"Apa?! Tidak, aku tidak mau!" teriak Kayreen histeris setelah Justin membisikkan perihal idenya. Yang benar saja, menjahili Mr. Deo? Tidak, tidak. Kayreen tak mau terkena masalah dengan Mr. Deo lagi.
"Ini akan jadi mengasyikkan Kay. Percayalah. Kau hanya perlu mengikuti perintahku." bujuk Justin. Sebenarnya, ada maksud tersendiri dari idenya itu. Justin ingin melihat Kayreen merasakan bagaimana rasanya disuruh-suruh. Sama seperti apa yang Justin dapatkan dari Kayreen tadi. Justin menyeringai licik akan pemikiran itu.
"Kau mau kita mendapat hukuman lagi, ha?"
"Aku berjanji kau tak akan dihukum Mr. Deo." tapi kau akan mendapat sesuatu yang lebih menantang daripada hukuman kepala bidang kesiswaan pengganti itu. Justin berucap dalam hati.
"Aku tetap tidak mau. Lakukan saja sendiri. Dasar sinting,"
Kayreen menyusut bibirnya setelah makanannya habis.
"Kalau kau mau berada dalam masalah terus, silahkan lakukan ide gilamu itu." Kayreen bangkit dari duduknya, "aku masih menyayangi nilai fisikaku. Aku tak mau mereka tiba-tiba menyusut gara-gara aku menerima ajakan konyolmu itu."
"Itu tidak konyol, tapi asyik." kata Justin seraya ikut bangkit.
"Aku sudah mengatakan kalau aku tak mau. Cepat antar aku pulang."
Lihat saja, aku akan memerintahmu lebih dari ini. Justin berucap dalam hati seraya menyeringai.
***
"Kay," panggil Justin.
"Aku tak mau. Aku tak mau. Aku tak mau." jawab Kayreen cepat.
"Itu sangat mengasy--"
"Menjijikkan. Dan aku tak mau melakukannya. Sudah kukatakan, kalau aku masih menyayangi nilai-nilai fisikaku." potong Kayreen cepat.
Mobil Justin berhenti tepat di depan rumah Kayreen. Dengan cepat Kayreen membuka pintu dan meraih tas belanjanya."Aku tak mau, aku tak mau. Thanks Just. Bye!" ucap Kayreen cepat lalu berlari memasuki rumahnya.
Kayreen menghela napas lega saat ia berhasil memasuki rumah. Justin benar-benar gila, pikirnya. Kalau sampai ketahuan Mr. Deo, nilai fisikanya bisa-bisa menyusut drastis. Dan Kayreen bisa-bisa mendapat ceramah dari Alex selama tujuh hari tujuh malam. Kayreen bergidik ngeri membayangkannya.
Kayreen meletakkan belanjaannya di dapur lalu menata beberapa diantaranya di kulkas.
Rumah masih sepi, Alex pasti belum pulang. Atau... akan pulang larut lagi? Lalu kapan ia akan melaksanakan sesi interogasinya? Atau mungkin Mr. Deo mengatakan hal yang lebih parah dari apa yang Justin ceritakan tadi? Tidak. Tidak mungkin. Dan semoga saja tidak.
Kayreen mengenyahkan pikiran buruknya jauh-jauh. Ia lalu berjalan menaiki tangga dan memasuki kamarnya. Kayreen membuka buku-bukunya lalu mengerjakan tugas-tugas yang guru-gurunya berikan. Sesekali Kayreen juga mengetikkan pesan-pesan kepada Gloria untuk membantunya mengerjakan tugas-tugasnya. Bukannya mendapat solusi, terkadang Gloria malah membuatnya pusing setengah mati dengan penjelasan Gloria yang berputar-putar. Terkadang juga Gloria menanggapi pertanyaan Kayreen dengan gurauan, seperti....
"Jadi, negasi itu seperti sifat laki-laki. Ingkaran. Kau tahu, laki-laki itu suka mengingkari janjinya. Berucap manis di awal saja. Jadi, negasi itu sama dengan laki-laki. Dengan kata lain, negasi itu ingkaran."
Setidaknya, itulah yang Gloria jelaskan padanya mengenai logika matematika. Cara yang unik tapi sangat konyol menurut Kayreen.
Kayreen tersenyum geli sebentar setelah membaca balasan pesan dari Gloria yang tak kalah konyol dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated (JB)
Fiksi PenggemarHidup ini sangat rumit. Lalu, siapa yang akan kau salahkan dari kerumitan ini? Dan, bagaimana bila kau sendiri yang menyebabkan kerumitan itu?