~ Lo adalah seorang cewek yang begitu misterius, yang belum terpecah kan seluk-beluknya ~
-Ratunesya Adhawiyah Rabhia
----
Hari ini adalah pelajaran olahraga untuk seluruh kelas Delapan. Sekarang banyak siswa dan siswi kelas Delapan berada di lapangan sekolah.
Mereka melakukan pemanasan lalu melakukan Sit up di matras. Siswa siswi melakukan nya dengan bergiliran. Sekarang giliran Dinda untuk melakukan Sit up yang kebetulan berpasangan dengan Ratu.
Maximum yang harus di capai oleh perempuan adalah 30 kali Sit up. Ratu mulai menghitung, lalu bergantian lagi dengan Dinda. Setelah selesai maka selesai lah kegiatan Sit up-nya.
Pak Kuslan pun mempersilahkan anak-anak untuk istirahat sebentar."Sumpah gue capek banget," Ratu langsung duduk di sebelah Dila.
"Kalau bapak gue bilang ya, 'yang sabar ya nak' jadi lo musti kudu sabar," Dila meniru suara laki-laki dewasa.
"Gitu banget sih sama gue," Ratu melipat tangan nya di dada lalu memonyong kan bibirnya.
"Ih Dila enggak boleh gitu dong. Si Ratu ngambek tuh," Alika menunjuk ke arah Ratu yang sedang sangat kesal.
"Gitu aja kok kesel sih," Dila menoel-noel pipi Ratu. Ratu menepis tangan Dila lalu kembali melipat tangannya.
"Uh... kayak nya dia bener-bener kesel deh," Aya memperhatikan setiap inci muka Ratu dengan jarak yang cukup dekat.
"Ih... Aya apaan sih," Ratu mendorong muka Aya. Untung saja Aya tidak sampai terjatuh.
" Wah... Para cewek-cewek lagi ngapain nih... asik banget keliatan," kata seorang cowok bersama cowok yang lain.
"Woi Ilham, Bambang enggak usah ikut campur deh. Ini tuh kawasan untuk para cewek-cewek kece kayak kita-kita," Kata Aya Sambil mengibas-ngibas kan tangan nya, untuk mengusir dua makhluk astral ini.
"Kece banget ya... ampe-ampe berani ngusir 'Ilham Fradika Bramantyo' cowok terkeren di sekolah ini," Ilham melebih-lebihkan dirinya.
"Woi kok lo aja, emang gue enggak keren apa," Bambang merasa tidak terima karena dia tidak sebut sebagai cowok terkeren.
"Lo mah enggak usah di sebut, muka aja pas-pasan kayak gitu juga," Ilham merendahkan bambang yang memang punya muka yang agak pas-pasan.
"Sungguh teganya-teganya-teganya dirimu," Bambang mulai bernyanyi dangdut dan suaranya itu sangat begitu fals.
"Aduh, kalau kalian berdua mau tebar ke eksisan di sini, mending kalian pergi aja deh, di sini kalian enggak mungkin laku," Alika sudah sangat bosan melihat Ilham dan genk-nya.
"Ih, Alika jahat banget sih," perkataan Ilham begitu alay dan rasanya semua para cewek-cewek mau muntah sekarang.
Sedangkan Dinda hanya memutar kedua bola matanya. "Mending kalian pergi dari sini sekarang daripada kalian aku tinju pake bogem gue."
Kata-kata Dinda yang sangat dingin membuat Ilham dan Bambang sangat ketakutan. Dinda sengaja membuat suara nya agak lebih berat seolah-olah ia sedang menahan emosi.
"Ya, udah deh gue cabut dulu ya!" Ilham melambaikan tangan nya lalu segera pergi jauh.
"Wah, kayak nya mereka takut banget sama elo Din," Ujar Ratu saat melihat Ilham dan Bambang yang lari terpirit-pirit.
"Kasihan ya mereka," Aya melihat ke arah Dinda.
"Eh, tapi kenapa mereka takut banget sama kamu?" Dila bertanya karena merasa heran karena Bambang dan Ilham yang ketakutan karena selama ini mereka tidak pernah takut kepada siapa pun. Kecuali, kakak kelas dan orang keren di sekolah ini mereka pasti takut, tapi ini kok cewek yang mereka takuti, bener-bener mencurigakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [TAMAT]
Teen FictionCover by : @Gina Pascabela Judul Lama : Mysterious Girl Dinda Savira Lestari anak berprestasi di sekolah, tapi sayangnya dia agak tertutup dan membuat dia agak susah untuk bersosialisasi. Hingga suatu hari tanpa sengaja dia membantu seseorang dan m...