33|°

185 17 1
                                    

Kathrin mengaduk-ngaduk minumannya dengan bosan. Didepannya Alea masih tampak asik berceloteh mengenai masa-masa mereka dulu atau mungkin lebih tepatnya Alea mengenang bagaimana Lingga dulu.

"Kak... ". Panggilnya karena tidak mendapat perhatian. Kathrin segera mengangkat wajahnya dan menunggu apa yang akan diucapkan perempuan itu.

Alea menelisik wajah Kathrin yang tampak lesu. Biasanya wajah cantik itu akan sumringah ketika membicarakan Lingga.
"Kakak... Udah move on?"

Kathrin hanya diam sampai akhirnya menyahut.
"Dia udah punya Kiky"

Alea menyipitkan matanya.
"Kaka nyerah gitu?". Tudingnya yang tidak mendapat sahutan. "Kak.. Kita gak boleh nyerah. Aku yakin kok perempuan itu gak ada apa-apanya dibanding kita. Pas kemarin kita pergi bareng dia...

"Sejak kapan lu nilai orang dari fisik?"

Hening. Alea hanya mengatupkan mulutnya.

Mata yang tadi terlihat sayu kini berubah menjadi tegas.
"Setahu gue, temen gue yang namanya Alea selalu rendah hati dan gak pernah nilai orang lain dari segi fisik apalagi jelekin orang lain".

Kathrin tak habis pikir dengan perempuan didepannya. Sifat ini.. Seperti sifatnya dulu.

Dulu. Dirinya suka membully, berkuasa, dan sombong. Tapi semenjak kecelakaan yang menimpa Alea, dirinya perlahan berubah layaknya seperti Alea. Alea yang bertutur lembut, tak pernah menampakan emosi, rendah hati, dan tidak pemilih. Karena ia tahu Lingga menyukai perempuan yang seperti itu.

Tapi karena ke pura-puraannya akhirnya sifat itu menjadi sifat baru untuknya dan membuat dirinya berubah total.

"Bukannya ini yang lu minta?".

"Lu yang lebih milih Esa, supaya kita tetep bertiga. Lu. Gue. Lingga ?". Tekannya disetiap akhir kata.

Alea bergeming ditempatnya.

"Trus.. Setelah Lingga nurutin semuanya kenapa lu malah berjuang sekeras ini! Kalo nyatanya ini yang lu mau!! ". Kathrin menatap penuh emosi.

"Selama ini gue cuman diem atas perubahan lu. Tapi untuk kali ini, gue ga bisa Al".

"Gue muak. Andai lu gak minta buat tetep bertiga, gue yakin selama lu koma Lingga bisa jatuh cinta sama gue! Tapi karena permintaan rendahan lu itu dia lebih milih perempuan lain dibanding gue Al! "

Alea menatap nanar mendengar penuturan Kathrin.

Kathrin membuang nafasnya kasar.
"Tapi itu gak penting. Gue sadar memang kita lebih baik tetep kayak gini". Ucapnya mulai melembut.

"Tapi.. Lihat sifat lu yang kayak gini, mungkin gue harus mikir-mikir lagi buat ngakuin lu sebagai sahabat gue lagi". Kathrin berdiri dari duduknya dan mengambil tasnya.

Sebelum bergegas pergi Kathrin melirik Alea.
"Gue yakin Lingga sepemikiran sama gue. Kita kecewa sama perubahan lu".

•••••

Alea menatap kosong jalanan yang ada didepannya. Pikirannya menerawang atas kejadian tadi.

"Bukannya ini yang lu minta?".

"Bukannya ini yang lu minta?".

"Bukannya ini yang lu minta?".

Kalimat itu terus saja berputar-putar diotaknya.

Kita kecewa sama perubahan lu

Dirinya menatap nanar ketika mengingat kalimat itu. Dirinya menatap kedua tangannya.

Pilih Aku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang