23|°

133 18 1
                                        

Class meeting pun sudah dimulai satu hari lalu. Suara hiruk piruk memenuhi area sekolah. Acara yang diadakan selama dua hari ini mendapat sambutan antusias dari para siswa Angkasa.

Banyak orang hilir mudik dikoridor sekolah. Termasuk Kathrin. Kini dirinya sudah siap dengan baju futsalnya yang bernama punggung L. Ryananda Dwipanji.

Baju ini ia pinjam dari pria itu, lagi pula ini baju semasa SMP dimana Lingga aktif dalam cabang olahraga itu.

Hari ini adalah hari terakhir dimana hari untuk menentukan siapa saja yang menjadi juara dalam lomba class meeting kali ini. Kebetulan dirinya mengikuti salah satu perlombaan class meeting kali ini yaitu futsal putri.

Dirinya menghampiri teman-temannya yang sudah siap sama seperti dirinya yang tinggal menunggu kelasnya yang akan tanding.

"Ada yang lihat Lingga ? "

"Tadi sih sama Kiky"

"Dia udah main? ". Ya memang kebetulan Lingga juga mengikuti lomba yang sama bedanya dia futsal putra.

"Belum, abis kita main nanti Lingga main"

"Lawan siapa? "

"Kelasnya Kiky".

Selanjutnya tidak ada percakapan lagi. Dirinya mengedarkan mencari sosok yang ia cari tapi yang ada malah pria dengan segala kedewasaannya melambai kearahnya.

Esa tersenyum lebar membuat senyum itu menular kearah perempuan cantik itu. Terlihat Esa berbicara kepada teman-temannya lalu pria itu berjalan memutari lapangan menghampiri Kathrin.

"Hai". Sapanya yang hanya dibalas senyuman.

"Udah siap lawan kelas gue? "

Kathrin mengangkat alisnya. "Lu pikir gue takut? "

"Mungkin"

Kathrin tersenyum sarkas. "Jangan harap"

"Ha ha ha". Esa tertawa dengan renyah.

"Kenapa lu ketawa?"

Esa menghentikan tawanya. "Gampang banget sih dibikin kesel". Esa terkekeh. "Dasar cewek baperan". Ucapan Esa kemudian mendapat pelototan gratis darinya.

"Kayaknya juga kelas gue bakal kalah deh. Orang macannya aja ikut, nih"

Kathrin menatap Esa. "Sialan"

•••••

Semakin siang maka semakin panas juga orang-orang yang memenuhi aula Angkasa menantikan tampilan dari finalis vocal, tari dan perkusi. Semua cabang olahraga yang diperlombakan sudah mengetahui siapa-siapa yang menduduki kejuaraan hanya menunggu pembagian piala setelah tampilan ini selesai.

Kiky menatap riasannya. Kelasnya masuk kedalam salah satu finalis lomba tari tradisional. Jika tampil seni musik membuat dirinya grogi tapi jika itu tarian maka tidak kata grogi karena menari termasuk favoritnya.

"Guys sebelum lomba doa dulu yuk"

Kiky dan teman-temannya pun merapat membentuk lingkaran.
"Semoga kita bisa tampil lancar nanti. Berdoa mulai". Semuanya pun menutup mata dan berdoa didalam hati.

"Selesai"

"Mari kita panggil finalis kedua kita, inilah dia finalis dengan nomor urut sebelasss". Ucap sang pembawa acara.

"Semangat! "

Lingga duduk bercampur dengan penonton yang lain dengan Kathrin yang berada disampingnya. Dirinya menanti penampilan selanjutnya.

Pilih Aku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang