Nasi Goreng

3K 138 27
                                        

~Walau lo cuman nurutin permintaan gue cuma satu kali. Tapi itu adalah kebahagiaan terbesar buat gue~

-Mujahid Raga Angkasa

----

Suara bel yang nyaring berbunyi pertanda waktu untuk pulang, hukuman Mujahid sudah berakhir sejak dari tadi.

Dinda dan Mujahid langsung pulang ke rumah dengan naik taksi, karena tadi Farah menelpon Dinda bahwa dia tidak bisa menjemput mereka berdua karena ada urusan mendadak.

Sesampainya di rumah, Mujahid langsung tiduran di atas sofa karena merasa bahwa semua tulang nya terasa remuk karena membersihkan Toilet yang cukup kotor di tambah dengan baunya yang cukup menyengat.

Dinda hanya melihat Mujahid sebentar lalu naik ke lantai atas untuk mengganti seragam sekolahnya.

Setelah mengganti pakaiannya dia langsung menghempaskan badannya di atas Tempat tidurnya. Dia melihat sebuah bingkai foto yang berisikan foto seorang anak Perempuan yang tersenyum lebar bersama seorang Laki-laki paruh baya. Senyum anak itu menandakan anak itu begitu bahagia bahkan seperti tidak memiliki beban sedikitpun.

Dinda langsung mengalihkan pandangannya lalu melihat ke arah sebuah pot yang berisikan bunga mawar putih di atas meja.

'Tok-tok'
Ada orang yang mengetuk pintu, siapa lagi kalau bukan Mujahid.

"Din, buka dong!" lama-kelamaan suara ketukan pintu menjadi suara Gedoran.

Dinda yang merasa kesal langsung membuka pintu dan membuat Mujahid terjatuh.

'Bugh'

Mujahid terjatuh dan membuat jidatnya mencium lantai. Sedangkan Dinda nampak santai saja saat Mujahid terjatuh karena dia tau kalau Mujahid akan mengomelinya.

"Lo tu ya. Basain diri dong kalau orang ketuk pintu langsung dibuka dong!" Sudah Dinda duga kalau pasti Mujahid pasti mengomeli nya.

Dinda hanya mengangguk lalu. "Jadi, buat apa lo ke kamar gue?"

"Buatin gue Nasi Goreng dong," Pinta Mujahid ke Dinda dengan puppy-eysnya.

"Enggak," Dinda menolak permintaan Mujahid dengan tatapan datarnya.

"Ayolah Din kali ini aja lo buatin gue Nasi Goreng," Mujahid berusaha merayu Dinda.

"Boleh ya," Mujahid memasang wajah paling imut.

"Enggak," sekali lagi Dinda menolak permintaan dari Mujahid.

"Ayolah Din,"

"Enggak,"

"Plis..."

"Enggak,"

"Dinda gue janji deh enggak bakal ganggu lo lagi, kalau lo mau masakin gue Nasi Goreng," Mujahid memberi penawaran kepada Dinda

Dinda mulai mempertimbangkan penawaran Mujahid.

1 detik..

3 detik..

5 detik..

Akhirnya Dinda mengangguk, Mujahid tersenyum senang karena akhirnya ada juga permintaan nya yang di kabulkan oleh Dinda.

"Tapi. Sebelum gue masakin buat lo, lo harus ubah sifat tengil lo itu dulu. Terus lo harus jadi anak yang kalem di sekolah," Kata Dinda berpanjang Lebar.

Mujahid membuka mulutnya karena tidak pernah mendengar perkataan Dinda yang lebih dari lima kata.

"Gimana setuju enggak?" Dinda melipat kedua tangannya.

Our Story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang