi gak pengen mabuk bang" Ucap raka

Orlio manggut manggut kemudian duduk di depan raka "sahabat lo itu cowok baik, ka. Gak mungkin dia nyakitin adek lo" Ucap orlio sembari meminum bir miliknya

"Lo tau dari mana bang? Emang lo kenal sama cowok yang namanya veno itu?" Tanya hizar

"Gue sih gak kenal. Tapi gue tau orangnya yang mana, dilihat dari matanya aja udah ketahuan, gue udah beberapa kali kasih tau raka kalo pelakunya itu orang lain. Tapi masih aja dia keukeh, seolah olah pengen banget veno sebagai pelakunya" Jelas orlio panjang lebar

Love You My Troublemaker (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang