24. Asshole?

463 44 46
                                    

"Alex, kumohon biarkan aku masuk. Aku akan menjelaskan semuanya setelah ini, please...."

Kembali, Justin memohon pada Alex yang tetap bersikukuh tak membiarkan Justin masuk ke kamar Kayreen.

"Setelah semuanya, baru sekarang kau akan menjelaskan semuanya? Kenapa tidak besok saja kalau Kayreen sudah tersiksa karena kau tak juga menemuinya?!" sentak Alex yang membuat Justin terdiam.

"Kau bahkan tak pernah tahu kalau Kayreen sangat tersiksa bukan? Kau tak tahu bukan kalau ia mengabaikan orang-orang disekitarnya? Dan itu semua karenamu! Mana janjimu ha?!"

"Maaf... tapi kumohon biarkan aku masuk dan menjelaskan semuanya, Alex. Maka aku bisa menyelesaikan semuanya. Kali ini saja," pinta Justin lagi.

"Kali ini saja," kata Alex akhirnya. Ia sedikit mengerti perasaan Justin. Ia juga seorang laki-laki yang butuh menjelaskan sesuatu pada kekasihnya bila sedang terjadi masalah seperti ini.

Setelahnya, Justin masuk ke kamar Kayreen. Terlihat Kayreen sedang duduk di tengah-tengah tempat tidur dengan boneka beruang dengan ukuran sedang dipangkuannya. Kayreen tengah terisak. Itu terlihat dari bahu Kayreen yang nampak naik turun tak beraturan.

"Pergi," ucap Kayreen lirih. Kayreen lelah, sangat lelah. Ia tak lagi mau mendengar penjelasan apapun dari Justin. Itu hanya akan semakin membuatnya tersakiti.

"Kay--"

"Per-gi," ucap Kayreen lagi dengan isakan yang terdengar begitu memilukan. Membuat Justin menelan ludahnya yang terasa pahit. Hatinya juga terasa teremas saat melihat Kayreen menangis bahkan dengan isakan yang terdengar jelas.

"Aku bisa menjelaskan semuanya," kata Justin kemudian.

"Dan a-ku tak ma-u mendengar-nya," ucap Kayreen susah payah. Ia menenggelamkan kepalanya pada boneka yang ada di pelukannya. Membuat bulu-bulu pada boneka itu basah karena air matanya.

"Kumohon... biarkan aku men--"

"Kubilang aku tak mau mendengar apapun, sialan!"

Kayreen tak tahan lagi. Kata-kata itu meluncur dengan bebas dari mulut cantiknya, tanpa penyaring apapun. Justin terdiam di tempatnya, terkejut dengan perkataan Kayreen barusan. Ia tak percaya Kayreen akan mengatainya seperti itu. Namun ia berusaha bersabar, berharap Kayreen akan sedikit menghargai kesabarannya.

"Kay...."

"Kubilang pergi, sialan! Kau! Kau adalah laki-laki paling brengsek yang pernah kukenal! Pergi!"

Justin menghentikan langkahnya. Ia meresapi setiap perkataan Kayreen dengan khidmat. Merasakan setiap kebencian yang tersalur darinya, kejujuran yang terasa begitu nyata darinya, dan ketulusan dalam pengucapannya. Justin tersadar, Kayreen amat serius dengan perkataannya.

"Ya, kau benar. Aku adalah laki-laki paling brengsek. Paling buruk. Paling sialan. Kau sangat benar. Aku memang bukan kekasih yang baik untukmu, aku sadar itu. Aku adalah seorang brengsek. Bukan begitu?" Justin terkekeh pelan di sela-sela ucapannya. Membuat Kayreen menegang di tempatnya. Kayreen merasakan bahwa ia telah salah bicara tadi. Kayreen sadar ia telah menyentil, oh bukan, mengetuk perasaan Justin dengan keras. Terlihat dari kata-kata Justin yang sepertinya sangat kesakitan setelah mendengar ucapan Kayreen.

"Aku adalah laki-laki brengsek yang hanya menuruti perintah ayahnya untuk makan malam bersama putri rekan bisnisnya supaya perusahaan ayahnya tetap berdiri. Aku hanyalah pria brengsek yang meniup tangan gadis lain yang bukan kekasihnya karena tanpa sengaja laki-laki brengsek ini menumpahkan kopi pada tangan gadis itu. Aku adalah pria brengsek yang hanya memberikan pelukan untuk menenangkan temannya yang sedang bersedih karena ibunya sedang sakit. Akulah laki-laki brengsek itu. Kau benar.

Complicated (JB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang