9|°

146 17 0
                                        

Semua panitia kini berkumpul menikmati nasi box yang telah disediakan untuk mereka.

Kiky menikmati makanannya tak minat karena dua orang disampingnya. Kathrin dan Lingga, siapa lagi?.

Padahal tadi dirinya sudah senang ketika pria itu memilih duduk disampingnya namun tak lama Kathrin datang dan langsung duduk disamping pria itu membuat ia harus mengkebalkan hatinya.

Selagi masih ada Kathrin maka tidak ada yang bisa mendekati Lingga. Itulah ungkapan yang selalu dipegang oleh seluruh siswi Angkasa.

Mendengar suara tawa perempuan itu karena tindakan kecil yang dilakukan Lingga rasanya ia ingin pergi dari sini sejauh mungkin.

Sampai ia mendengar ucapan pria itu yang membuat dirinya penasaran dan menoleh kearah mereka dan adegan setelahnya membuat dirinya merasa bahwa dirinya hanyalah angin lalu diantara mereka.

"Kath, ada bumbu nempel"

"Dimana? ". Kathrin berusaha meraba-raba dimana letak nodanya.

"Disini". Lingga memajukan tubuhnya tangannya pun digunakan membersihkan bumbu makanan yang menempel.

Wajah mereka sangat dekat Kathrin bahkan bisa dengan leluasa memandang wajah Lingga sedekat ini.

Mata sehitam tinta yang tadi menunduk kini menatap matanya. Pandangan mereka saling bertemu.

Tatapannya begitu dingin dan datar.
Andai mata hitam itu memandangnya hangat, sehangat ketika memandang Alea.

"Udah gede, makan masih belepotan". Kathrin tersadar dari pikirannya lalu Lingga kembali menjauhkan tubuhnya.

Kathrin terkekeh getir yang ditutupi.
"Dari dulu juga gue emang makannya gak bisa benerkan? Mungkin kalo Alea beda". Ucapnya dengan rendah.

"Gak usah bawa-bawa Alea"

"Kenapa? "

"Dia lagi tidur, biarin dia tenang"

"Segitunyakah lu cinta sama dia ? "

"..."

"Bahkan ketika dia tidur gak ada satu orangpun yang boleh ngomongin dia karena takut ganggu mimpi dia? ".

Jadi...Alea pemeran utamanya?.
Dan perempuan itu yang berhasil menempati hati pria yang dicintainya. Bukan Kathrin?. Pikir Kiky yang mendengar percakapan mereka entah mereka sadar atau tidak kalau dirinya masih disamping mereka.

Jika perempuan itu yang menempati penuh hati pria itu apa dia bisa menempatinya juga?.

Karena ia yakin orang seperti Lingga bukanlah orang yang mudah memberikan hatinya kepada orang asing seperti dirinya.

Kalau begini bagaimana ia punya kesempatan memiliki jika sudah ada pemiliknya?.

Bahkan rasanya sangat sulit untuk mendapatkannya walau hanya satu persen saja?.

Entah mengapa pemikiran itu membuat matanya berkaca-kaca dan dadanya bergemuruh sakit.

"Seharusnya lu gak perlu tanya Kath. Tentang seberapa besar cinta gue ke dia. Karena lu udah tahu jawabannya"

Dan pada saat itu ucapannya telah meremukan dua hati sekaligus.

Ini sakit Ngga!.

•••••

Kathrin, Faya, Mita, Putri dan Olla berjalan menuju area kantin.

"Disitu aja duduknya". Tunjuk Faya.

Pilih Aku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang