37. Shitty Day

385 39 30
                                    

"Orange Boy," celetuk Kayreen saat Justin masuk ke dalam mobil dengan mengusap wajahnya menggunakan sapu tangan miliknya.

"Ya, terserah padamu. Oh, dan mungkin kau bisa menambahkan kata tampan di sana." Justin melempar sapu tangannya sembarangan ke belakangnya.

"Percaya diri sekali," cibir Kayreen, "Memangnya kau tampan?" tambahnya lagi.

Justin menoleh dengan seringai licik yang terukir apik di wajahnya yang memang tampan. "Kau bilang apa?" tanyanya dengan mencondongkan tubuhnya ke arah Kayreen.

"M-memangnya kau, tampan?" ulang Kayreen sedikit gugup saat Justin semakin mendekat dengan tubuhnya.

"Aku memang tampan. Kau tak percaya?" ucap Justin tepat di depan wajah Kayreen, membuat napasnya tepat mengenai wajah Kayreen.

Kayreen hanya menggeleng sebagai jawaban tanpa mengatakan apapun.

"Baiklah, kau sepertinya sedang berbohong. Mau mengatakan kalau aku tampan?" tanya Justin dengan nada yang sebenarnya memerintah.

Dan lagi, Kayreen hanya menggelengkan kepalanya tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.

"Baiklah, kau sepertinya memang tak mau mengaku. Oh, dan aku hanya mengingatkan kalau aku tadi mendapat sebuah ciuman dari seseorang yang mengatakan kalau aku tidak tampan." Justin tersenyum miring seraya makin mendekatkan wajahnya pada wajah Kayreen.

"Justin ...," rengek Kayreen merasa terpojokkan.

"Apa?" Tak menanggapi rengekan Kayreen, Justin semakin bergerak menghapus jarak bibirnya dengan bibir Kayreen. Dan tepat pada jarak yang hanya dua milimeter, Justin menghentikan gerakannya. Ia hanya terdiam menatap mata Kayreen yang tertutup sempurna seakan menantinya. Namun bukan Justin namanya bila tidak bisa membuat Kayreen kesal.

Menolehkan kepalanya, Justin kemudian menarik sabuk pengaman dengan sebelah tangannya. Tak lupa Justin menempelkan hidungnya pada hidung mancung Kayreen dan menggeseknya beberapa kali.

"Pasang sabuk pengamanmu, lain kali." Hanya sesingkat itu. Tanpa memedulikan wajah Kayreen yang memerah menahan kesal dan malu sekaligus, Justin kembali ke tempat duduknya dan menghidupkan mobil lantas menjalankannya.

Kayreen melirik Justin yang hanya memasang wajah datar di sampingnya. Jika bisa, Kayreen ingin mencakar-cakar wajah Justin dengan kuku-kukunya. Yang benar saja? Membiarkan Kayreen seakan terkena serangan jantung selama bermenit-menit, dan sialannya hal itu karena sabuk pengaman yang belum Kayreen pasang.

Kayreen menggigit pipi dalamnya dengan geram, lantas mengalihkan pandangannya ke kaca mobil.

Tanpa Kayreen sadari, diam-diam Justin melarikan tangannya untuk meraih tangan Kayreen. Dan saat Justin berhasil meraih tangan Kayreen, Kayreen tersentak lantas mengalihkan pandangannya dari kaca jendela.

Justin menarik tangan Kayreen, lalu mencium punggung tangan Kayreen dengan lembut.

"I love you," bisiknya kemudian.

Kayreen menggigit bibirnya gugup tanpa menarik tangannya dari tangan Justin yang masih setia menggenggam tangan lembutnya.

"Kay, kau lupa mencuci tanganmu. Ada saus di sini." Celetukan Justin itu membuat Kayreen menarik tangannya guna memeriksa apa yang Justin katakan, sekaligus melenyapkan suasana romantis yang baru saja tercipta. Namun hasilnya nihil, Kayreen tak menemukan noda sedikitpun pada punggung tangannya.

"Kau!" geram Kayreen seraya memukul lengan Justin berkali-kali.

Justin beberapa kali menahan tangan Kayreen untuk menghentikan pukulannya, namun sia-sia karena Kayreen tak juga menghentikan pukulannya.

Complicated (JB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang