32. Brother

343 39 33
                                    

[Flashback on]

"Kay! Kau pasti tak akan percaya ini! Ak-aku melihat itu--"

"Hei, katakan pelan-pelan Glo. Lagipula, apa yang membuatmu sampai sepanik ini?" Kayreen menjepit ponsel di antara telinga dan pundaknya, sedang tangannya sibuk membenarkan sepatunya.

"Aku tak mau bilang apapun, oh ya Tuhan ..., cepat kesini Kay!"

Kayreen menukikkan sebelah alisnya, namun tak urung ia mengiyakan permintaan Gloria. "Baiklah, 5 menit."

"Ya, kuharap lebih cepat," balas Gloria dari seberang sana.

Tak menunggu jawaban Kayreen, Gloria terlebih dahulu memutus panggilannya.

***

Kayreen menyapukan pandangannya ke seluruh penjuru klub mencari keberadaan Gloria. Ya, tempat mana lagi yang Gloria maksud selain tempat ini? Namun disaat matanya sibuk menari-nari, entah kenapa jantungnya berdegub semakin kencang. Lalu kemudian saat mata itu terpaku pada suatu titik, barulah Kayreen sadar, seberapa besar masalah yang terjadi.

Tanpa menunggu lama lagi, Kayreen melangkah secepat yang ia bisa, menuju sebuah sofa di salah satu sudut klub.

"What the fuck are you doing, Jerk?!"

"Oh, hei Sweety! Berniat bergabung bersama kami?" balas seseorang yang tak lain merupakan kekasih Kayreen-Bryce-. Bahkan setelah tertangkap basah sedang berciuman dengan gadis lain, Bryce malah mengajaknya bergabung dengan wajah tak bersalah? Terbuat dari apa sebenarnya laki-laki itu?

Kayreen terkekeh pelan, "Jangan pernah temui aku lagi!"

"Oh, apakah itu kata lain bahwa kita putus?" Bryce mengusap dagunya sesaat, "Tak berniat memberiku kenang-kenangan?"

"You asshole!!"

[Flashback off]

"Masih ingat?" tanya Bryce.

"Tentu. Kau laki-laki brengsek yang tak tahu malu!" geram Kayreen. Apa-apaan Bryce menanyakan hal itu padanya.

Bryce tertawa, "Kurasa aku terlalu membekas di hatimu, Reen."

"Whatever!" Kayreen meminum jus jeruk dengan cepat sebagai pelampiasan kekesalannya.

Bryce terkekeh melihatnya, "Bila kau lupa, aku tamu di sini. Seharusnya kau memberikan minuman untukku," katanya dengan memasang wajah kesal.

"Aku tak menganggapmu sebagai tamuku. Kau yang menyusup ke hotelku!" Kayreen meletakkan gelas kosongnya dengan kasar.

"Ohh, kenapa kau semakin manis saja, Reen." Bryce mengedipkan matanya kepada Kayreen.

Memutar bola matanya, Kayreen lantas mendengus sebal, "Dan kau semakin ahli dalam menggoda."

Keduanya lalu tertawa, seolah tak terjadi apapun di antara mereka. Sesakit apapun yang Kayreen rasakan dulu saat Bryce menghianatinya, terkalahkan dengan mudahnya ia melupakan semua yang terjadi. Bagi Kayreen, itu semua hanya bagian dari masa lalunya. Yang lalu biarlah berlalu.

Bryce meraih tangan Kayreen, "Jadi, apa kau sudah mendapatkan penggantiku?"

Kayreen tak menolak elusan tangan Bryce, dia hanya diam seakan nyawanya tak berada pada tempatnya. Setelah sehari ia mencoba melupakan tentang satu nama itu, Bryce dengan mudahnya mengingatkannya. Namun itu bukan sepenuhnya salah Bryce, sebab Bryce juga tak mengetahui yang sebenarnya terjadi.

Kayreen menyentakkan pelan tangan Bryce, "Jangan bicarakan tentang itu," ucap Kayreen pelan. Ia merasakan matanya kembali memanas. Oh tidak, tidak lagi, batinnya memohon.

Complicated (JB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang