[Flashback on]
"Hei!" Gloria melangkah kasar ke arah mobil yang baru saja menabraknya dari belakang. Goresan pada mobilnya tak bisa dianggap sepele, dan pengemudi tolol itu harus bertanggung jawab. Baru beberapa hari mobilnya menjalani perbaikan dan sekarang harus kembali tergores, itu bisa membuat Gloria murka.
"Keluar kau!" Gloria mengetuk-ngetuk pintu kaca mobil yang baru saja menabrak mobilnya dengan keras. Dia tak peduli kalau tangannya akan sakit, yang ia pedulikan hanyalah pertanggung jawaban atas goresan besar pada pantat mobilnya.
"Kau--" Gloria menghentikan perkataannya saat mengetahui siapa orang yang telah menabrak mobilnya. "Justin?""Oh, maaf. Apa aku tak punya hati?" Gloria mengernyitkan dahinya saat mengetahui Justin tengah mabuk. Terlihat dari matanya yang memerah, perkataan tak beraturan, dan bau alkohol yang menguar di indra penciumannya.
"Aku memang tak punya hati." Justin keluar dari mobilnya dengan langkah sempoyongan, lantas tiba-tiba memeluk tubuh Gloria.
"Just--"
"Aku tak punya hati, benar kan?" Justin terkekeh pelan.
"Kau mabuk, Justin!" Gloria dengan susah payah memapah tubuh liat Justin dengan kaki yang berusaha menutup pintu mobil Justin. Setelahnya, Gloria membawa Justin menuju mobilnya.
"Aku tak punya hati, hahaha!!" Tak peduli dengan gumaman-gumaman Justin, Gloria segera menutup pintu mobil dan mengitari mobilnya lantas masuk ke dalam mobil. Gumaman-gumaman Justin semakin terdengar tidak keruan, terlebih Gloria merasakan sesuatu dari gumaman itu. Kesakitan. Gloria yakin Justin mengatakannya penuh kesakitan. Dan Gloria yakin semua ini pasti ulah Kayreen.
"Aku tak punya hati!" Itu perkataan terakhir Justin, sebelum Justin akhirnya pingsan dan tertidur di atas paha Gloria.
Gloria tersenyum menatap wajah Justin dari atas, terlihat amat tampan. Namun kemudian seringai muncul pada wajahnya.
"Let's the game begin."
***
Justin mengerjapkan matanya yang terasa amat berat. Ia lantas meringis saat merasakan pusing yang teramat sangat menyerang kepalanya. Dilarikannya sebelah tangannya untuk memijat pelipisnya, namun kemudian sebuah tangan menahannya.
"Pusing?" tanya orang itu. Dan Justin yang memang masih merasakan pusing hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan. Ia juga hanya bisa menurut saat kepalanya diletakkan pada sesuatu yang hangat, sebuah paha. Dapat dengan jelas Justin rasakan, orang itu memijat pelan pelipis Justin, membuat Justin meloloskan desahan kelegaan karena pusingnya sedikit mereda.
"Thanks--"
"Ssst, jangan bicara dulu. Kau bisa semakin pusing, Justin," kata orang itu.
Dengan berat, Justin membuka kedua kelopak matanya dan menemukan eksistenti Gloria yang tengah tersenyum ke arahnya.
"Gloria?"
"Yaa? Maaf lancang membawamu pulang ke rumahku. Tapi kau tahu, kau tadi malam--"
"Terima kasih," bisik Justin terdengar tulus. Gloria tersenyum lembut, lantas kembali memusatkan perhatiannya pada kepala Justin.
"Maaf merepotkan, kurasa pusingku sedikit berkurang." Justin berusaha bangkit, kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur.
"Minum ini, kau akan merasa lebih baik." Gloria menyerahkan segelas susu pada Justin. Justin tersenyum lantas mengambilnya.
"Thanks." Justin meminum susu yang Gloria berikan sampai tandas, setelahnya ia menyerahkan gelas kosong itu pada Gloria. Tak ada percakapan sedikitpun setelahnya. Gloria dan Justin sama-sama terdiam.
![](https://img.wattpad.com/cover/119278953-288-k975762.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated (JB)
FanfictionHidup ini sangat rumit. Lalu, siapa yang akan kau salahkan dari kerumitan ini? Dan, bagaimana bila kau sendiri yang menyebabkan kerumitan itu?