Status

13.2K 1.5K 19
                                    

"Mohon maaf sebelumnya Bapak. Saya hanya ingin mengingatkan perihal janji Pak Aksa pada saya sebelumnya. Bapak janji tidak akan marah atau menertawakan ide saya soal dua cara satu kesatuan itu, Pak."

Aku menghela nafas dan menggeleng.

"Saya gak marah. Cuma bingung. Maksud kamu minta saya nikahin kamu itu apa? Kamu sadar dengan apa yang kamu minta itu?"

Ais menelan ludahnya. Wajahnya masih tampak memucat. Lalu dia mengangguk perlahan.

"Sadar, Pak... saya juga tahu diri... siapa sayah... siapa Pak Aksa. Da saya juga enggak ngimpi untuk berumah tangga dengan Bapak. Ini cuma... cuma... buat status sajah," terangnya dengan nada bergetar.

"Status?" tanyaku tambah bingung.

"Maksud kamu, nikah siri?"

Ais menggeleng bertubi-tubi.

"Bukan nikah siri. Atuh percuma itu mah gak ada suratnya. Nikah resmi di KUA, jadi ada suratnya. Nah, Ki Somad gak bisa berkutik kalau ngeliat buku nikah kita. Pan kalau dia macam-macam jatohnya perbuatan melawan hukum, iya kan Pak?"

Aku menggeleng. "Ais...praktik rentenir juga sudah terkategorikan sebagai perbuatan melawan hukum. Kalau kamu mau, saya bisa minta Desta untuk mewakili kamu membuat laporan ke kepolisian," saranku.

Desta adalah pengacara internal perusahaan yang ditempatkan di kantor perwakilan Cianjur untuk menangani beragam masalah perizinan, surat kontrak, dan hal-hal sejenisnya yang berkaitan dengan legalitas.

Ais kembali menggeleng, kali ini dengan perlahan.

"Masalahnya Bapak... Ki Somad itu bukan orang sembarangan. Ceuntengnya banyak."

"Ceunteng?"

Ais mengangguk. "Jagoan kampung. Semacam... umm... bodiiigar gituh, bener yah?"

"Bodyguard," aku mengoreksi.

Ais mengangguk.

"Iyah itu. Kalau saya tidak terikat pernikahan dengan seseorang, saya mah akan selalu merasa was-was. Seseorangnya juga kalau bisa yang punya pengaruh. Kalau kayak kang Juned mah saya rasa percuma juga."

Keningku berkerut.

"Kang Juned?"

Ais mengangguk.

"Kang Juned. Kuli bangunan, anak buah Pak Rudi. Dia emang udah lama ngedeketin saya. Tapi saya gak mau da waktu itu masih sekolah. Belum kepikiran. Terus, muncul masalah Ki Somad. Nah, Kang Juned mundur. Takut ceunah Pak sama Ki Somad."

Aku menggeleng menyimak perkataan Ais. Bingung harus menanggapi apa.

"Jadi, gimana, Pak? Bapak bisa nolongin saya? Ini buat status aja sambil saya nyicil utang. Nanti kalau sudah lunas, nah... kita cerai."

"Hah?"

Mahligai Adhyaksa #1 Unplanned Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang