Surga Dunia

20.8K 1.4K 112
                                    

Ais berbaring menyamping di peraduan, aku memeluknya dari belakang.

"Udah dong, Mah jangan nangis terus..." kataku sambil mengusap rambutnya.

"Kan-kan Ais juga udah bilang dari wak-waktu ituuu..." katanya di sela isakannya.

Aku mengecup samping kepalanya.

"Bilang apa?" tanyaku lembut.

"Ki-kita ni-nikah status ajaaa... gak usah nikah beneraaan," ucapnya masih terus menangis.

"Ya gak bisa gitu, Mah," ucapku lembut sambil mengusap air matanya.

"Bisaaa... Ais tetep kok ma-masakiiin... beresin ru-rumahhh... nyuciiii... nyetrikaaaa..."

"Yah, itu gak cukup. Lagian yang kayak gitu-gitu bisa nyuruh orang... kalo nikah cuma status kan gak bisa gini..." aku mendekapnya semakin erat masuk ke dalam rengkuhanku.

"Gak bisa giniii..." ucapku lagi sambil menghujaninya dengan kecupan di wajahnya.

"Gak bisa megang ini..." bisikku sambil meremas payudaranya.

"Gak bisa nikmatin iniii..." rayuku sambil membelai area pribadinya yang berbalut piyama batik.

"Uh-uhh... Pak Aksa mah malah becanda," rengeknya.

Aku terkekeh. "Tuh kalo lagi ngambek, pasti deh Pak Aksa lagi..."

Ais cemberut tapi tak membalas kata-kataku.

Aku lalu memposisinya berbaring di bawah, aku di atas.

Lalu mengusap pipinya.

"Udah jangan nangis, Mah. Tenang aja... biarkan mereka sibuk ngomongin kita, kita asyik-asyik aja, ya?" rayuku, masih berusaha menghilangkan kesedihannya.

Perlahan Ais menyentuhkan tangannya di rahangku. Matanya mempelajari rautku.

"Papah kenapa mau nikah beneran sama Mamah?"

Aku tersenyum. Senang mendengar Ais mengucap 'Papah' dan 'Mamah' lagi, itu tandanya kami sudah baikan. Marahnya sudah reda.

"Yah, beberan lah... rugi kalau cuma status aja..."

"Rugi? Maksudnya karena udah bayarin utang ke Ki Somad?"

"Bukan ituuu... rugi kalau gak nikah beneran. Liat aja nih, ihh... Mamah cantik banget sih. Geulis pisan, yah bener gak ngomongnya gitu?" godaku.

"Ihh... gombal," katanya, tapi segurat senyum tampak menghias bibirnya.

"Ihh siapa yang gombal... faktaaaa..." candaku sambil menghujani lagi wajahnya dengan kecupan.

Aku tahu, pernikahan ini jauh dari kata ideal. Halangan dan rintangan masih akan menghadang.

Tapi....

Aku bersumpah, sampai kapan pun kan kupertahankan.

Tidak akan pernah aku akan melepaskan Aisyah.

Selamanya... hingga akhir hayat.

Pernikahan ini, adalah surga duniaku.

====End of teaser. Thank you for reading 🙏🙏🙏😘😘😘😍😍😍

Mahligai Adhyaksa #1 Unplanned Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang