~ Gue baru tahu kalau lo sama si Mulut toa itu sepupuan ~
~Ratunesya Adhawiyah Rabhia
----
Mujahid dan Dinda sudah sedari tadi menunggu. Tapi Farah belum datang juga. Farah pergi belanja beberapa Pakain. Katanya Si sebentar tapi sekarang sudah cukup lama.
"Dinda, keliling yuk bosan gue disini!" Ajak Mujahid ke Dinda. Dinda pun mengangguk karena jujur ia sangat bosan karena menunggu Mamanya untuk belanja.
Mujahid dan Dinda pun berkeliling Mal. Saat berkeliling Mal Mujahid tak henti-hentinya berbicara yang tidak jelas. Dinda hanya mengabaikan Mujahid.
Dinda melihat sebuah toko buku, dan membuat Dinda menghentikan langkahnya. Perkataan Mujahid terhenti dan langsung menatap Dinda.
"Lo mau masuk?" Tanya Mujahid ke Dinda saat melihat Dinda memperhatikan toko buku tersebut.
Dinda pun mengangguk dengan masih melihat-lihat toko buku tersebut.
"Kalau mau masuk, masuk aja enggak ada yang ngelarang kok," Kata Mujahid sangat penasaran melihat kelakuan Dinda.
Dinda pun masuk ke dalam Toko buku tersebut. Mata Dinda melihat semua isi dari toko buku tersebut.
Dinda berjalan-jalan mengelilingi toko buku itu. Mujahid yang penasaran terus mengikuti Dinda dari belakang.
"Woi Dinda lo sebenarnya cari apaan sih?" Rasa penasaran Mujahid pun sudah memuncak.
"Kepo loh," Jawab Dinda, Mujahid tidak terkejut lagi karena sudah terbiasa.
"Tapi bisa kan lo tanya gue kenapa lo keliling toko buku ini?" Kata Mujahid kesal karena dia sudah lelah terus berkeliling.
Dinda pun berhenti dan membuat Mujahid berhenti. Dinda mengambil satu buku Novel yang menurutnya sangat menarik.
Dinda tersenyum kecil melihat sinopsis cerita itu. Mujahid yang melihat itu juga ikut-ikutan tersenyum.
Dinda bisa bahagia dan tersenyum hanya karena hal-hal yang paling sederhana.
'Kenapa lo bisa senyum hanya karena hal-hal yang sederhana sih Din?' batin Mujahid penuh tanya.
"Dinda!" Ada seseorang yang memanggil Dinda dari belakang.
Dinda berbalik dan melihat seseorang yang begitu tak asing di mukanya. Ya, dia adalah Ratu ditemani oleh seseorang.
"Lo ngapain di sini?" Tanya Ratu, Ratu tidak menyadari ada yang melihatnya dengan shok.
"Beli Buku," Jawab Dinda sambil melirik-lirik orang ada di samping Ratu.
"Oh ya gue lupa, kenalin ini Cahyani Difinka Ramadhani, bisa di panggil Aya."
"Enggak usah ngenalin tu orang sama gue Kali" Kata Mujahid sinis, Ratu melihat ke samping Dinda.
Ratu terkejut lalu segera menormalkan ekspresinya.
"Gue kenalinnya juga bukan sama lo kok," Balas Ratu dengan sinis.
"Kalian berdua udah saling kenal?" Tanya Dinda bingung karena melihat dua manusia yang melempari tatapan sinis.
"Iya, malahan udah lama banget," Kata Mujahid sambil menatap Ratu dengan sinis.
Ratu mengalihkan pandangan nya karena tidak mau di buat pusing sama Mujahid.
"Mujahid siapanya elo?" Ratu bertanya ke Dinda.
"Sepupu gue," Dinda melirik ke arah Mujahid.
"Sepupu gue yang paling nyebelin" Sambung Dinda dan membuat Mujahid sangat kesal.
"Dinda lo kenapa bilang gitu sih," Kata Mujahid tidak terima.
"Emang kenyataannya gitu kok," Kata Dinda santai.
Mujahid pun semakin kesal karena kata-kata Dinda, seperti sedang mendukung Ratu.
"Ratu bisa cepetan enggak," Akhirnya Aya bersuara. Ratu pun mengangguk lalu berjalan menuju ke arah buku-buku yang banyak.
Dinda pun berjalan ke arah kasir di ikuti oleh Mujahid yang masih dengan perasaan kesalnya.
Mereka berdua pun sudah sampai di Kasir. Mujahid memperhatikan orang yang ada di depannya.
'Kok rasanya kenal ya,' Batin Mujahid berkata.
Mujahid pun menepuk pundak orang tersebut. Orang itu pun berbalik dan terkejut melihat Mujahid.
"Mujahid,"
"Erlangga," mereka saling menunjuk-nunjuk.
Dinda bertambah pusing karena berapa banyak kenalan Mujahid sebenarnya.
"Mujahid, dia siapa lagi?" Tanya Dinda yang sudah kelewat pusing.
"Ini tuh, ketua tim basket di sekolah kita, namanya Rezha Aditya Erlangga,"
Dinda hanya mengangguk-angguk mengerti. Erlangga pun meneliti Dinda dari atas ke bawah. Dinda yang di tatap merasa risih.
"Apa lo liat-liat!" Kata Dinda galak dengan tatapan tajamnya.
"Enggak," Kata Erlangga sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Dinda yang tidak peduli langsung ke kasir meninggalkan Mujahid dengan Erlangga.
Mujahid hanya menggelengkan kepalanya karena sifat Dinda yang tidak terlalu suka bersosialisasi.
"Mujahid lo mau enggak nginap di rumah gue?" Tawar Erlangga ke Mujahid.
"Sorry bro, gue lagi enggak mau kemana-mana dulu," Mujahid menolaknya.
"Ya, udah terserah loh aja sih," kata Erlangga pasrah.
"Eh, bentar lo kok ada di sini, kenapa Aya bareng sama si Nenek Lampir?" Mujahid bertanya ke Erlangga.
"Malas gue sama mereka, daritadi bicarain Fauzan mulu."
"Fauzan yang lagi most wanted itu ya?" tanya Mujahid sekali lagi. Dan Erlangga hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Gue cabut dulu ya. Mau samperin si Nona Es," Mujahid melambaikan tangan lalu segera pergi.
~:::~:::~
"Kalian berdua darimana?" Tanya Farah saat melihat Dinda dan Mujahid dengan tatapan khawatir."Dari keliling Tante" Jawab Mujahid dengan tersenyum.
"Mama di situ dari mana aja lama banget?" Tanya Dinda sambil melipat tangannya di dada.
Farah hanya cengesan tidak jelas. "Mama minta maaf ya, soalnya tadi Mama lupa waktu tadi" Farah meminta maaf sambil mengangkat dua jarinya.
"Kalian udah kan belanjanya?" Tanya Farah kepada dua anak manusia yang ada di depannya.
"Udah," Kata Mujahid dan Dinda serempak.
"Kalau gitu Ayo pulang," Kata Farah sambil berjalan ke arah pintu keluar Mal.
Dinda dan Mujahid pun mengikuti Farah dari belakang.
~:::~:::~
Mobil pun sampai di halaman rumah. Farah, Dinda, Dan Mujahid pun Masuk ke dalam rumah.
"Aduh capeknya," Mujahid langsung mengempaskan badannya di Sofa.
Dinda langsung naik ke atas menuju kamarnya. Dinda mengganti Bajunya dengan Baju tidur.
Dinda pun langsung menuju tempat tidurnya lalu menutup matanya. Menuju ke alam mimpi yang indah.
~:::~:::~
Hai guys..
Seperti biasaVote + Komen ya :)
![](https://img.wattpad.com/cover/120723022-288-k983658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [TAMAT]
Novela JuvenilCover by : @Gina Pascabela Judul Lama : Mysterious Girl Dinda Savira Lestari anak berprestasi di sekolah, tapi sayangnya dia agak tertutup dan membuat dia agak susah untuk bersosialisasi. Hingga suatu hari tanpa sengaja dia membantu seseorang dan m...