"Mom...,"
Entah sudah berapa kali Kayreen menggumamkan satu kata itu malam hari ini dalam keadaan terlelap. Kayreen mengigau. Dan itulah yang akhirnya membuat Justin bangkit dari sofa dan melangkah mendekati ranjang tempat Kayreen tidur saat ini. Justin menempelkan punggung tangannya pada kening Kayreen kemudian menyadari sesuatu, Kayreen sakit.
Justin yang tak berpengalaman dalam menangani orang sakit itu pun tengah berpikir keras sekarang, memikirkan apa yang sekiranya dapat ia lakukan untuk mengurangi suhu tubuh Kayreen yang terlewat panas. Memeluk Kayreen. Itulah yang pertama kali terlewat di pikiran Justin. Ia kemudian membuka kausnya dan masuk ke dalam selimut. Jemarinya bergerak membuka selimut Kayreen yang menurutnya malah membuat suhu tubuh Kayreen semakin panas. Setelahnya, Justin melingkarkan lengannya di punggung Kayreen yang tengah tidur menyamping.
Kayreen bergerak tak nyaman saat Justin sedikit mengeratkan pelukannya. Justin kemudian sedikit melonggarkan pelukannya dan menggerakkan telapak tangannya naik turun di punggung Kayreen, memberikan sedikit rasa nyaman yang diharapkannya dapat membuat Kayreen terlelap tanpa bergumam kata 'mom'. Satu kata itu berjuta makna bagi Justin, menyadarkannya bahwa selama hidupnya Justin bahkan tak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu.
Entah itu hanya perasaannya atau mungkin sebuah kebenaran, Justin yakin bahwa Kayreen memiliki sesuatu yang menyakitkan di masa lalunya. Dan Justin sangat penasaran akan hal itu.
Sebuah gerakan membuat Justin keluar dari lamunannya. Kayreen membalas pelukan Justin. Walau Kayreen tengah tertidur, Justin merasa senang Kayreen membalas pelukannya. Entah sejak kapan perasaan itu muncul, Justin merasa bahagia walaupun hanya melihat wajah Kayreen, entah itu saat tersenyum, kesal, cerewet, apapun itu. Justin merasa bahagia. Namun satu hal yang tengah berada dalam pikiran Justin.
Apakah Kayreen juga merasakan hal yang sama?
***
Bulu mata cantik nan lentik itu bergetar merasakan cahaya yang menurut matanya terlalu terang. Perlahan, kelopak mata yang melindungi bola mata berwarna biru laut itu terbuka.
Mengerjapkan mata beberapa kali, Kayreen tersadar kalau ia melihat seseorang di depannya, lebih tepatnya dalam pelukannya. Entah apa yang Kayreen pikirkan, ia malah melihat wajah tampan didepannya tanpa berteriak dengan suara yang memekakkan telinga seperti yang dilakukannya tempo hari.
Kayreen teringat, tadi malam sebelum tidur ia merasakan kepalanya pusing dan tenggorokannya sakit. Dan Kayreen yakin bahwa malam harinya ia akan mengalami demam. Dan pagi ini, Kayreen terbangun dalam pelukan Justin. Kayreen yakin, Justin pasti memeluknya semalaman. Mengetahui akan hal itu, membuat wajah Kayreen terasa panas.
Tersadarkan dari lamunan sesaatnya, Kayreen mengangkat tangannya hendak menyingkirkan helaian rambut yang menutupi dahi pria berwajah tampan didepannya. Belum sampai Kayreen mendaratkan tangannya, pandangannya teralihkan ke bawah dari wajah Justin. Kayreen menyadari sesuatu, Justin tak memakai kaus. Itulah yang menyebabkannya kemudian mengeluarkan sebuah suara melengking, yang membuat Justin berjenggit kaget dengan mata membelalak, bahkan diikuti dengan jatuhnya tubuh Justin pada lantai.
"Arrgh!" Justin berusaha bangkit sambil memegang pantatnya yang entah kenapa terjatuh lebih dahulu tadi saat tubuhnya meluncur bebas dari atas ranjang.
"Ya Tuhan, Justin! Kau tak apa?!" Kayreen menyibakkan selimut yang tadi menutupinya kemudian bangkit dan meraih lengan Justin, "maafkan aku.." katanya kemudian saat melihat Justin yang meringis kesakitan dengan sebelah tangan melekat di pantatnya.
"Kau, menyakiti bokongku," Justin memasang wajah sedih sambil mengusap pantatnya sendiri. Kayreen yang melihatnya pun tengah berpikir, apa yang harus Kayreen lakukan sekarang. Bila lengan Justin yang sakit, mungkin Kayreen bisa membantu mengelusnya atau memijitnya. Namun, bagaimana dengan pantat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated (JB)
FanfictionHidup ini sangat rumit. Lalu, siapa yang akan kau salahkan dari kerumitan ini? Dan, bagaimana bila kau sendiri yang menyebabkan kerumitan itu?