6. Idea?

580 44 0
                                    

Kayreen menghembuskan napasnya dengan keras beberapa kali lantaran merasa kesal dengan Alex. Sepertinya Kayreen harus menunda sesi interogasinya untuk Alex.

Kayreen meletakkan ponselnya di atas nakas, lalu membaringkan tubuhnya dan menutup matanya rapat. Ia yakin Alex akan pulang paling awal pukul satu atau dua malam. Dan Kayreen tak mau membiarkan matanya berkantung bila ia menunggu Alex pulang.

'Lebih baik aku tidur' batin Kayreen.

***

"Alex!!!"

Ini yang ke enam kalinya Kayreen berteriak tepat di depan telinga Alex. Namun bukan Alex namanya kalau dia bisa bangun hanya dengan enam teriakan maut milik Kayreen. Dan Kayreen kemudian meneriakkan nama Alex sekali lagi sambil mengguncang tubuh Alex dengan keras untuk mengakhiri ritualnya. Inilah yang kedua bersaudara itu lakukan bila Alex pulang larut. Kayreen berteriak memanggil Alex sebanyak tujuh kali dan Alex hanya bergumam dibawah bantal yang ia telungkupkan diatas kepalanya.

Kayreen yang sudah merasa puas itu pun pergi dari kamar Alex, lalu turun untuk sarapan. Kayreen tidak akan membuka sesi interogasinya untuk Alex pagi ini. Bisa-bisa ia seperti berbicara pada tembok.

"Alex! Aku ke supermarket!" teriak Kayreen dari ruang makan. Ia kemudian bangkit dari duduknya untuk membersihkan piring yang tadi ia gunakan. Alex akan memotong uang jajannya bila Kayreen ketahuan tidak membersihkan piringnya setelah makan. Sederhana memang, namun itu hanyalah sebagian kecil pengajaran yang diberikan Alex untuk adiknya, sebagai tanggung jawabnya sepeninggal orang tuanya.

Tak ada jawaban memang dari Alex, namun Kayreen tahu bahwa Alex mendengarnya.

Kayreen memakai jaketnya lalu berjalan keluar rumah. Ia hendak ke supermarket hari ini, mengingat persediaan bahan makanan yang kian menipis.

"Huft...."

Hembusan napas Kayreen itu memulai petualangannya di supermarket hari ini.

***

"Hey, stop!" teriak Justin sambil tetap berlari mengejar seorang wanita paruh baya yang ia yakini sebagai ibunya, ibu kandungnya.

Beberapa kali Justin berucap kata 'maaf' saat beberapa orang ditabraknya. Namun kemudian ia berhenti melakukannya lantaran sebelum ia bisa mengucapkan maaf, ia telah tersungkur dengan seseorang dibawahnya.

"Hey! Cepat bangun! Ughh, berat sekali." ucap seseorang di bawah Justin. Justin kemudian dengan cepat bangkit, lalu menolong seseorang yang ia jatuhi tadi. Dan secepat kilat, ia berlari meninggalkan orang tadi untuk mengejar wanita paruh baya yang hampir berhasil ia tangkap tadi.
"Berhenti! Please!" ucap Justin seraya menarik pergelangan tangan wanita tadi. Dengan cepat, wanita berambut hitam itu menyentakkan tangan Justin dan dengan sigap menyembunyikan tasnya di belakang tubuhnya.

"Siapa kau?!"

Justin terkejut saat ia melihat dengan jelas wajah wanita yang sedari tadi ia kejar. Ternyata ia salah orang. Hanya rambutnya saja yang mirip.

"Maaf, ternyata aku salah orang," Justin menggaruk tengkuknya seraya tersenyum kikuk, "kukira kau ibuku." ucapnya kemudian.

"Ya Tuhan, aku masih muda. Mana mungkin aku bisa memiliki anak yang sudah besar sepertimu? Anakku masih berumur empat tahun," ucap wanita tadi, "kukira kau mau merampokku. Jadi aku lari." lanjutnya kemudian.

"Maaf telah membuatmu takut. Aku hanya sedang mencari ibuku, dan entah kebetulan atau bukan, rambutmu sama persis dengan rambut ibuku. Jadi, yeah... aku mengira kau ibuku lalu mengejarmu. Aku tak menyangka kalau kau akan mengira bahwa aku akan merampokmu." ucap Justin seraya terkekeh pelan.

Complicated (JB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang