Kerja Kelompok

661 43 0
                                        

~ Kenapa persahabatan kita hancur hanya karena sebuah kecemburuan?

- Aldino Aditya Putra

-----

Semua siswa-siswi sudah ada di laboratorium. Begitu pula dengan anak kelas 8.A.

"Semua nya sudah hadir!" Bu Dewi melihat semua siswa-siswi.

"Iya, Bu!" ucap semua dengan kompak.

"Oke, kalau begitu kita bagi kelompok," Bu Dewi mulai melihat daftar nama para siswa.

Bu Dewi mulai mengucap nama siswa dan membagi kelompok. Dan tinggal beberapa orang yang belum di sebut namanya.

"Kelompok berikut nya Mujahid, Ratu, dan Alika," ucap Bu Dewi. Mujahid dan Ratu pun berbalik dan menatap Bu Dewi tidak terima.

"Ayolah Bu, masa saya sama Nenek Lampir ini sih Bu!" protes Mujahid kepada Bu Dewi.

"Enak banget lo bilangin gue nenek lampir!" Ratu mulai kesal dengan Mujahid.

"Kan emang lo Nenek Lampir" Mujahid mulai mengejek Ratu.

"Lo tu Ya, bikin gue naik emosi mulu!" Ratu sangat ingin mencakar wajah Mujahid sekarang.

"Tapi lo pasti enggak setuju kan kalau kita berdua sekelompok," Mujahid sudah tidak ingin berdebat.

"Mmm... kalau soal itu sih-" Ratu mulai berpikir.

"Ya, pastilah gue enggak setuju!" suara Ratu mengagetkan semua orang di ruangan itu.

"Kalau kalian tidak terima, maka silahkan kalian keluar dari sini!" kata-kata Bu Dewi membuat Ratu dan Mujahid menjadi diam.

Bu Dewi tak habis pikir kenapa kedua manusia ini tidak bisa akur.

Sedangkan Ratu dan Mujahid dan Ratu terkejut mendengar teriakan dari Bu Dewi. Kalau sudah begini apa yang boleh di buat. Hanya pasrah yang bisa mereka berdua lakukan.

Bu Dewi yang melihat Ratu dan Mujahid yang sudah diam pun tersenyum.

"Jadi yang tersisa cuma kalian bertiga," Bu Dewi menunjuk ke arah Dinda, Aya, dan Dila.

"Jadi, Ibu mohon dalam satu tim harus kerja sama. Semua nya mengerti kan!" ucap Bu Dewi saat sudah membagi kelompok mereka semua.

"Ngerti Bu!" ucap mereka semua bersamaan kecuali Ratu dan Mujahid yang hanya mengangguk lesu.

"Sebelum bekerja akan ada 3 kakak pembina dari kelas Sembilan," Bu Dewi pun mempersilahkan ketiga siswa itu masuk.

Yang masuk adalah...

Aditya, Erlangga, dan juga Aqil.

Semua siswi di laboratorium langsung terpesona. Dengan pengecualian terhadap Ratu, Dinda, Aya, Alika, dan Dila.

"Baiklah Ibu permisi sebentar," Bu Dewi pun keluar dari laboratorium.

"Baiklah semua nya mari kita mulai prakteknya," ucap Aditya dengan formal.

"Eh, tapi bentar yang tadi teriak siapa ya?" tanya Erlangga karena tadi ia sangat terkejut mendengar suara yang begitu keras.

Semua orang menunjuk ke arah Ratu dengan pengecualian Dinda, Dila, Alika, dan Aya. Dan Ratu merasa malu karena di tunjuk-tunjuk seperti itu.

Mujahid hanya terkikik karena puas melihat Ratu yang merasa malu.

"Sudah-sudah, lebih baik kita kerjakan sekarang!" Aditya yang melihat Ratu yang sangat sudah malu pun menyelesaikan acara tunjuk-menunjuk ini. Semua kelompok pun segera mengambil tempat untuk praktek.

Our Story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang