"Ling.. Ga? Ka.mu ngapain disini? ". Ucapnya dengan terkejut.
"Ini tempat umum". Seketika Kiky mengatupkan mulutnya dan dengan segera ia memutar badannya menghadap rak. Jika Lingga sudah berkata seperti itu maka tidak ada hal yang perlu dipertanyakan lagi.
Ia tahu bahwa Lingga berada disampingnya mungkin sama seperti dirinya tadi yang melihat sederetan buku disetiap rak.
Dia sudah pernah bilang belum bahwa mengaharapkan sesuatu yang indah kepada Lingga adalah hal yang patut untuk ditertawakan?.
Lalu apa yang kamu harapkan Kiky?. Mengharapkan bahwa Lingga memang sengaja datang kesini untuk bertemu dengan dirinya, lalu tiba-tiba muncul dihadapan kamu buat kamu terkejut lalu dia berusaha cari topik pembicaraan dengan kamu. Mustahil!. Dan itu cuman ada dalam mimpinya saja.
Kiky menaruh album foto itu lagi dan berjalan menjauh dari situ. Dekat-dekat dengan Lingga sangat tidak bagus untuk kinerja jantungnya karena sedari tadi jantungnya sudah berdebar tak karuan bahkan badannya sudah lemas hanya karena dirinya dan Lingga berjarak tidak sampai 50 cm.
Ia berjalan memasuki rak yang lainnya dan betapa terkejutnya dihadapannya Lingga juga melakukan hal yang sama. Kiky yang melihat itu langsung memutar badannya hendak menghindar dan untuk kedua kalinya ia melangkah mundur karena terkejut.
Didepannya berdiri Karesh dengan senyum kecil kearahnya lalu tersenyum kearah Lingga yang dibelakangnya. Setelah itu Karesh menatap dirinya lagi.
"Kamu mau kan bantuin aku bawain buku paket Bahasa Inggris ?. Hari ini aku piket, tapi temen-temen aku belum dateng dan temen kelas gak ada yang bisa dimintaiin tolong"
Kiky menatap Karesh ragu. "Tentu"
•••••
Bel pulang sekolah sudah berdering 15 menit yang lalu. Tetapi dirinya dan anak Osis yang lain mungkin tidak akan pernah pulang tepat waktu. Tetapi kita semua menikmatinya bahkan rasanya jika kita tidak pulang sore rasanya aneh.
Suasana ruang Osis begitu ramai layaknya pasar bahkan Aldi hingga berani duduk dimeja depan yang disediakan khusus untuk Badan Pengurus Harian atau biasa disebut BPH seperti dirinya.
Ia tidak ada waktu seperti yang lain untuk tertawa-tawa karena dirinya tengah sibuk merevisi proposal yang diajukan oleh eskul Futsal untuk mengikuti Tournament bulan depan.
Karena tidak ada Lingga ataupun Kathrin maka dirinyalah yang menggantikan mereka. Dua insan itu sedang menghadap Kesiswaan untuk membicarakan acara yang akan mereka adakan nanti. Karena sudah menjadi kewajiban Ketua dan Wakil untuk mendiskusikan setiap rencana yang akan mereka lakukan ke pihak Kesiswaan.
"Ini tulisannya dilurusin sama yang ini ya, ini depannya huruf kapital. Trus ini Osisnya kapital semua trus kepala sekolahnya menyetujui bukan mengesahkan. Udah ini aja"
"Oh jadi..
"Aldi! ". Bentak Kiky disela-sela ketua futsal--Raja sedang berbicara kepadanya dan malah Aldi mengganggunya dengan memilin-milin rambutnya.
"Iya ini aja, oh iya ini juga.. Aldi! ". Bentak Kiky lagi. "Ini kurang a-nya". Lanjutnya.
Raja mengangguk. "Thanks Ky, gue nanti kesini lagi kalo ini udah dibenerin".
"Sip deh"
"Gue pamit yaa. Di, gue duluan".
"Yo"
Raja pun berjalan keluar. Kiky dengan segera menghadap Aldi dengan raut kesal.
"Kamu sana ihh, kerjain tuh kerjaan kamu". Ucapnya kesal"Udah selesai, wlee"
Kiky hanya diam dengan tampang kesal.
"Lagian sih punya rambut kebagusan kan jadi enak buat dimainin""Udah dari sananyaaaa. Udah ah sana". Ucap Kiky sambil mendorong badan Aldi. "Ini tuh mejanya Lingga, kalo kamu duduk disini nanti Lingga marah loh"
"Orangnya aja gak ada, gimana mau marah?"
"Seterah deh"
Rambutnya yang hitam legam dan tidak gampang kusut itulah yang membuat rambutnya enak untuk dijadikan bahan mainan atau dijadikan bahan kreasi bagi anak perempuan dikelasnya, dan point pentingnya rambutnya yang cepat sekali panjang. Buktinya baru dua minggu yang lalu dirinya potong rambut seleher kini rambutnya sudah sepundaknya saja.
Kiky pun menguncir rambutnya menjadi satu.
"Yah kok diiket sih". Kiky hanya menatap Aldi dengan kesal."Gak asik ah". Setelah itu pun Aldi beranjak pergi.
Kiky pun menghela nafas lega. Kini dirinya bisa tenang menyelesaikan tugasnya. Tapi itu tidak berlangsung lama ketika Yoga dan Toman menarik kursi dan duduk dihadapannya.
"Eh Kiky". Ucap Toman. Kiky pura-pura acuh dan tak lama muncul Juandri entah dari mana.
"Woi, gue mau cerita".
"Apa-apa? ". Ucap mereka berdua antusias.
Mulutnya hendak ia buka untuk bercerita tapi ketika melihat Kiky langsung berhaluan dengan menyapanya. "Eh Kiky".
"Hemm"
Yoga menggeplak kepala Juandri. "Eh panjul, katanya mau cerita"
"Oh iya ya, jadi gini. Pas gue beli tea jus dipinggir jalan..
Toman menepuk lengan Juandri dengan muka dramatis. "Sayang, kemarinkan aku udah kasih uang ke kamu segepok kenapa masih jajan dipinggir jalan. Kamu tahukan? Jajan dipinggir jalan itu gak level untuk kita". Selanya dramatis.
Kiky mengetuk kepala Toman dengan pulpennya. "Lebay deh kamu"
Sedangkan Yoga tertawa. "Geli gue". Ucap Yoga diiringi tawa. "Dengerin tuh Kiky"
Toman menatap Kiky dengan dramatis. "Kamu jadi gitu? Kamu tahukan akutu gak bisa diginiinnn"
"Tomannn". Desah Kiky.
"Udah ah lanjut, trus-trus? "
"Nah pas gue beli tea jus gue ketemu nenek-nenek dan ternyata neneknya itu udah tua"
"Trus? "
"Udah".
Krik. Krik.
"Sumpah garing banget". Ucap Toman
"Asli lu lucu banget sumpah". Yoga
"Pengen ketawa rasanya"
"Dasar panjul pe'a"
Kiky hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Eh eh, gue juga punya cerita". Ucap Toman
"Apa-apa? "
"Kiky mau denger gak? "
"Hemm"
"Hem-ham-hem mulu, kenapa sih? Keselek salak? ". Kiky langsung melotot.
"Udah lanjut"
"Jadi gi..
BRAKK.
Seketika semua orang menoleh kearah pintu yang dibuka secara kasar. Disana terdapat Kathrin dengan wajah panik.
"Tas gue sama Lingga dimana? "
Salah satu dari mereka yang mengetahui pun langsung memberi tahu. Kathrin berjalan masuk dengan terburu-buru lalu mengambil tasn dengan tergesa-gesa. Tidak ada yang berani berbicara, semua hanya bisa memperhatikan apa yang terjadi. Sampai ketika Kathrin sudah berada diujung pintu keluar Kiky dengan lantang bertanya.
"Kamu sama Lingga mau kemana? "
Kathrin berhenti sejenak lalu berbalik.
"Rumah Sakit". Setelah itu Kathrin langsung berjalan pergi.Semua yang ada diruangan langsung berbisik-bisik mengenai perihal ini.
Kiky ditempatnya hanya bisa diam mematung.
Siapa yang sakit? .
###

KAMU SEDANG MEMBACA
Pilih Aku [Selesai]
Novela JuvenilBaginya mencintai sosok Lingga adalah suatu kesempurnaan tiada kira sekaligus ke semuan yang begitu nyata. 'Risky Arafia' Sepanjang hidupnya mencintai sosok sahabatnya sendiri adalah hal yang ingin ia buang jauh-jauh. 'Kathrina' Sepanjang tidurnya...