~ Ini emang salah gue. Seharusnya gue jelasin ini sejak awal ~
-Ratunesya Adhawiyah Rabhia
---
Mujahid saat ini masih ada di rumah Ratu. Keadaan masih hening semenjak Dinda pergi dari rumah Ratu dengan histeris.
"Jadi..." Mujahid membuka perbincangan diantara mereka bertiga.
"Gimana kabar Om?" tanya Mujahid berbasa-basi.
"Om baik kok. Kalau kamu?" jawab Frans lalu bertanya balik.
"Baik juga Om," jawab Mujahid. Suasana menjadi canggung karena untuk pertama kalinya lagi Mujahid bertemu dengan Frans.
"Kok jadi gini sih suasananya. Enggak enak tau," ucap Ratu sambil memajukan bibirnya beberapa senti.
"Hahaha... Habisnya tamu kita diam mulu sih," canda Frans. Mujahid hanya menggaruk tengkuknya.
"Kalau Dinda gimana kabarnya?" tanya Frans. Dia menanyakan putrinya satu itu.
"Dulu dia jadi pendiam, dingin, dan tertutup. Dia enggak suka gabung sama teman-temannya. Dan pelan-pelan semua orang jauhin dia," jelas Mujahid dengan raut wajah sedih. Dia sedih mengingat bagaimana sikap Dinda yang dingin dulu.
"Tapi, akhir ini dia menjadi agak lebih baik. Menjadi Dinda yang terbuka lagi sama orang. Tapi, sekarang mungkin dia jadi trauma lagi," jelas Mujahid.
"Ini semua salah Om. Andai aja Om enggak cerai sama Ibunya Dinda. Dinda enggak mungkin jadi gini," ucap Frans dengan penuh penyesalan.
"Semuanya udah berubah Om. Mulai dari sikap Dinda. Dan panggilan Dinda sama Tante Farah udah berubah," Mujahid terus menjelaskan perubahan kecil dari Dinda.
"Panggilan Ibu diganti menjadi Mama. Dinda yang dulu cengeng sekarang menjadi gadis yang tangguh," jelas Mujahid.
"Pokoknya semuanya enggak seperti dulu lagi," ucap Ratu setelah terdiam lama.
"Andai aja waktu bisa diulang. Om pengen banget perbaiki semua kesalahan Om di masa lalu."
"Tapi itu semua enggak bakal bisa terjadi, Pa," ucap Ratu sedih.
"Papa mau masuk ke dalam dulu ya," ucap Frans. Mujahid dan Ratu mengangguk.
"Ini semua salah gue," Ratu menutup wajahnya dengan telapak tangannya.
"Seharusnya gue ngejelasin semua ini dari awal," Ratu benar-benar menyesal tidak jujur sejak awal.
"Ya... Mau gimana lagi. Waktu enggak bisa diputar lagi kan. Jadi ya udah pasrah aja," ucap Mujahid.
"Hid, emang gue salah banget ya di mata Dinda. Sampai-sampai Dinda marah banget sama gue?!" Ratu sekarang menjadi tak terkendali. Rasa bersalah menyelimuti dirinya.
"Lo jangan salahin diri lo terus," Mujahid menatap iba kepada Ratu. Orang yang selalu menjadi lawannya dalam adu mulut. Sekarang tampak rapuh dan menyesal.
"Tapi bener kan gue salah!" Ratu menjadi semakin histeris. Air Mata mulai jatuh dari pelupuk matanya.
"Bukan gitu Rat, Dinda masih trauma lihat Om Frans," Mujahid berusaha meyakinkan Ratu kalau dia tidak salah.
"Gue balik dulu ya Rat. Nanti tanya Om Frans ya," Mujahid memegang pundak Ratu.
"Pesan gue sama lo jangan salahin diri lo terus ya," Mujahid mengelus pundak Ratu lalu pergi.
~:::~:::~
"Mujahid kamu dari mana aja?" tanya Farah saat melihat Mujahid baru datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [TAMAT]
Teen FictionCover by : @Gina Pascabela Judul Lama : Mysterious Girl Dinda Savira Lestari anak berprestasi di sekolah, tapi sayangnya dia agak tertutup dan membuat dia agak susah untuk bersosialisasi. Hingga suatu hari tanpa sengaja dia membantu seseorang dan m...