~ Lo selalu saja buat gue kesal, tapi setelah itu lo bujuk gue dengan kata-kata manis lo ~
~Dinda Savira Lestari
----
Wajah Dinda yang sudah terbiasa selalu bersemangat dan selalu di hiasi senyum, entah kenapa sekarang di tekuk dan murung.
"Dinda, tu muka kenapa?. Lagi baadmood ya Din?" Aya melihat muka dari sahabatnya yang satu itu yang terkenal akan cuek yang luar biasa.
Dinda hanya mengangkat kedua bahunya acuh. Dan ya Dinda diam-diam membenarkan perkataan Aya.
Dia memang sekarang sedang baadmood, alasannya karena kejadian semalam.
Flasback
Dinda sedang asik-asikkan makan snack yang dia beli tadi sore saat sedang mencari bahan untuk praktek Sains.
"Mujahid," Dinda memanggil Mujahid yang masuk ke dalam rumah secara diam-diam.
Dengan sangat terpaksa Mujahid pun harus berbalik. Gagal sudah rencananya untuk masuk secara diam-diam.
Mujahid menghampiri Dinda lalu duduk di sofa, lalu menunggu ucapan Dinda.
"Dari mana lo?" Dinda bertanya dan pandangan nya tetap ke arah televisi yang sedang menyiarkan sebuah berita tentang korupsi.
"Wah, tu orang enggak bener banget sih, masa korupsi uang negara sih!" Mujahid berusaha mengalihkan percakapan.
"Iya, enggak bener banget sih tu orang, cuman..." Dinda berhenti saat menyadari sesuatu.
"Lo mau rubah topik pembicaraan ya!" Dinda pun menyadari bahwa Mujahid ingin merubah topik pembicaraan.
"Ya...ketahuan deh," Mujahid menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Lagian kenapa lo mau ganti topik?" Dinda curiga terhadap Mujahid. Seharian penuh ini Mujahid bertingkah sangat aneh.
"Enggak pa-pa," Mujahid dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Ngaku enggak, pasti ada yang elo sembunyiin dari gue!" Dinda mengacungkan jari telunjuknya tepat di hadapan Mujahid.
"Enggak kok. Suer," Mujahid memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengah.
Dinda menatap ke Mujahid dengan tatapan menyelidik dan tajam.
"Lo enggak bohong kan," Dinda masih menatap Mujahid dengan tatapan yang menyelidik.
Mujahid hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya udah kalau gitu, jawab pertanyaan gue. Dari mana aja lo tadi?" Dinda mengulang pertanyaan yang tadi ia tanyakan ke Mujahid.
"Gue dari Cafe," untuk pertanyaan ini Mujahid harus jujur, karena ia tidak mau kalau dosa nya semakin bertambah hanya gara-gara ia bohong ke Dinda.
"Lagi ngapain lo ke Cafe?" Dinda bertanya lagi. Dinda sekarang merasa seperti polisi yang sedang menginterogasi tersangka.
Mujahid ingin segera pergi dari sini sekarang juga. Kalau seperti ini ia akan terus di pojokkan oleh pertanyaan Dinda.
"Astaga!" Mujahid menepuk jidat Nya. Dinda mengernyit heran.
"Gue lupa, gue belum kerja PR. Gue pergi dulu ya Din!" Mujahid segera melesat ke lantai atas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [TAMAT]
Fiksi RemajaCover by : @Gina Pascabela Judul Lama : Mysterious Girl Dinda Savira Lestari anak berprestasi di sekolah, tapi sayangnya dia agak tertutup dan membuat dia agak susah untuk bersosialisasi. Hingga suatu hari tanpa sengaja dia membantu seseorang dan m...