29|°

214 27 4
                                        

Waktu bergulir dengan cepat tanpa terasa Ujian Nasional yang ditakut-takutkan bagi setiap siswa penghujung tingkat telah usai dilaksanakan.

Sejak keluar dari ruang ujian Karesh, Gilang dan Esa sedang bersenda gurau meledek satu sama lain dan bahan ledekan mereka seperti biasa sikalem dan sidatar. Alam dan Lingga.

Seiring berjalannya waktu Baik Alam maupun Karesh bisa menerima kenyataan pahit yang mereka dapatkan.

Lingga hanya memasang wajah datar ketika teman-temannya selalu mengolok-oloknya entah dengan pemikiran mereka yang tak masuk akal.

Mata hitamnya melihat perempuan berambut panjang sedang berjalan bersama kedua temannya. Tak sengaja mata mereka saling bertubrukan.

Kiky hanya tersenyum sebentar lalu segera berpaling menatap kedua temannya.

Kejadian tersebut berlangsung cepat.
Lingga tak protes ketika Kiky tersenyum sebentar kearahnya. Dirinya tahu perempuan yang dulu berambut sebahu itu tak ingin melukai sahabat-sahabatnya dan tak ingin menimbulkan masalah baru.

Lingga merogoh kantungnya dan mengambil ponselnya. Pria itu mengetik pesan diponsel pintarnya.

Ting.

Kiky menatap ponselnya yang berdenting dengan segera perempuan itu mengambil ponselnya.

Lingga: Gue tunggu diwarung belakang.

Kiky menatap pria yang berdiri jauh disana. Ada senyum hangat yang terukir ketika melihat Lingga yang tampak asyik dengan sahabat-sahabatnya.

"Ky.. Kayaknya mereka udah akrab lagi? "

Kiky menoleh menatap Fitri. "Bagus dong"

"Iya juga sih"

"Tapi Kathrin masih sinis gitu sama lu"

"Ah masasih? Perasaan kamu aja kali"

"Yeee, dibilangin ngeyel"

Mereka bertiga pun melirik gerombolan itu yang ternyata bertambah personil. Kathrin Cs.

"Oh iya Ke, Fit. Aku pulang dulu ya"

"Yahhh. Ngapain sih buru-buru amat. Inikan hari terakhir UN santai aja sih"

"Iya sih.. Tapi aku gak bisa. Lingga nyuruh aku nunggu diwarung belakang"

Seketika senyum jahil terbit dibibir mereka.

"Cieee cieee kannn"

"Asoy bener deh ditunggu doi"

Kiky salah tingkah sendiri. "Ih apaan sih! Udah ya aku pamit. Dah"

"Ha ha ha. Ati-ati pulang jangan kemaleman ntar kebablasan lagi"

Kiky menoleh dan melotot lalu melanjutkan langkahnya.

Akhir-akhir ini warung yang berada dibelakang sekolah ini menjadi titik pertemuan dirinya dan Lingga dengan hubungan sembunyi-sembunyi yang mereka miliki.

"Kita ke cafe yuk". Mendengar ajakan itu membuat teman-temannya menjadi riuh.

"Gue gak bisa". Perkataan Lingga membuat semuanya menoleh kearah cowok itu.

"Kenapa? ". Ini suara Kathrin.

"Gue udah ada janji. Kalo gitu gue balik dulu have an ya". Setelah mengatakan itu Lingga melangkah pergi.

"Hati-hati kembaran". Teriak Gilang.

Kathrin menatap punggung yang terus menjauh dengan pandangan terluka. Jika mereka menganggap dirinya menyerah maka jawabannya tidak.

Pilih Aku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang