Hari minggu yang begitu cerah dan matahari yang saat ini begitu terik membuat orang malas untuk sekedar keluar rumah.
Tapi Faya kini malah bersemangat. Dirinya merapihkan penampilannya sebelum mengetuk pintu yang ada didepannya.
Hari ini adalah hari ulang tahun perempuan yang telah melahirkan Karesh dan Karesh berniat memberi kejutan kepada Ibunya dengan pesta kecil-kecilan dengan mengundang Lingga dkk dan Kathrin dkk termasuk dirinya.
Karesh berucap untuk datang jam 3 saja tapi demi mendapat kesempatan berdekatan dengan pria itu ia pun datang lebih cepat dari apa yang dikatakan dengan alasan ingin membantu.
Faya menekan bel yang ada disamping pintu itu. Tidak ada sahutan maka ia pun menekan lagi. Sampai terdengar bunyi kunci yang dibuka, jantungnya berdebar ketika melihat pintu kayu itu perlahan terbuka.
Hatinya langsung mencleos dan senyum yang tadi mengembang kini hilang entah kemana. Didepannya berdiri perempuan yang berhasil mencuri hati Karesh dulu maupun sekarang.
"Faya? ". Tanya Kiky tersenyum kikuk. "Ayo masuk, tapi belum ada yang dateng". Kiky membuka pintu lebar-lebar dan Faya memasuki rumah Karesh yang bernuansa putih.
Kiky menutup pintunya dan berjalan mensejajarkan dengan Faya.
"Karesh ada dibelakang, hayu"Faya meletakan sling bagnya diatas meja.
Karena bingung ingin melakukan apa dirinya memutuskan duduk saja."Siapa Ky? "
"Faya". Ucapan Kiky sukses membuat Karesh berbalik badan.
"Lah lu? ". Matanya mencari-cari siapa tahu masih ada orang lagi yang datang. "Sendiri? Yang lain? "
Faya menggeleng. "Gue sengaja dateng cepet, mau bantuin lu".
Baru saja Kiky ingin berucap tapi sudah didahului Karesh. "Yahh, sayang banget. Udah hampir selesai"
Kiky hendak protes tapi didahului Karesh lagi. "Ya kan Ky? "
Kiky hanya diam.
"Ayo Ky hias ini lagi". Karesh menunjuk kearah kue yang mereka buat.
Tanpa banyak kata Kiky menghampiri Karesh dan melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda.
Karesh merasa beruntung Kiky bisa dialihkan. Jujur saja Karesh sedikit kesal dengan kedatangan Faya yang terlalu cepat, karena dengan adanya Faya maka gerakannya tidak bebas dan merasa serba salah jika berdekatan dengan Kiky.
Faya hanya menatap sendu dua orang yang ada dihadapannya. Ia menghela nafasnya.
Kiky menoleh kebelakang memastikan Faya masih ada disini atau tidak karena sedari tadi tidak bersuara. Ketika menoleh ia melihat Faya yang hendak pergi.
"Faya". Panggil Kiky.
Yang dipanggil hanya menoleh dan menunjukan muka seperti berkata 'apa? '.
Kiky terdiam sejenak, menatap Faya.
Apa Faya suka sama Karesh?.
Lalu dirinya menatap Karesh yang masih sibuk menghias-hias kue.Terlihat dari pandangan Faya yang berbeda, ia tahu bahwa perempuan itu menyukai Karesh.
Seketika hatinya dikuasi rasa tak enak hati dengan gugup ia berbicara. "Emm, Faya gimana kamu bantuin Karesh hias kue ini? "
Karesh yang mendengar ucapan Kiky segera menoleh. "Emangnya lu mau ngapain? "
"Mau hias kue ulang tahun Mamah kamu, jadi biar cepet selesai. Ayo sini Fay. Karesh kamu ajarin ya"
Kiky segera meninggalkan mereka berdua dan berjalan menuju oven. Ia melihat kue yang ada didalam dan ternyata sudah matang. Dirinya pun langsung mengambil kue itu dan meletakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilih Aku [Selesai]
Novela JuvenilBaginya mencintai sosok Lingga adalah suatu kesempurnaan tiada kira sekaligus ke semuan yang begitu nyata. 'Risky Arafia' Sepanjang hidupnya mencintai sosok sahabatnya sendiri adalah hal yang ingin ia buang jauh-jauh. 'Kathrina' Sepanjang tidurnya...