Cahaya remang, semilir angin yang menyejukkan, membuat dua insan kakak beradik mengirim impuls pada kelopak mata mereka masing-masing untuk terbuka. Dan ketika impuls itu sampai, kedua pasang mata itu saling memandang beberapa saat.
"Alex!" pekik Kayreen seraya memeluk Alex erat, seakan ia sudah tidak bertemu kakaknya bertahun-tahun. Terdengar berlebihan, namun itu yang Kayreen rasakan. Walaupun ia sendiri yang memilih untuk pergi, namun ia tak dapat memungkiri bahwa hari-harinya diselimuti kerinduan terhadap kakaknya itu.
"Kau-membuatku-sesak," kata Alex terputus-putus sebab Kayreen memeluknya sangat erat. Kayreen yang mendengar perkataan Alex itu segera mengendurkan pelukannya dan memasang senyum lebar seraya menatap Alex. "I'm sorry,"
Lagi, Kayreen memeluk Alex meski tak seerat tadi. Inilah caranya untuk mengalihkan percakapan. Kayreen tak mau mengingat hal itu.
"Wanna some sandwich?"
***
"Okay, okay, lets see. Kau kemarin pulang bukan?"
"Exactly!" seru Kayreen bersemangat satelah menelan kunyahan pertama sandwich-nya.
Ia tengah memakan sandwich buatannya dan Alex bersama Gloria sekarang. Dan tiba-tiba seseorang merebut sandwich ditangannya.
"Hey!" pekik Kayreen tak terima. Belum sempat ia mengumpat lebih banyak, Kayreen alih-alih terdiam sambil menatap seseorang yang tadi merebut sandwich-nya.
"Aku ke toilet sebentar,"
Ucapan Gloria barusan membuat Kayreen kembali ke dunia. Tatapan terpesonanya secepat kilat berganti dengan tatapan kesal yang amat terlihat. Perlu dicatat, bahwa Kayreen belum makan sejak tadi pagi sebab ia kesiangan karena terlalu asik membuat sandwich bersama Alex. Dan ia berniat memakan sandwich buatannya dan Alex di sekolah bersama Gloria. Namun apa yang terjadi sekarang? Gloria malah pergi ke toilet dan Justin memakan makanannya.
"Kau membuatku kelaparan dan membuat Gloria pergi dari sini,"
"Aku tidak. Gloria pergi karena dia memang ingin pergi. Kau tak mendengar apa yang dia katakan tadi?" Justin mengusap sisi bibirnya, membersihkan sisa-sisa roti yang mengotori bibirnya.
"Terserah!"
Kayreen bangkit dan menjauh dari Justin, lalu duduk ke kursi lain setelah sebelumnya membeli minuman pengganti sandwich yang dimakan Justin untuk mengganjal perutnya. Cukup minuman saja, Kayreen terlalu kesal pada Justin hingga nafsu makannya lenyap begitu saja.
Sementara itu, Justin mengamati Kayreen dari tempatnya duduk. Ia seakan tak percaya dengan apa yang kemarin ia lihat. Bagaimana bisa dulu Kayreen seperti itu sedangkan sekarang ia terlihat lebih tertutup? Apakah masih banyak lagi yang memang tidak ia ketahui tentang Kayreen? Tapi sebanyak apa?
"Penasaran? Atau bingung?"
Justin sedikit terkejut dengan suara yang tiba-tiba menginterupsi lamunannya. Ia lalu menoleh, mendapati eksistensi Gloria yang kini duduk tepat disampingnya.
"Jangan bermain-main denganku," ucap Justin bermaksud sedikit mengancam Gloria. Justin memang tahu pasti bahwa Gloria adalah sahabat sekaligus teman kecil Kayreen, kekasihnya--walaupun hanya dirinya yang menganggap Kayreen kekasihnya, dan Justin tak tahu Kayreen menganggapnya sebaliknya atau tidak--namun kini Justin sedikit meragukan akan hal itu. Sahabat macam apa yang membeberkan aib sahabatnya sendiri?
"Kau yang jangan bermain-main denganku, Bieber. Aku yang mengetahui segalanya disini. Aku yang menjadi sutradara disini. Dan aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Dan kau, cukup melakukan apa yang kumau."
![](https://img.wattpad.com/cover/119278953-288-k975762.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated (JB)
FanfictionHidup ini sangat rumit. Lalu, siapa yang akan kau salahkan dari kerumitan ini? Dan, bagaimana bila kau sendiri yang menyebabkan kerumitan itu?