Sepulang sekolah nasya langsung menjenguk veno ke rumah sakit. Ia sudah khawatir dengan veno sejak tadi pagi. Ia juga ingin bercerita pada veno tentang betapa bosannya ia disekolah hari ini.
Nasya membuka pintu ruang inap veno dengan perlahan. Lantas veno pun mengalihkan pandangan nya yang tadinya ke arah buku kini malah tersenyum menatap nasya.
"Udah pulang?" Tanya veno
Nasya hanya mengangguk "lo sakit apa? Kenapa bisa tiba-tiba gini sih?"
"Yah namanya juga udah ketentuan tuhan, gimana dong? Gue sebagai hambanya hanya bisa pasrah terus bertahan"
Nasya memanyunkan bibir nya "bosan gak ada lo di sekolah"
"Ada gue disekolah juga lo jarang sama gue"
"Iyakan kita beda kelas" Alibi nasya sembari menyengir menutupi kebenaran yang di ucapkan veno
Veno hanya geleng-geleng kepala "pulang gih sana. Ganti baju terus makan, jangan sampai sakit kayak gue"
"Baru aja gue nyampe, masa diusir sih" Kesal nasya
"Nggak ngusir, cuma nyuruh lo aja. Soalnya Gue mau istirahat, terserah lo sih mau disini apa nggak" Ucap veno sembari memiringkan badannya ke kanan, ia pun mulai menutup mata membiarkan nasya menatapnya kesal.
"Untung aja lo sakit. Awas nanti kalo lo udah sembuh" Ancam nasya membuat veno mengangkat sedikit kelopak matanya.
"Venooooo ihhh!" Mendengar teriakan sebal nasya, veno pun membuka sempurna matanya kemudian tertawa.
Nasya mencubit cubit pinggang veno beberapa kali hingga membuat veno meringis kesakitan sembari tertawa. Ia tak kuasa menahan tawanya melihat nasya yg menurutnya lucu.
"Ahaha udah ya sya, capek"
Nasya menghentikan aksinya sembari menatap veno tajam. Disekolah ia sudah dibuat kesal karena begitu bosannya, cukup ini menjadi balasan veno. Biar tau rasa!
"Sakit tau gak" Lanjut veno, tangannya meraih ponsel yang memang disimpan mamanya di atas nakas.
Nasya menarik nafas panjang kemudian duduk dikursi samping ranjang. Nasya cemberut, ia bingung dengan sikap raka akhir-akhir ini. Nasya sebenarnya tidak mau ambil pusing dengan sikap raka yang perhatian padanya, karena ia tau dibalik itu ada topeng yang raka sembunyikan. Tapi mau bagaimana lagi, ia sudah terlanjur baper dengan sikap raka. Ingin rasanya ia menjauh dari raka, tapi sulit. Itulah penghambat nya.
"Raka sama azam berantem ya di club?" Tanya veno membuyarkan lamunan nasya
Nasya mengernyitkan kening. Melihat nasya yang kebingungan lantas veno pun menunjukkan video perkelahian di sebuah club malam. Disana ada Raka, azam, seorang pria, dan seorang wanita setengah paruh baya yang melihat pertengkaran itu dengan ketakutan.
"Ini siapa?" Tunjuk nasya pada wanita setengah paruh baya yang ada di video itu.
Veno kaget saat mendengar pertanyaan nasya. Ia bingung akankah ia menjawab dengan jujur atau bohong. "Itu..." Baru saja veno ingin menjawab. Tiba tiba saja ponsel nasya berbunyi. Satu panggilan masuk dari mamanya.
"Iya ma"
"Kamu kenapa belum pulang? Udah hampir sore, mama khawatir"
"Iya bentar lagi nasya pulang kok, ini lagi dirumah sakit jengukin veno"
"Oh ya udah kalo gitu. Jangan kemaleman ya"
"Iya" Nasya pun mematikan sambungan sepihak.
![](https://img.wattpad.com/cover/100713789-288-k480224.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You My Troublemaker (COMPLETED)
Teen FictionTrauma yg dirasakan raka akan cinta telah merasukinya hingga saat ini. Akibat dari kedua orangtuanya yg telah lama bercerai. Namun, setelah ia bertemu dengan gadis yg bernama nasya. Hati nya sedikit demi sedikit mulai melunak akan cinta. Meski banya...