PART 29

2.8K 117 4
                                    

Raka menenteng semua barang belanjaan yg tadi ia beli bersama nasya.

"Sayang, yg itu tolong bawain ya" pinta raka pada nasya. Nasya memandang raka dengan wajah berseri karena barusan raka memanggilnya dengan kata 'sayang'. Siapa pun pasti akan melting jika di panggil dengan kata sayang.

Nasya mengangguk kemudian mengambil belanjaan yg masih tersisa.

Nasya memencet bel rumah raka. Tak lama kemudian pamela pun membuka pintu, menampakkan senyum pepsodentnya

"Kakak lama banget sih, pamela udah laper" kesal pamela

"Hehe tadi bawa calon istri buat beli bahan bahan masak" ucap raka kemudian ia mengedipkan sebelah matanya ke arah nasya.

"Belum tentu jodoh" ucap pamela

Raka menoyor kepala pamela pelan "anak kecil tau apa?"

"Ihhh kakak!" kesal pamela

"Udah sana minggir. Kakak mau masuk, berat ni"

"Sini pamela bawain belanjaannya"

Raka pun menyodorkan setengah belanjaannya kepada pamela. Pamela pun langsung menuju dapur diikuti oleh nasya dan raka yg berada disebelah nasya.

Saat sampai didapur, semua belanjaan langsung di letakkan diatas meja. "Kak, mela ke kamar dulu ya. Mau ambil ikat rambut" ucap pamela. Raka hanya mengangguk, kemudian mulai mengeluarkan beberapa sayuran.

"Enak ya punya saudara" ucap nasya

Raka menoleh "iya, apalagi saudaranya kayak pamela" ucap raka sembari tersenyum

Nasya tersenyum kemudian mengambil pisau dan talenan. Ia mulai siap untuk memotong sayuran yg tadi dikeluarkan raka.

Raka berdiri di samping nasya kemudian mengusap kepala nasya lembut "kalo kamu nikah sama aku nanti, pamela bakalan jadi adik ipar kamu" ucap raka. Nasya hanya tersenyum malu.

"Pamela bener, kita belum tentu jodoh" ucap nasya

Raka mengambil pisau di tangan nasya, kemudian ia meraih tangan nasya. Ia genggam erat hingga nasya dapat merasakan hangatnya cinta hanya dengan sebuah genggaman.

"I love you" ucap raka sembari mengecup kening nasya lembut.

"Kakak ihhh!!! Romantisannya di dapur!!" teriak pamela yg tiba tiba saja datang. Pamela menghampiri nasya dan raka. Ia mendorong raka menjauhi nasya "kakak main game aja, tuh temen temen kakak pada dateng" ucap pamela

"Tapi kan kakak mau ba..."

"Udah sana! Ini urusan perempuan" potong pamela. Raka pun mau tak mau harus menuruti adik kesayangannya itu.

Saat raka sudah tak terlihat lagi, pamela mulai membantu nasya memasak.

"Kak" panggil pamela

Nasya yg tadinya sedang mengaduk sop langsung menoleh ke arah pamela "iya mel?"

Pamela menghampiri nasya sembari menyodorkan sebuah mangkok yg berukuran cukup besar ke nasya. Nasya meletakkan mangkok itu di atas meja kemudian ia mengambil panci yang berisi sop untuk di pindahkan kedalam mangkok.

"Kak, mela sekarang cuma punya kak raka" ucap mela. Nasya menoleh ke arah pamela.

"Mela cuma mau berterima kasih karena kakak mau terima kak raka menjadi bagian dari hidup kakak"

"Semenjak mama sama papa cerai, yang sayang mela cuma kak raka. Kadang mela sering khawatir, karena kak raka itu banyak musuhnya. Mela takut kak raka kenapa napa" ucap mela sembari menatap manik mata nasya. Nasya membiarkan pamela mengeluarkan isi hati nya, menyampaikan apa yg ingin ia sampaikan pada nasya.

"Kakak sayang sama kak raka kan?" tanya pamela

"Iya, ntah sejak kapan rasa sayang ini tumbuh. Tapi yg jelas kakak juga ga mau raka sampe kenapa napa" jawab nasya

Pamela tersenyum "kakak janji ya gabakalan tinggalin kak raka"

Nasya mengangguk kemudian memeluk pamela "kakak janji, dan lagi kamu anggap aja kakak sebagai kakak kamu" pamela melepaskan pelukan nasya. Pamela mengangguk senang.

"Yaudah kita bawa ke meja makan, raka sama teman-teman nya pasti juga laper" ajak nasya.

Luka bisa hilang hanya karena cinta. Cinta yg tetap menetap, bukan cinta yg pergi. Jika harus pergi, mungkin hanya akan menambah luka. Bagi nasya, cinta itu tidak terdefinisikan, ya begitu lah cinta. Sama seperti perasaan.

*********

Nasya turun dari motor raka. senyum simpul menghiasi wajah cantiknya, rambutnya ia biarkan tergerai.

Raka melepas helm nya kemudian ikut turun dari motor. Raka menggenggam jemari nasya. membuat iri pada semua mata yg melihatnya. Mereka memasuki sekolah meninggalkan parkiran sekolah dan mulai menginjakkan kaki di koridor sekolah.

Saat mereka ingin berbelok, tiba tiba saja nasya melihat veno. Sontak nasya pun berteriak.

"venoo!!" pekiknya karena rasanya sudah lama ia tak bertemu dengan veno.

veno menoleh ke arah suara yg ia kenal. Nasya hendak ingin menghampiri veno, tapi raka mencegahnya "mau ngapain?" tanya raka.

"mau kesana dulu"

"Ga boleh, kamu disini aja"

"tapi kan..." belum sempat nasya menyelesaikan kalimatnya, raka sudah menarik tangannya menjauhi tempat itu.

Nasya mencebikkan bibirnya, ia kesal dengan raka.

Sesampainya di kelas, nasya langsung duduk disebelah viona.

azam tersenyum kemudian menyenggol lengan raka "berantem lu?"

Raka hanya menatap sekilas azam, kemudian ia berjalan keluar kelas.

nasya menatap kepergian raka hingga tubuh itu menghilang dari balik pintu.

"ada apa, sya? berantem?" tanya viona

nasya membuang nafas kasar kemudian menggeleng, ia lebih memilih membaca buku. ia jadi tidak enak telah bersikap seperti itu kepada raka.

sementara itu, disisi lain, raka menghampiri kelas veno. Raka masuk kedalam kelas veno tanpa terlebih dahulu mengucapkan basa basi.

"raka! ngapain kamu?" tanya pak sutano, guru fisika yg mengajar dikelas veno.

raka tidak menggubris ucapan pak sutano. ia malah menarik kerah baju veno, hingga keluar kelas. veno tanpa perlawanan hanya mengikuti kemana raka akan membawanya pergi.

Dan disinilah mereka, ROOFTOP.


YUHUUU YUHUUU 🙆🙆🙆
SI AUTHOR ABAL ABALAN KAMBEKK 🙆🙆🙆🙋🙋

SORRY YA KARENA BARU APDET.🙏🙏🙏🙇🙇🙇
MAAPKEUN SAYA🙇🙇🙏🙏

GIMANA? GIMANA? SAMA PART INI?
PENASARAN GA APA YG BAKAL DILAKUIN RAKA KE VENO?
NGGA PENASARAN YA?
YAUDAH SIH GAPAPA 😂😂😂

VOMMENT NYA JANGAN LUPA YAA GUYSS  😘😘😘😘😚😚

Love You My Troublemaker (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang