Sejak sampai ditujuan kedua gadis itu tampak exited dan menarik Lingga kesana-kemari seolah-olah hanya mereka bertiga dan melupakan dirinya.
Bukannya marah atau apa. Dirinya malah tersenyum. Setidaknya persahabatan mereka tidak rusak dan tetap utuh walau ia tahu didalamnya ada hati yang terluka.
Sejak tadi Lingga mengkodekan dirinya untuk mengikuti semua tempat yang ada disini dan beberapa wahana yang tersedia tapi dengan cepat Kiky menggeleng. Jika tidak kepingin banget dirinya tidak akan mengikuti membiarkan mereka mempunyai waktu tersendiri tanpa dirinya.
Kathrin dan Alea sama-sama sedang mengantri makanan tadinya Lingga ikut mengantri tapi ia ingin menemani gadis yang berdiri disana.
"Al, Kath"
Kedua gadis itu menoleh kompak.
"Gue ke Toilet ya". Mereka pun mengangguk.
Lingga berjalan meninggalkan mereka. Itu hanya alibinya saja. Walau hanya alibi Lingga tetap ke toilet walau ujungnya dia akan tetap menemui Kiky. Lingga hanya mencuci tangannya lalu berjalan menemui gadis yang sedari tadi diam mengalah.
"Ky.. "
Kiky yang sedang menatap ke sekitar menoleh. "Loh kok udah disini?". Kiky celingukan. "Dimana Kathrin sama Alea? Makanannya juga? "
Lingga menatap perempuan didepannya dengan pandangan serius. Tidak ada gelagat apapun dari perempuan itu membuat pria jangkung itu menghela nafas.
"Kenapa ngehindar sih?... ". Desisnya.
"Kan aku bilang ini tuh waktu kalian bertiga. Tapi kamu keukeh ngajak aku"
"Ya udah santai aja sih. Mereka juga gak apa-apa kok"
"Tetep aja gak enak aku sama mereka... "
"Ngapain segala gak enak? Toh gue yang ngajak lu dan juga mereka yang ganggu acara kita". Ada penekanan dikata acara entah maksudnya apa.
Kiky lebih memilih diam dan memandang sekitar.
Lingga menatap perempuan yang mengacuhkannya. Dirinya berjalan mendekati perempuan itu dan melingkarkan tangannya dileher Kiky membuat perempuan itu tersentak sesaat.
"Ayo kita foto. Dari tadi kita belum foto"
Kiky menatap heran Lingga. "Perasaan tadi kamu ogahan-ogahan deh diajak foto sama Alea atau Kathrin. Kenapa sekarang malah minta foto?"
"Males. Mending gue foto sama lu". Ucapan yang terdengar sarkas tapi entah mengapa mampu menghangat hatinya dan menjalar keseluruh tubuhnya memberi tahu bahwa pria didepannya memang pelengkap raga dan jiwanya.
Lingga mengarahkan kamera ponselnya kearah mereka. Membuat mereka menampilkan senyum disana.
Cekrek.
Mereka pun kembali berpose sederhana. Lingga mengeratkan tangannya dileher Kiky membuat kepala gadis itu menempel dengan kepalanya. Kiky terkekeh dengan sikap Lingga yang membuatnya geli. Lingga yang tertular Kiky pun tersenyum lebar.
Cekrek.
Kiky mendelik kesal. "Ih! Aku belum siap main foto aja"
"Bagus kok. Coba lihat nih". Lingga memberikan ponselnya.
Kiky menerimanya dan melihat hasilnya. Kiky yang tertawa tanpa dibuat-buat dan Lingga yang tersenyum lebar membuat foto itu tampak manis. Tidak buruk juga. Pikirnya.
Cup.
"Lingga! Apaan deh cium-cium, malu tau!". Ucap Kiky sambil memegang pipinya. Tapi Lingga hanya cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilih Aku [Selesai]
Fiksi RemajaBaginya mencintai sosok Lingga adalah suatu kesempurnaan tiada kira sekaligus ke semuan yang begitu nyata. 'Risky Arafia' Sepanjang hidupnya mencintai sosok sahabatnya sendiri adalah hal yang ingin ia buang jauh-jauh. 'Kathrina' Sepanjang tidurnya...