12. The Warehouse

527 42 7
                                    

"I am his girlfriend now," kata Kayreen lirih.

"What?! Are you kidding me?!" pekik Gloria, belum sampai Kayreen menutup mulutnya.

"Jangan keras-keras!" desis Kayreen seraya menutup mulut Gloria dengan sebelah telapak tangannya. Sedang Gloria bergumam tak jelas seraya mencoba melepas bekapan tangan Kayreen.

"Ya Tuhan, kau mencoba membunuhku? Tanganmu menutupi hidungku barusan!" kata Gloria setelah Kayreen melepas tangannya.

"Itu salahmu. Untuk apa bicara sekeras itu?"

"Aku terkejut, Reen. Apa tadi? You're his girlfriend? What the-- bagaimana bisa?" tanya Gloria dengan raut wajah tak suka. Jelas saja, karena Gloria memang membenci Justin.

"Nanti aku ceritakan." kata Kayreen saat melihat seorang guru memasuki ruang kelas mereka.

***

"Kenapa kau tak menolak?!" seru Gloria dengan tatapan tajam yang mengarah tajam pada Kayreen. Gloria tak habis pikir, kenapa Kayreen dengan mudah mau menjadi kekasih Justin. Padahal dari dulu Gloria telah memberi tahu Kayreen semua fakta buruk tentang Justin. Bukan bermaksud menjelekkan, namun kenyataannya memang sulit untuk menemukan kebaikan Justin.

"Aku..."

Kayreen tak melanjutkan perkataannya, lebih tepatnya tak tahu apa yang harus ia katakan. Kayreen juga sebenarnya tak tahu kenapa ia bisa menerima Justin dengan mudah. Namun satu yang membuat Kayreen yakin untuk menerima Justin, sebab ia merasa nyaman disisi Justin tak peduli seberapa banyak keburukan yang pernah ia dengar tentang Justin.

"Reen, sadarlah. Dia itu tak pantas untukmu. Lagipula, masih banyak laki-laki lain yang pasti mau denganmu. Dan pastinya laki-laki itu lebih baik daripada Justin. Kau tahu kan Justin itu player sejati. Aku tak mau kau menjadi korban selanjutnya." ucap Gloria panjang lebar.

Kayreen menghembuskan napasnya lelah, lelah memikirkan jawaban yang tepat dan dapat ia gunakan untuk menjelaskan keputusannya pada Gloria.

"Aku tak tahu."

Itulah yang akhirnya keluar dari bibir merah muda Kayreen setelah sekian lama terdiam dengan telinga yang mendengar setiap perkataan Gloria.

Gloria mengernyitkan dahinya, terheran dengan perkataan Kayreen. Bagaimana bisa Kayreen mengatakan tak tahu untuk permasalahan seserius ini? Gloria benar-benar tak habis pikir.

"Kurasa kau perlu menjernihkan pikiranmu,"

Setelahnya Gloria bangkit dari kursi yang didudukinya, kemudian keluar dari ruang kelas dan berjalan menuju kantin. Sedang Kayreen menenggelamkan wajahnya pada lipatan lengannya di atas meja, ditemani keheningan. Pasalnya, waktu istiharat telah berlangsung sejak 15 menit yang lalu.

Kayreen tahu Gloria tengah marah padanya. Kecewa lebih tepatnya. Kayreen juga tahu bahwa sebenarnya Gloria tengah mengkhawatirkannya. Sahabat mana yang tidak khawatir bila sahabatnya memiliki kekasih yang bereputasi buruk?

Kayreen berjenggit kaget saat seseorang mengusap kepalanya lembut. Ia lalu mengangkat kepalanya dan matanya langsung menangkap wajah tampan yang tengah tersenyum lembut padanya.

"Kenapa kau disini?" tanya Kayreen.

"Memangnya tak boleh? Bukankah ini waktu istirahat? Jadi aku boleh pergi kemanapun aku mau."

"Ya, terserahmu." ketus Kayreen.

"Kenapa kau jadi ketus seperti itu?"

Kayreen bergeming. Bahkan tak berniat membuka mulutnya untuk menanggapi pertanyaan Justin. Hanya Gloria yang tengah mengganggu pikirannya saat ini. Kayreen takut bila Gloria marah padanya. Apalagi bila Gloria menjauhinya. Kayreen sangat takut.

Complicated (JB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang