2|°

313 22 1
                                    

Kenanganlah aku apa itu sulit ?

'''''

Suara deru motor memasuki area sekolah menggema dengan keras.
Semua orang pun tahu siapa pemilik suara itu. Siapa lagi kalau bukan Lingga dan kawan-kawan.

Kathrin yang mendengar suara itu langsung menoleh kebelakang.

Senyumnya mengembang kala melihat pria berjaket hitam tengah melepas helmnya.

Ia memang sengaja berangkat lebih pagi.

Ia sengaja berdiri disini hanya untuk melihat pria itu datang. Jadi ketika pertama kali yang pria itu lihat adalah dirinya. Ya. Hanya dirinya.

Lima sekawan ini tentu menjadi pemandangan yang tak boleh terlewatkan sama sekali. Karena wajah yang menawan serta jabatan atau pun bakat yang mereka miliki membuat mereka menjadi paket lengkap idaman semua wanita.

Esa, Gilang, Karesh, Alam dan Lingga itu lah mereka yang kini tengah berjalan dikoridor sekolah.

Hari masih terlalu pagi jadi belum banyak pasang mata yang menatap mereka.

"Hai". Sapa Kathrin yang dibalas senyuman dari mereka semua. Dirinya dengan cepat langsung berjalan disamping Lingga.

"Tumben lu berangkat pagi? "

"Mereka nyampernya kecepatan". Jawab Lingga seadanya. Kathrin tak menyerah ia pun berusaha membahas topik lain. Lingga memang harus dipancing dulu agar mau berbicara banyak.

Ia rela dibilang bawel asal tidak ada akhir percakapan diantara dirinya dengan Lingga.

"Ngga, Kath, Lang. Kita duluan". Ucap Esa mewakili Karesh dan Alam yang memang berbeda kelas.

"Yo. Hati-hati". Ucap Gilang

"Ah lebay, cuman kesitu doang". Sahut Karesh.

"Kan aku khawatirrr". Ucap Gilang dengan nada manja.

"Geli njing"

"Jijay nyet"

"Bopung banget mbing"

Gilang langsung menampakan muka masam. "Sialan lu semua. Kisut! "

"Kisut-kisut juga ceweknya banyak kita mah, ya gak ?"

"Yoi"

"Udah sana pergi lu! ". Mereka bertiga pun tertawa sambil berjalan meninggalkan Lingga, Kathrin dan Gilang.

Gilang melirik ke arah Kathrin.
"Apa?! ". Ucapnya sinis. "Ketawa-ketawa aja. Gak usah ditahan-tahan". Akhirnya Kathrin hanya mengeluarkan cengirannya.

"Oh iya Ngga, pmr jadi ngadain donor darah gak? "

"Katanya sih jadi"

"Oh. Ja..

"Gak dimana, gak dimana osisss mulu. Bosen gue dengernya". Selanya.

"Trus gue ngomongin apa dong? "

"Ya apa kek. Nah, contohnya nih ngomongin gamekan lebih seru". Gilang mengeluarkan ponselnya.

Kathrin meninju pelan lengan Gilang. "Itu sih sama aja! "

•••••

Karesh maupun Esa terus tertawa karena cerita yang diceritakan oleh Alam.
"Eh, tuh kelas gue. Duluan ya". Ucap Karesh membuat Esa dan Alam mengangguk.

Ia pun memasuki kelasnya dengan semangat dan betapa terkejutnya ketika ada seseorang yang hendak ingin keluar, membuat ia memundurkan beberapa langkah.

Pilih Aku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang