Lingga berjalan memimpin teman-temannya menuju kantin. Ketika berada dibibir kantin matanya menjelajah mencari tempat duduk untuk dirinya dan teman-temannya lalu pilihannya jatuh pada meja kedua dari belakang yang berada dipinggir kantin.
Kakinya ia langkahkan memasuki kantin lebih dalam. Sambil berjalan Lingga menyugar rambut hitamnya yang langsung disambut pekikan dari penghuni kantin dan membuat yang melihatnya langsung dengan cepat mengkhayal bebas.
Lalu disusul keempat teman Lingga walupun efeknya tidak seperti Lingga tapi tetap saja mereka adalah jajaran salah satu fantasi liar mereka.
Lingga dan yang lain duduk sesuai keinginan masing-masing.
Sedangkan dari samping muncul Kiky memasuki Kantin dengan raut bingung mencari teman-temannya.
Karesh dan Alam yang menyadari kehadiran Kiky secara spontan memanggil perempuan itu bersamaan.
"Kiky! "
"Kiky! ".
Mereka berdua saling pandang dan Kiky secara naluriah menoleh.
'Sini' ucap Alam dan Karesh tanpa bersuara.
Kiky melirik kedepan mencoba mencari Fitri dan Rike lagi, lalu memutuskan menghampiri Alam dan Karesh yang memanggilnya.
Dilangkah pertama dirinya baru menyadari kalau dimeja itu terdapat Lingga membuat jantungnya berdebar-debar dengan cepat dan berjalan malu-malu karena Lingga menatapnya.
"A-ada apa? "
"Gak bareng sama temen-temen lu? ". Tanya Karesh.
Kiky memandang ke seluruh penjuru kantin dan menajamkan matanya tapi sepertinya kedua temannya tidak ada disini.
"Gak ada ya? ". Ucap Alam.
Kiky langsung menoleh lalu mengangguk kecil.
"Bareng kita aja". Ucap Alam dengan enteng membuat Kiky membulatkan matanya.
Yang benar saja?! Gabung sama mereka? Disinikan ada Lingga, nanti kalo aku makan belepotan, atau cara makan aku gak...
"Ya ilah santai aja sih, kita tuh kumpulan pria kalem dan sedikit campuran 17++ kalo lagi pengen". Ucap Gilang yang mengerti dari raut wajahnya.
"Itu mah lu, jangan bawa nama kita". Sahut Esa.
Kiky berdiri dengan bimbang.
"Udah Ky, gabung aja". Ucap Karesh membuat Kiky menghela nafas pasrah lalu menarik kursi didepannya dan mendudukinya.
Begitu duduk dirinya langsung tersadar kalau dirinya duduk dihadapan Lingga, membuat dirinya gugup seketika.
Gilang bangkit dari duduknya begitu juga dengan Esa.
"Kalian mau pesen apa biar..
"Aku ikut". Ucap Kiky cepat sambil berdiri.
"Gue juga deh". Ucap Karesh.
"Gue juga". Tutur Alam.
Semua orang mengernyit menyadari kalau hampir semuanya ikut memesan makanan kalau begini ceritanya.
"Mending lu disini aja Ky, biar mereka yang pesen". Ucap Lingga membuat dirinya resah.
Esa memandang Lingga lalu melirik ke arah Kiky lalu menatap Lingga lagi.
"Ah, apa yang dibilang Lingga bener Ky. Mending lu disini aja, biar kita-kita yang pesen. Cewek mah anteng aja disini"Alam dan Karesh menatap Esa tak terima.
"Ayo cepet, katanya mau ikut". Ucap Esa sambil menarik Alam dan Karesh hingga tinggalah dirinya dan Lingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilih Aku [Selesai]
Roman pour AdolescentsBaginya mencintai sosok Lingga adalah suatu kesempurnaan tiada kira sekaligus ke semuan yang begitu nyata. 'Risky Arafia' Sepanjang hidupnya mencintai sosok sahabatnya sendiri adalah hal yang ingin ia buang jauh-jauh. 'Kathrina' Sepanjang tidurnya...