Alex menatap laptop dihadapannya. Namun bukan itu fokusnya. Ia tengah memikirkan Kayreen sekarang. Lebih tepatnya, apa yang membuat Kayreen mau pulang. Bukannya tidak senang, tapi Alex hanya merasa sedikit aneh saja. Pasalnya, beberapa waktu yang lalu Kayreen terlihat masih sangat sedih karena perkataannya, lalu kemarin, Kayreen tiba-tiba pulang tanpa sepengetahuannya.
Apa... Justin?
Ya, Justin. Mungkin Justin yang telah membujuk Kayreen agar mau pulang. Kalau memang benar seperti itu, Alex akan dengan mudah merestui hubungan mereka. Apalagi melihat Kayreen yang tampak lebih bahagia semenjak Justin mengisi hari-harinya.
Bukan apa-apa, Alex merasa Kayreen menutup dirinya dari segala hal yang berubau laki-laki, kecuali dirinya sebagai kakaknya tentu saja. Mungkin sejak... ya, sejak kejadian itu. Kejadian dimana Kayreen mendapati kekasihnya selingkuh di depan matanya. Mungkin akan terasa sangat mudah untuk melupakan bila hanya sekali. Namun hal yang menimpa Kayreen berbeda. Kayreen bahkan merasakan hal seperti itu sampai berkali-kali. Dan Alex tahu pasti betapa sakitnya Kayreen.
Seperti malam itu...
[Flashback on]
Alex melihat Kayreen berjalan gontai sambil menenteng tas jinjingnya dengan air mata yang berurai.
"Lagi?"
Alex sampai hafal apa yang terjadi pada Kayreen.
"Ini sudah yang, entah keberapa kalinya, Reen. Berhentilah menjadi seperti ini. Ubahlah dirimu sebelum terlambat," Alex berjalan mendekati Kayreen lalu merengkuhnya ke dalam pelukannya, membuat tangisan Kayreen menjadi.
"Ku-kukira dia a-kan menjadi yang terakhir untukku, t-ternyata sama sa-ja. Mereka tak menganggap-ku lebih d-dari seorang p--"
"Cukup!" potong Alex cepat, "kau sudah berubah, sayang. Kau bukan Kayreen yang dulu. Mereka hanya perlu membuka mata untuk melihatmu yang sekarang."
"Tap--"
"Dan kau perlu ingat, bahwa masih banyak laki-laki lain selain si brengsek itu."
"Tapi, Bryce bukan orang brengsek Alex,"
"Dia membuatmu menangis, jadi apa sebutan yang lebih tepat untuknya selain brengsek?"
Telak. Alex membuat Kayreen tak berkutik. Kayreen tak dapat menyangkal hal itu, mengingat betapa menyedihkannya dirinya sekarang, setelah tadi ia melihat Bryce mencium seorang perempuan di pojokan toilet.
"Change everything, before its too late."
Kayreen melepas pelukan Alex, menatap kakaknya tepat pada matanya. Ya, Alex benar. Ia terlalu bodoh selama ini. Ia terlalu mudah percaya pada kata-kata bualan mantannya.
"I will."
[Flashback off]
Dan sejak saat itulah, Kayreen berubah. Ia bukan lagi Kayreen yang suka pergi ke klub malam di malam hari, bukan lagi Kayreen yang bergonta-ganti pasangan setiap beberapa bulan sekali, bukan Kayreen yang memakai pakaian yang cukup menonjolkan bentuk tubuhnya.
Alex menyadari perubahan itu semenjak Kayreen keluar dari kamar dengan dandanan seadanya, bahkan Alex tak melihat ada jejak pelembab pada wajah Kayreen sedikitpun. Hari itu, Kayreen memakai kaus berwarna putih dengan tulisan 'Its Me' di bagian dada, dan sebuah jaket yang sedikit oversize berwarna hitam polos, serta sebuah celana jeans panjang. Penampilan yang tampak berbeda dari seorang Kayreen. Bahkan hal itu membuat Gloria, sahabat Kayreen yang kebetulan waktu itu mampir ke rumah Kayreen sebab akan berangkat bersama, sampai terdiam beberapa meter dari tempat berdirinya Kayreen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated (JB)
FanficHidup ini sangat rumit. Lalu, siapa yang akan kau salahkan dari kerumitan ini? Dan, bagaimana bila kau sendiri yang menyebabkan kerumitan itu?