Aku melajulan motorku dengan kecepatan tinggi, menyelip setiap kendaraan yang melaju lambat di jalanan yang cukup padat pada pagi hari ini. Tak jarang para pengendara yang memang merasa terganggu dengan ulahku menghujaniku dengan bunyi-bunyi klakson disertai sumpah serapah yang sama sekali tak kupedulikan, yang ada dipikiranku saat ini hanyalah kekhawatiran akan keterlambatanku kesekolah. Berhubung aku masih siswa baru, rasanya tidak pantas jika namaku tercantum dalam kolom pelanggaran. Sungguh tidak lucu.
Kutambah kecepatan laju motorku sambil sesekali melirik jam yang melingkar dipergelangan tanganku sudah menunjukan pukul 07.30. Namun apa boleh buat, disaat-saat seperti ini yang namanya motor tua selalu tidak bisa diajak kompromi. Vespa tua berwarna merah yang kutumpangi saat ini tiba-tiba mogok ditengah jalan. Lengkap sudah kesialanku hari ini, dengan segera kutepikan motorku kepinggir jalan sebelum aku kembali mendapatkan umpatan dan makian-makian receh dari para pengguna jalan yang lain.
Menghela napas, aku membuka helm sambil tiada henti-hentinya merutuki nasib burukku ini. Mataku menatap kosong lalu lalang kendaraan menerima pasrah keadaan, sampai akhirnya tanpa sengaja pandanganku menangkap seorang gadis cantik berseragam putih abu yang tengah berlari ditrotoar seberang jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Bidadari
Teen FictionKupikir kau adalah satu-satunya yang nyata diantara perempuan- perempuan yang mendiami dunia khayalku, namun ternyata kau juga salah satu bagian dari mereka. Baiklah, kubiarkan kau hidup bahagia bersama orang lain, tapi bukan berarti aku menyerah. A...
