PART 8

3.3K 143 11
                                    

Raka membasuh wajahnya di wastafel. Memang sedikit susah, karena ia hanya menggunakan sebelah tangannya.

Ia pun  mengacak rambutnya asal. Menatap pantulan wajahnya di cermin. Setelah itu, ia memilih untuk berjalan menuju kelas setelah selesai membuang rasa kantuk di matanya

Sesampainya di kelas. Nasya terlihat kaget begitu melihat raka berjalan mendekati nya

"Biasa aja kali lihat nya. Norak banget, ngga pernah lihat cowok cakep?" ucapnya begitu duduk disebelah nasya

Nasya berdehem sejenak. Ia pun kembali membaca novel fiksi remaja oleh penulis favoritnya.

"Makanannya di kolong meja" ucapnya tanpa menoleh sedikitpun

Raka melirik nasya sekilas. Ia pun sedikit menundukkan kepala nya, melihat makanan yang sudah disimpan Nasya di kolong meja nya.

"Di makan. Ntar gue dimarahin danial gara-gara ngga becus jagain anak bayi"

Raka mendecakkan lidahnya kesal. Kenapa gadis disebelahnya ini begitu cerewet

"Lo kalo mau minta bilang, gue ngga ngerti kode-kodean lo"

Nasya mengerutkan keningnya, beralih menatap raka "apa lo bilang?" Tanya nya

"Apa?" Tanya raka balik. Ia pun membuka styrofoam itu dan mulai memakan nasi goreng bawaan nasya

Nasya mendengus melihat raka begitu lahap memakan nasi gorengnya "mau makan aja gengsi!"

"Bukan gengsi" ucapnya seraya menelan nasi gorengnya "gue cuma takut lo kasih racun" lanjutnya

"Lo pikir gue sebenci itu sama lo? Gila kali!" Ucapnya kesal

Dalam hati raka tersenyum menang setelah membuat kesal gadis cerewet disebelahnya. Raka tidak tahu saja jika nasya sedang memaki-maki dirinya didalam hati.

"Ambilin jaket gue" suruh nya tiba-tiba

Nasya menoleh seraya bersedekap dada "apaan?"

"Jaket gue ambilin di mobil. Ketinggalan tadi" kini raka membersihkan meja nya dari bekas-bekas makanannya. Memasukkannya kembali didalam plastik

"Bisa nggak kalo mau nyuruh itu pake kata TOLONG!" Ucap nasya dengan penuh penekanan di akhir kalimat "nggak pernah diajarin sopan santun ya sama orangtua lo?" Lanjutnya yang berhasil membuat raut wajah raka berubah drastis

Nasya belum menyadari jika sekarang hawa Raka sudah sedingin kutub es.

"Kalo lo suruh gue pake kata tolong kan enak dengernya" Nasya masih saja cerocos

Raka melempar kantong plastik itu ke tong sampah. Dan strike! Goll! Kantong plastik itu masuk sempurna di tempat sampah bersamaan dengan bel masuk yang berbunyi.

Kelas pun menjadi ramai kembali. Ada juga Azam dan Viona yang tampak senang sekali bercanda, serasa dunia milik berdua.

Raka tidak banyak peduli. Ia kembali memasang earphone nya, menelungkup kan kepalanya di kedua tangan yang ia lipat. Ia tidak tidur, ia hanya diam seraya menahan emosinya

Pergerakan Raka tidak luput dari pandangan nasya. Ia bingung kenapa raka tiba-tiba diam. Ada yang salahkah dengan ucapannya?

Bahkan raka tidak kembali menyuruhnya dengan ngotot. Ada apa dengan raka?

******

Rasanya aneh melihat raka yang mudah sekali berubah-ubah. Tadi pria itu mendiamkannya, setelah istirahat kedua tiba. Laki-laki tengil itu kembali menyuruhnya mengambil jaket di mobilnya.

Nasya mengerucutkan bibirnya saat sampai di parkiran. Ia benar-benar kesal dengan sikap seenaknya raka. Bagaimana tidak? Raka, pria yg seharusnya ia rawat kini malah menyuruhnya melakukan ini dan Itu.

Nasya baru pertama kali bertemu dengan orang yang seperti raka. Seperti ada sesuatu atau mungkin niat jahat raka padanya. Mungkin ia tau sekarang, Raka sedang iseng mengerjainya

Nasya pun membuka mobil raka. Ia tampak mencari dimana laki-laki itu menyimpan jaketnya.

Saat sudah menemukannya. Nasya segera mengambilnya di bawah, dekat dengan rem.

Nasya pun menepuk-nepuk jaket raka agar tidak berdebu. Saat ia mengibaskan nya, sesuatu jatuh dari jaket tersebut. Nasya mengerutkan keningnya, ia pun meraih sebuah foto yang jatuh tadi.

Didalam foto itu terdapat sepasang suami istri yang kelihatan begitu romantis. Dengan dua anak yg digendongnya, satu perempuan dan satu laki-laki. Nasya tersenyum melihat foto itu. Ia yakin jika ini adalah foto keluarga raka. Ah ia jadi rindu dengan orang tua nya.

"Orangtua nya pasti kecewa lihat anaknya jadi preman disekolah" ucap Nasya prihatin

"Kalo gue jadi adiknya sih ya pasti bakal gue omel-omelin tuh si raka" lanjutnya

Karena memikirkan pria itu, ia jadi penasaran dengan raka.

'Drttt!

Ponsel nasya bergetar, langsung saja nasya mengambil ponsel di saku bajunya. "Raka nelpon? Tumben. Dapat dari mana nomor gue?" batin nasya

"Ya hal--"

"Lo kemana sih?! Lama banget ngambil jaket nya! Ini lo pasti kabur, ya kan?!" omel raka saat nasya mengangkat telponnya.

Nasya menjauhkan ponselnya dari telinganya. Setelah raka selesai menyeloteh dia mendekat kan lagi ponselnya.

"Ya ini gue lagi ambilin ka, sabar dikit kek. Kalo gue punya pintu kemana aja kayak doraemon sih enak gak perlu lama" ucap nasya

"Pinjam aja sana sama doraemonnya, gitu aja ribet!"

Nasya mengerutkan keningnya "lo war..."

"Udah jangan banyak ngejawab mulu! Buruan ke kelas, gue kedinginan nih!" potong raka dan langsung mematikan sambungan sepihak

Nasya hampir saja ingin melempar ponselnya karena raka. Rasanya kepalanya ingin meledak karena menahan kesal.





TBC

Sampai sini dulu ya guys hehe😂
Kalo emang masih kurang sama part ini
Nanti part selanjutnya bakalan diusahain lebih bagus lagi

Ya tapi kalo part selanjutnya masih juga biasa aja, berarti otak aku emang lagi bermasalah hehe😁😂

Jangan lupa buat vomment ya guys
Thankyou😊

Love You My Troublemaker (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang