"Ya Tuhan, Justin! Sudah jangan tertawa terus!" Kayreen melipat kedua lengannya di depan dada. Ia tengah kesal dengan Justin sekarang. Pasalnya, Justin tak menghentikan tawanya sejak ia menceritakan alasan ketakutan Mr. Deo. Kata Justin, Mr. Deo memang memiliki ketakutan pada makhluk halus. Itu kenapa Mr. Deo terlihat sangat ketakutan setelah Kayreen menjahili Mr. Deo.
Kasihan Mr. Deo, batin Kayreen.
"Itu lucu, kau tahu. Aku tak menyangka, guru segalak dia bisa menjadi penakut seperti tadi. Mr. Deo takut hantu? Fakta apa yang lebih menyenangkan dibandingkan itu?" Justin memukul kemudi mobilnya pelan, mencoba menghentikan tawanya.
"Itu tidak lucu. Kasihan sekali Mr. Deo," ucap Kayreen pelan.
Tiba-tiba sebuah deringan ponsel mengalihkan perhatian Kayreen.
From: My Cutie Boo
Reen? Kau dimana? Bisa kau balas pesanku sekali ini saja? Aku benar-benar khawatir padamu..
Maafkan aku.. kau tahu aku tak bermaksud mengatakannya padamu.Kau dimana, sayang?
Kayreen menggigit bibir bawahnya pelan, mencoba menahan sesuatu yang bergumul dalam dadanya. Ia kembali merasakan rasa sesak itu. Membuatnya tanpa sadar kembali meluncurkan sebuah buliran dari matanya. Rasa sakit itu kembali muncul, membuatnya tak dapat menahan air matanya lagi. Entah sudah berapa kali Kayreen mencoba menahannya, namun air mata itu selalu mempunyai jalannya sendiri untuk keluar.
Disamping itu, Justin tengah menatap Kayreen dengan tatapan heran. Apa lagi yang membuat Kayreen kembali menangis? Begitulah pikir Justin.
"Kay...,"
Kayreen tersentak saat seseorang memanggil namanya. Ia baru sadar, bahwa saat ini ia tengah berdua di dalam mobil Justin. Ia kemudian buru-buru menghapus air matanya.
"Y-ya?" kata Kayreen dengan suara serak. Ia kemudian berdehem sekali, menetralkan suaranya.
"Aku sudah melihatmu banyak menangis belakangan ini. Sebenarnya, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau bisa seperti ini?"
Hening. Tak ada suara apapun yang Kayreen keluarkan untuk menanggapi pertanyaan Justin. Lebih tepatnya, ia tak tahu harus mengatakan yang sujujurnya pada Justin atau tidak. Kayreen sadar, ia hanyalah orang asing bagi Justin, begitupun sebaliknya.
Mobil Justin berhenti, membuat Kayreen sadar bahwa mereka sudah sampai di gedung apartemen Justin. Justin kemudian keluar, disusul Kayreen yang mengkuti langkah besar Justin. Namun tiba-tiba, sebuah tangan kekar menarik lembut tangan Kayreen. Kayreen yang tadinya menunduk, segera mendongakkan kepalanya, menatap Justin yang kini tengah menggenggam pergelangan tangannya.
Beberapa saat kemudian, mereka sampai di pintu apartemen Justin. Justin membuka pintunya lalu masuk, masih dengan tangan yang menggenggam lembut tangan Kayreen.
"Duduk," perintah Justin pada Kayreen. Kayreen menurutinya dengan duduk di tepi tempat tidur Justin, disusul Justin yang juga duduk di sebelahnya.
"Katakan padaku, apa yang terjadi," perintah Justin dengan menatap Kayreen lekat. Kayreen tiba-tiba merasa takut dengan tatapan Justin. Ia kemudian menundukkan kepalanya, menghindari tatapan Justin.
Dan seperti tadi, Kayreen tak sedikitpun mengeluarkan suaranya. Justin yang merasa kesal karena telah diabaikan itupun melarikan tangannya untuk menangkup dagu Kayreen lalu mengangkatnya, membuat Kayreen mau tak mau menatap Justin tepat pada matanya.
"Katakan, Kay... apa yang sebenarnya terjadi?" kata Justin seraya menurunkan tangannya.
"Aku...," Kayreen menggantungkan perkataannya, membuat Justin menukikkan sebelah alisnya, menunggu kelanjutan perkataan Kayreen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated (JB)
FanfictionHidup ini sangat rumit. Lalu, siapa yang akan kau salahkan dari kerumitan ini? Dan, bagaimana bila kau sendiri yang menyebabkan kerumitan itu?