7|°

156 17 1
                                    

"Nah anak-anak. Hasil karya-karya kalian akan kita pamerkan di pameran kelas 12 setiap tahunnya yang akan dikunjungi oleh seluruh siswa dan mungkin guru-guru. Kalian bisa memamerkan hasil lukisan ini ataupun karya yang lain dan setiap siswa wajib memamerkan satu karyanya atau bahkan lebih. Jelas? ". Ucap Bu Anita.

"Jelas Buu". Ucap seluruh siswa yang ada di ruang lukis.

"Dan seperti biasanya, akan ada perwakilan yang akan tampil dengan karya musiknya, karena kita juga belajar seni musik dikelas satu, dua maupun tiga. Berhubung kelas tiga hanya ada dua guru seni budaya. Maka setiap guru wajib mengirimkan satu perwakilannya, dan ibu memilih Kiky untuk perwakilannya. ".

Kiky tercengang ditempat duduknya.

"Kok Kiky sih Bu!.  Kenapa gak saya aja? ". Ucap Nita teman kelasnya.

"Iya Bu, kenapa gak Nita aja. Dia kan jago soal musik Bu. Yang ada nanti saya malu-maluin Ibu". Sebagian temannya tertawa yang mengetahui betapa buruk dirinya mengenai musik. Padahal dirinya adalah pecinta musik tapi kenapa ketika memainkannya ia akan jadi orang bodoh seketika.

"Kiky. Ibu guru seni budaya kamu hampir tiga tahun. Tapi kamu sama sekali belum bisa menguasai tentang musik. Bahkan nilai seni budaya kamu sering remedial hanya karena nilai musik kamu kurang.
Ibu mengajar  bukan hanya semata-mata untuk nilai kalian tapi Ibu mengajar agar kalian bisa setiap yang Ibu jelaskan. Buktinya kamu Nita. Kamu, yang sangat alot soal menggambar kini kamu bahkan sudah bisa menguasainya, dan kamu Kiky..". Kiky menatap Bu Anita yang menatap dirinya dengan pandangan tegas.

"Kamu harus buktikan kalau kamu juga bisa. Seterah kamu mau solo atau berkelompok asal kamu lah yang memainkan alat musiknya"

"..."

"Kamu punya waktu dua bulan dari sekarang, jadi belajar lah dengan sungguh-sungguh kamu mengerti Kiky? ".

"Iya Bu"

•••••

"Nih pesenan lu Ky". Ucap Fitri

"Tadi lu pake duit gue berapa? ". Rike

"Dua ribu". Fitri

"Ya udah mana sini"

"Bentar. Ada kembaliannya gak ?"

"Yah, gak ada"

"Ya udah nanti aja". Mereka berdua pun duduk dihadapan Kiky.

"Duh gimana ini, aku belajar musik sama siapa? "

"Sama Abang lu aja. Abang lu kan dulu anggota band pas SMA, pasti jago lah"

"Iya, sama Abang lu aja. Yang ganteng itu". Ucap Rike yang mendapat jitakan dari Fitri.

"Gatel banget sih". Yang dibalas gerutuan tidak jelas dari Rike.

Kiky memasang wajah malas.
"Masalahnya kasian Bang Rian nya, senin sampai sabtu kerja, libur cuman hari minggu doang. Belum lagi, Kak Sanin yang lagi hamil lagi"

"Iya juga sih"

Ting.

Kiky melirik kantongnya yang bergetar karena sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Lingga sent a message.

Kiky dengan segera membukanya.

Lingga : Ke ruang Osis.

Kiky yang membaca itu langsung berdiri dari duduknya dan membawa makanan dan minumannya.

"Lu mau kemana? "

"Aku disuruh ke ruang Osis sama Lingga"

"Ya elah, makan dulu aja sih. Nurut banget"

Kiky menggeleng. "Nanti Lingga marah, aku males liat dia marah"

Pilih Aku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang