Hey otak.
Bisa tidakkah kau berhenti memikirkannya?Hey hati.
Bisa tidakkah kau berhenti menginginkannya?'''''
Kiky berdiri dengan gugup dibelakang panggung. Karena setelah ini dirinya akan tampil. Tinggal menunggu tiap menit saja hingga dirinya lah yang tampil menggantikan dua orang disana yang sedang menunjukan kemampuan mereka.
Kiky menggigit kuku jari-jarinya untuk mengurangi rasa gugupnya. Bahkan jantungnya sudah berdetak keras, wajahnya pun sudah nampak pias sampai ada sebuah tepukan dipundaknya. Membuat dirinya menoleh dengan cepat.
Karesh?.
Kiky hanya tersenyum tipis kearah pria itu yang dibalas senyum hangat olehnya.
"Gugup ya? ". Ucap Karesh berusaha mencairkn suasana dan tanpa disangka perempuan dihadapannya langsung mengangguk.
Karesh tersenyum lagi berusaha menenangkan perempuan dihadapannya lalu memegang kedua bahu Kiky dan sedikit menunduk untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Kiky.
"Gue percaya kok lu pasti tampil dengan baik. Percaya aja sama kemampuan lu kalo lu pasti bisa". Kiky hanya diam memandangi Karesh. "Lu pasti bisa Ky". Ucap Karesh lalu detik selanjutnya Karesh menarik dirinya kedalam dekapan pria itu membuat dirinya bergeming.
Dekapan ini, wangi ini, rasa ini masih sama. Sama-sama menenangkan seperti dulu. Membuat Kiky merasa de javu dengan tindakan Kharesh yang tiba-tiba.
"Gue sayang lu ky". Gumam Kharesh.
Kiky hanya diam tanpa berkata berusaha mencerna ucapan Khares. Lalu ia merasa tubuh yang mendekapnya mulai mengendur dan semakin lama melepasnya.
Khares tersenyum, mulutnya hendak mengatakan sesuatu namun ditahan oleh suara deringan yang berasal dari ponsel pria itu.
"Sebentar ya Ky, gue angkat telpon dulu". Ucap Khares yang hanya dibalas anggukan olehnya.
Kiky menatap kearah panggung lagi membuat dirinya kembali cemas sekaligus gugup.
Lalu suara dehaman seseorang membuat dirinya kembali menoleh kebelakang.
Matanya menangkap Lingga yang berjalan dengan tenang. Pria itu tampak dingin.
Kiky hanya berdiri dengan kaku. Jantungnya yang sudah sejari tadi berdetak cepat kini semakin cepat karena melihat pria itu.
Lingga berjalan menghampirinya dan berhenti tepat dihadapannya.
Tidak ada yang bersuara membuat Kiky kembali dilanda gugup dan berusaha menyeruakan pertanyaannya.
"Ada ap...
"Gue tahu lu gugup". Kiky mengatupkan mulutnya.
"Gue juga pernah ngalamin diposisi lu". Kiky memandang Lingga tak percaya apakah pria itu bisa merasakan gugup juga?.
"Nikmatin lagunya dan buat seolah-olah lu yang ngalamin itu"
Hening. Keduanya saling menatap.
"Apa ada sedikit keraguan dimata gue? ". Ucap Lingga tiba-tiba membuat Kiky menatap kedua mata itu berusaha mencari keraguan tapi nyatanya tidak ada, membuat kepalanya menggeleng.
"Maka lu harus tampil seperti apa yang ada dimata gue". Kiky diam memperhatikan Lingga yang mulai menunduk menatap dirinya. "Kalo lu takut penampilan lu bakal jelek, ada gue Ky". Hening. Terdapat jeda disana. "Karena mata ini bakal tetep tepuk tangan apapun yang nanti lu tampilin". Lanjutnya membuat dadanya bergemuruh mendengar ucapan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilih Aku [Selesai]
أدب المراهقينBaginya mencintai sosok Lingga adalah suatu kesempurnaan tiada kira sekaligus ke semuan yang begitu nyata. 'Risky Arafia' Sepanjang hidupnya mencintai sosok sahabatnya sendiri adalah hal yang ingin ia buang jauh-jauh. 'Kathrina' Sepanjang tidurnya...