36. Orange Juice

346 42 42
                                    

Justin tersenyum geli saat melihat Kayreen berlari keluar dari bilik toilet dengan tergesa-gesa. Bahkan Justin tak mampu menahan kekehannya saat melihat Kayreen menabrak pintu toilet.

Sukses. Ya, rencana Justin sukses besar. Oh, mungkin lebih tepatnya bukan rencana Justin, tapi rencana Justin dan Bryce.

"Bagaimana?" tanya Bryce yang sudah berjalan di samping Justin selepas Justin keluar dari toilet.

"Sempurna." Justin tersenyum diiringi kekehan pelan, "Kau memang yang terbaik, thanks Man," lanjut Justin.

Justin terngingat sesuatu. Lebih tepatnya sesuatu yang berada di luar rencananya dan Bryce. "Kenapa kau tak bilang akan membuat penampilan Kayreen menjadi ...," ucapan Justin terhenti. Sulit untuknya melisankan apa yang ia tangkap dari penampilan Kayreen tadi. Justin benar-benar belum pernah melihat penampilan Kayreen yang sangat ... liar?

Bryce terkekeh geli melihat ekspresi Justin, "Menjadi? Seksi maksudmu?" goda Bryce yang langsung mendapat jitakan dari Justin.

"Kau benar-benar sialan. Kenapa kau membuat Kayreen memakai pakaian seperti itu? Kau tahu di sini banyak mata-mata keranjang?" Justin berucap dengan mata yang memandang koridor-koridor di depannya.

Bryce menukikkan sebelah alisnya, "Dan kau salah satu dari pemilik mata-mata keranjang itu," celetuk Bryce.

"Sialan. Kau juga Bryce," balas Justin.

"Ya, kau benar." Bryce memberi jeda, "Kau belum pernah melihat Kayreen dengan pakaian seperti itu, bukan? Dan hari kau sebaiknya tidak menyia-nyiakan kesempatan,"

"Yeah, kau juga."

Bryce menoleh menatap Justin, "Aku? Tidak. Aku sudah puas melihatnya, kau tahu?"

Justin tak membalas ucapan Bryce. Sebuah putaran bola mata Justin cukup membuat Bryce paham akan sifat protektif Justin pada Kayreen.

Bryce terkekeh lantas menyikut lengan Justin, membuat Justin menoleh, "Jaga Kayreen. Dia adalah gadis paling lemah dan kuat disaat yang bersamaan. Kau tak akan bisa membaca apa yang ada di pikirannya hanya dengan melihat matanya. Kau perlu pemikiran yang matang juga perasaan untuk mengerti gadis seperti Kayreen."

Justin tersenyum tulus, "Tentu, Bryce. Dan terima kasih telah membantuku. Kau tahu, aku jadi paham bahwa selama ini aku belum mengenal Kayreen dengan baik. Aku juga belum bisa menjaganya sebaik kau--"

"Dan kau tahu, aku juga pernah menyakitinya. Menyakiti Kayreen sampai begitu dalam, dan mungkin Kayreen tak akan pernah melupakannya. Namun kau bisa lihat dia sekarang? Dia melupakan kesalahanku seakan apa yang dulu kulakukan hanyalah omong kosong.

"Aku tak akan pernah bisa memahami apa arti cinta dan memaafkan yang sebenarnya sebelum aku mengenal Kayreen. Dia gadis yang sangat luar biasa, kau tahu?" Bryce menatap Justin.

"Lebih dari tahu. Aku sangat amat tahu bahwa Kayreen gadis yang luar biasa," ucap Justin tulus.

"Kau benar, Justin," kata Bryce menyetujui.

"Dan gadis luar biasa itu ... milikku."

Bryce terkekeh mendengar nada suara Justin. "Bagaimana dengan Gloria?" tanyanya.

"Gloria? Dia sudah bersama Thomas. Dan kurasa sebentar lagi mereka berpacaran. Aku hanya sebatas obsesinya, kau ingat?"

Bryce menganggukkan kepalanya, "Tak kusangka Gloria bisa menjadi seperti itu," gumam Bryce.

"Seperti itu?" heran Justin.

"Ya, seperti itu. Suka dengan laki-laki, bahkan mencintainya. Kau tahu, dia tak pernah mempunyai kekasih sebelumnya. Setidaknya itu yang kutahu," Bryce mengedikkan bahunya.

Complicated (JB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang