Raka mengendarai motornya melaju kerumah sakit. Rasanya ada kebahagiaan yang memenuhi hatinya, seperti sebuah kehidupan yang lama ia rindukan.Raka berlari ke arah ruang inap dimana adik kesayangannya terbaring selama hampir 2 tahun dirumah sakit ini. Rasa penantiannya terbayar sudah.
Raka membuka pintu ruang inap Pamela secara perlahan. Sebelum itu, ia mencubit pipinya terlebih dahulu karena takut jika ia sedang bermimpi. Tapi ternyata ini nyata, raka dapat melihat pamela membuka matanya, raka dapat melihat Pamela yang sedang menonton televisi disana.
Perlahan raka masuk. Langkah kaki raka mengejutkan Pamela. Tanpa babibu lagi, raka langsung mendekap adik bungsunya itu. Mendekap dengan penuh kasih sayang dan kerinduan.
"Kak, Pamela susah nafas ini" Ucap Pamela, karena raka terlalu berlebihan memeluknya hingga ia susah bernafas.
Raka melepaskan pelukannya, ada air mata terharu di pipi raka "kakak jangan nangis dong" Pamela sembari mengusap air mata yang jatuh di pipi raka.
"Makasih, udah mau bertahan untuk kakak" Ucap raka yang hanya mendapat senyuman dari Pamela.
"Aku bosen disini, kita pulang aja yuk kak"
"Tapi kakak belum bicara sama dokter. Hm kakak ngomong sama dokter dulu ya" Ucap raka kemudian segera berlari menuju ruangan dokter.
Saat sampai di setengah jalan, raka melihat dokter yang selama ini mengurus Pamela "dok!" Panggil raka.
Dokter pun menghentikan langkahnya, kemudian mencari sumber suara yang memanggilnya. Raka dengan cepat berlari ke arah dokter "dok" Panggil raka lagi sembari menepuk pundak sang dokter.
"Eh ternyata kamu, raka" Kaget dokter. Raka hanya menyengir
"Mau tanya soal keadaan pamela, ya?" Tanya dokter yang dibalas anggukan antusias dari raka "kamu sudah lihat sendirikan. Alhamdulillah dia bisa keluar dari masa komanya. Tapi saya masih mau ngelihat perkembangan pamela dulu. Mungkin besok Pamela baru boleh dibawa pulang" Ujar dokter.
"Ya udah dok, makasih ya" Ucap raka kemudian berlari lagi ke arah ruangan pamela.
Saat sampai didepan ruangan pamela, raka menghentikan langkahnya. Ia teringat dengan mama dan papa nya. Apakah ia harus memberitahu keadaan Pamela kepada kedua orangtuanya.
"Kak" Panggil Pamela yang menyadari bahwa raka ada didepan ruangannya. "Kenapa gak masuk?" Lanjutnya
Raka pun segera masuk dan duduk disamping Pamela "dokter bilang apa?" Tanya Pamela
"Dokter bilang dia harus lihat perkembangan kamu dulu"
"Jadi pulangnya kapan?"
"Besok"
"Besok?"
Raka mengusap pucuk kepala Pamela sayang "besok kakak jemput. Kakak pulang dulu"
Raka dapat melihat raut sedih dari wajah pamela. Gadis itu menunduk "mama...sama papa...gimana kabarnya?" Tanya pamela. "Pamela kangen" Lanjutnya lirih tapi masih bisa didengar oleh raka.
"Besok kakak paksa mereka buat jemput kamu juga. Jadi kamu jangan sedih" Raka mencoba menenangkan perasaan adiknya itu. Kemudian raka mencium pucuk kening Pamela sebelum ia berlalu pergi.
Apapun akan dia lakukan demi melihat senyum adiknya kembali terukir.
*****
Malam ini terasa begitu dingin. Nasya beberapa kali menggesek gesekan kedua telapak tangannya, kemudian ia tempelkan di pipinya agar merasa hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You My Troublemaker (COMPLETED)
Teen FictionTrauma yg dirasakan raka akan cinta telah merasukinya hingga saat ini. Akibat dari kedua orangtuanya yg telah lama bercerai. Namun, setelah ia bertemu dengan gadis yg bernama nasya. Hati nya sedikit demi sedikit mulai melunak akan cinta. Meski banya...