PT. Griya Hijau Indah, disingkat GHI, adalah perusahaan pengembang properti yang didirikan oleh ayah dan dua orang sahabatnya. Om Omar dan Om Alam.
Ayahku bukan pemilik saham terbanyak, melainkan Om Omar Prasetyo. Sayangnya putra-putri Om Omar, Adam dan Karissa sama-sama tidak tertarik untuk meneruskan usaha ayah mereka. Demikian pula anak-anak Om Alam.
Berbeda denganku, sejak dulu sudah mencintai bidang yang digeluti ayah. Bahkan saat masih kuliah dulu, sering ikut dilibatkan dalam sejumlah proyek.
Setelah lulus dan memegang gelar Sarjana Teknik Sipil, aku secara resmi bergabung di GHI.
Dua tahun lalu, Om Omar, Om Alam, dan ayah memutuskan pensiun. Mereka memilih bertindak sebagai komisaris saja. Saat itulah aku didaulat memegang tampuk puncak pimpinan perusahaan.
"Pak Adhyaksa, sudah selesai inspeksinya?" tanya Sania, sekretaris kantor perwakilan.
Aku mengangguk.
"Sania, tolong panggil Aisyah. Suruh ke ruangan saya."
Kening perempuan berusia 25 tahun itu berkerut. "Kenapa, Pak? Ada yang bisa dibantu? Mau pesan makan?"
Aku menggeleng. "Tolong panggil Ais aja. Saya mau bicara sama dia.
"Ais nya sedang ke luar, beli pesanan makan siang anak-anak kantor. Oh, iya... Pak Aksa kan belum pesan makan, mau sekalian? Biar saya kontak HPnya Ais," kata Sania.
Aku menggeleng.
"Nanti saja. Tolong kalau Ais sudah datang, dia suruh nemuin saya," perintahku sambil beranjak menutup pembicaraan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahligai Adhyaksa #1 Unplanned Love Series
RomanceWarning: This is teaser version. Thank you.... Namaku Adhyaksa Yustisia, CEO sebuah perusahaan pengembang properti. PT. Griya Hijau Indah, itulah perusahaan yang kupimpin. Sebagai CEO aku seharusnya tidak berkantor di kantor perwakilan di lokasi pro...