~ Gue selalu merasa takut jika berhadapan dengan mereka berdua ~
-Ratunesya Adhawiyah Rabhia
---
Ratu terus mundur saat Viona berjalan menuju ke arahnya. Perasaan takut bercampur khawatir menjadi satu di dalam diri Ratu.
"Apa salah gue Vi, sampai lo segitu benci sama gue?" Akhirnya pertanyaan dalam benak Ratu keluar dari mulutnya.
"Karena gue enggak suka lihat lo yang selalu jadi perhatian sekolah," Viona berterus terang.
"Elo mau tau kenapa Mala sama Uya benci banget sama lo," Kata Viona dengan tatapan merendahkan.
"Itu karena elo itu selalu cari perhatian dan sok-sok berlagak seperti pemimpin!" Viona memberikan tatapan yang sangat tajam.
Ratu yang mendengar penjelasan itu merasa sesak, dan saat ini dia merasa lemas.
Viona dan Nanda pun meninggalkan Ratu sambil tertawa dengan jahat.
Ratu pun berjalan dengan lunglai menuju ke taman. Dan ada sedikit air Mata yang keluar dari sudut matanya.
~:::~:::~
"Kenapa lo lama banget?" Tanya Dila saat melihat Ratu sudah sampai di taman.
"Gue barusan dari bawain buku ke Perpustakaan," Jawab Ratu berbohong karena tidak mau membuat semua orang khawatir.
Semua orang mengangguk pertanda mereka percaya. Dinda juga ikut mengangguk tapi ia merasa kalau Ratu sedang berbohong.
Sampai waktu istirahat berakhir Ratu tidak pernah berbicara, dan itu membuat Dinda merasa keanehan terhadap Ratu.
Di kelas Dinda sedang berlangsung pelajaran Kimia yang di ajari oleh Pak Kuslan.
Tapi Dinda tidak bisa konsentrasi dengan pelajaran karena pertanyaan yang menumpuk dalam pikirannya.
Mujahid yang merasa ada yang aneh pada Dinda, langsung merobek kertas lalu menuliskan sesuatu lalu memberikan kertas itu kepada Dinda.
'Lo enggak papa kan?' Tanya Mujahid lewat surat itu.
Dinda melihat ke arah Mujahid lalu menulis di kertas tersebut.
'Iya, gue enggak papa kok,' Jawab Dinda.
Setelah itu tidak ada lagi percakapan surat menyurat di antara mereka.
~:::~:::~
Jam pelajaran telah selesai dan berarti saatnya untuk pulang. Pak Kuslan pun keluar dari kelas dan mempersilahkan anak-anak untuk pulang.Dinda, Mujahid, dan Aya pun keluar bersama dari kelas. Sebelum pulang mereka pergi ke kelas Ratu untuk mengajaknya untuk pulang bersama.
Baru saja mereka ingin ke Kelas Ratu, Ratu sudah ada di depan Mereka bersama dengan Alika dan Dila.
"Eh, kita barusan mau ke kelas kalian lo tadi," kata Aya kepada tiga orang yang berada si hadapannya.
"Itu berarti kita lebih cepat dari kalian," Kata Dila.
Aya pun menggaruk pipinya yang agak gatal.
"Aya!" Ada orang yang memanggil Aya, Aya pun berbalik mendapati kakaknya yang sedang menuju kepada dirinya.
Erlangga bersama dengan Aditya, mereka berdua adalah kakak kelas idaman bagi semua adik kelas.
Pesona mereka berdua begitu kuat di hadapan para siswi di sekolah. Tapi pada saat Fauzan sudah ada di sekolah itu, membuat posisi mereka bergeser.
"Enggak usah teriak kali kak," Kata Aya, karena ia tidak bisa mendengar orang yang berteriak itu membuat gendang telinganya serasa mau rusak.
Sang kakak hanya menaikkan dua jarinya. Tatapan Erlangga menuju ke arah Mujahid yang sedang berdiri di antara Dinda dan Ratu.
"Mujahid enak banget lo di kelilingi sama siswi cantik," Kata Erlangga meledek.
"Iya dong, itu berarti gue itu cakep, karena di kelilingi sama cewek cantik," Ucap Mujahid narsis.
"Kecuali sama Nenek Lampir ini," Mujahid menatap ke arah Ratu. Ratu serasa ingin mencakar wajah Mujahid sekarang.
Semua orang yang berada di situ merasa ingin muntah karena ucapan Mujahid yang begitu penuh percaya diri.
"Lo jangan sok percaya diri deh, muka aja pas-pasan kok," Ratu meledek Mujahid.
Dan semua orang pun tertawa, sedangkan yang di tertawai hanya melipat tangannya kesal.
"Udah-udah kalian enggak usah ribut lagi," Lerai Aditya untuk mengakurkan pertengkaran mereka semua.
Mereka semua pun mengangguk, terkecuali Mujahid yang masih kesal dengan perlakuan teman-temannya.
Semua orang pun berjalan untuk pulang, sedangkan Mujahid masih berdiri di tempat sambil menyandarkan badannya di dinding. Dinda yang melihat itu menepuk pundak Mujahid.
"Udah, enggak usah Ngambek, kan kita cuma bercand," bujuk Dinda ke arah Mujahid.
Dinda pun melangkah menjauh, Mujahid tersenyum melihat kelakuan Dinda karena semakin hari banyak perubahan terhadap diri Dinda.
~:::~:::~
Dinda dan Mujahid sudah sampai di rumah. Dinda masuk ke dalam dapur untuk mengambil Air putih. Setelah itu Dinda pun pergi kembali ke tempat Mujahid berada.
"Lo tau Enggak, Din, lo sekarang banyak berubah ya," Kata Mujahid memuji perubahan sikap Dinda belakangan ini.
Dinda pun mengangguk menyetujui perkataan Mujahid karena beberapa hari ini dia banyak berubah.
"Gue naik ke kamar dulu ya, mau istirahat" Dinda pun berjalan menuju ke tangga lalu naik ke atas menuju ke kamarnya.
Sampainya di kamar ia segera mengganti pakainnya lalu segera menghempaskan badannya di kasurnya yang empuk.
'Tadi, kok gue rasa ada yang aneh sama Ratu ya?' Batin Dinda Bertanya.
"Apa gue telepon aja ya?" Tanya Dinda pada dirinya sendiri.
"Gue telepon aja deh" Dia pun mencari nomor Ratu lalu menelpon nya.
"Halo," Dinda segera berbicara saat Ratu sudah mengangkat telepon nya.
"Iya, lo kenapa telepon gue, tumben banget biasanya gue yang telepon?"
Ratunesya Adhawiyah Rabhia"Lo tadi di sekolah kenapa, lo kayak ada masalah?"
Dinda Savira Lestari"Gue enggak punya masalah kok"
Ratunesya Adhawiyah Rabhia"Oh,"
Dinda Savira Lestari"Emang kenapa lo tanya kayak gitu?" Ratunesya Adhawiyah Rabhia
"Gue cuman nanya aja sih,"
Dinda Savira Lestari"Kalau gitu udah dulu ya," Kata Dinda mengakhiri percakapan lalu mematikan teleponnya.
'Kenapa gue rasanya gue rasanya enggak percaya sama Ratu ya?' Batin Dinda bertanya-tanya kebingungan.
"Mending gue tidur aja deh," Dinda pun menutup matanya lalu terelelap dalam tidur nya.
~:::~:::~
Hai semua..Vote and komen ya..
![](https://img.wattpad.com/cover/120723022-288-k983658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [TAMAT]
Novela JuvenilCover by : @Gina Pascabela Judul Lama : Mysterious Girl Dinda Savira Lestari anak berprestasi di sekolah, tapi sayangnya dia agak tertutup dan membuat dia agak susah untuk bersosialisasi. Hingga suatu hari tanpa sengaja dia membantu seseorang dan m...