“Sayang! Sweety! Beautiful! Dimana kamu?” Suara berat khas cowok menggema. Terus-menerus menyebut panggilan manis namun menjijikkan bagi objek yang merasa terpanggil itu.
“Kamu bisa nggak jangan teriak-teriak gitu?” ucap cewek itu kesal. “Aku lagi belajar, Alan.”
Alan nyengir lebar dan mengambil kursi lalu menggesernya untuk duduk di samping Farah yang sedang di depan meja belajar. “Maaf. Aku kan kangen. Kamu sibuk banget mau ujian juga.”
Farah mendelik. Punya pacar kok ngegampangin otak cetek ceweknya sendiri?
“Iya deh yang lulus SNMPTN mah.”
Alan mengacak rambut sepunggung Farah dan beranjak lalu tepar di atas kasur Farah. Farah yang sedari tadi fokus pada soal-soal di depannya lantas berbalik. Kehadiran Alan membuyarkan konsentrasinya.
“Bisa nggak kasih aku waktu buat belajar, Lan?”
Farah memandang Alan memelas. Padahal cowok itu sedang memejamkan mata, berusaha tuli. “Aku juga kan mau jadi perawat biar pantes di samping dokter kayak kamu.”
Alan yang mempunyai radar tinggi pada suara Farah, mau tak mau harus tersenyum lebar. Farah tahu saja bagaimana caranya membuat Alan bahagia dalam sekejap. Alan kemudian duduk dan menatap pacarnya itu lembut.
“Jangan stress. Nanti ujian kamu lagi yang susah, Far. Kalo nggak lulus kan bisa gawat.”
Farah mengangguk setuju. Namun, masih ada guratan kesedihan di wajahnya. “Tapi, soal-soal ujiannya susah banget, Alan.”
Alan tersenyum tipis. Ceweknya itu berjuang habis-habisan demi pekerjaan yang ia inginkan sekaligus demi kebahagiaan dirinya. Kalau Alan hanya sekadar berlaha-leha, rasanya seperti tidak adil bagi Farah.
“Kalo kamu lulus nanti aku kasih hadiah.”
“Beneren?” Farah melihat Alan berbinar.
Alan mengangguk. “Tujuan kamu sebagai perawat masih kelihatan abstrak. Makanya, semangat kamu naik turun. Jadi, kamu harus punya target yang lebih jelas dulu biar semangat kamu naik terus nanti.”
Farah tersenyum lebih lebar. Punya pacar pengertian banget.
“Sekalian ngadain satu tahunan kita, Far.”
Farah seketika mengernyit. “Perasaan kita baru balikan enam bulan.”
Alan memelotot. “Kita pernah putus?”
“Kamu lupa? Fathan jatuh dari tangga terus dia demam tiga hari itu karna siapa? Trus aku marah dan minta putus.”
Alan memutar bola matanya sebal. “Jangan dihitung kali itu mah.”
TAMAT
**
DERMAWAN SELESAI🙌 Yeay!!! Cerita yang sama sekali nggak pernah kepikiran sama aku, cuma gara-gara seonggok alien yang memintaku dibuatkan cerita, jadilah Dermawan yang menurutku di luar ekspetasi. Bahkan, mau diunpublish, awalnya. Cuma ya karna ternyata ada yang baca juga, aku jadi nggak tega. Akhirnya, karna itulah aku sampai di titik akhir ini.
Sekalian aku menuangkan kegalauan Farah asli sama Alan. Jadi, merasa terkhidmati sama cerita sendiri. Mantap, kan?
Jadi... atas seluruh jiwa dan raga author sok akrab ini, ingin mengucapkan terimakasih buat yang baca dan yang vote lalu komen juga. Maaf kalo ending dan konfliknya gaje abis. Karna cerita ini berawal ingin menciptakan konflik ringan. Tapi, malah jauh banget dari ekspetasi.
Kemudian pun, lopyu buat kamu-kamu yang ngikutin Dermawan ini dari awal. Thank you so much😘😘😘
Terakhir, aku meminta sangat kritik sarannya. Biar apa? Di cerita selanjutnya lebih diperbaiki lagi. Kalau dari aku terus ngoreksinya, ya kali nanti besar kepala terus. Karna muji karya sendiri mulu. Ye nggak?😂
**
PROMOSI
Hohohoho *ketawa santa*
Aku rencana ada project baru nih!😚
Btw, aku suka banget sama film disney yang Beauty And The Beast. Terus ada LiveActionnya yang dimainin sama kembaran aku (Harap jangan protes, guys)Karna itulah, aku kepikiran buat cerita tentang Belle. Tapi, (ada tapi-nya lho)... Belle versi modern. Kekinian. Teen banget. Anak SMA sekali.
Cuma ya... lebih dark gitu (Tepuktanganin👏)
Nih dia SINOPSISNYA:
Bisakah kau bayangkan bagaimana seorang laki-laki troublemaker yang bengis dan ulung membuat kerusakan berubah menjadi seorang penakut pada cahaya?
Inilah yang dialami Reinald Kenrick Arsenio. Berasal dari keluarga terpandang Arsenio, tidak menjamin ia leluasa berjalan di atas bumi. Nyatanya, Reinald malah dianggap gila karena traumanya dan diasingkan ke sebuah villa oleh orangtuanya sendiri.
Hingga kedatangan seorang gadis menjadi pelayannya mengubah Reinald perlahan.
Sabella Danita Cleo.
Gadis yang dipaksa menjadi pelayan Reinald karena dituduh pencuri. Awalnya ia ingin menyerah pada hidupnya karena sikap Reinald yang kasar lagi kejam. Tapi, Bella tetap bertahan karena rasa ingin tahunya kenapa Reinald bisa begitu menderita karena melihat cahaya.
"You're beast, Rei! Kau sakit jiwa!" Bella berteriak. Ia sudah berada di titik asa hidupnya untuk bekerja sebagai pelayan pribadi monster biadab itu.
Alih-alih luluh, Rei menatap tajam Bella sambil mencengkram keras dagu gadis itu. "Aku hanya tidak menyukai kau memberi perhatian selain padaku!" Ia menjeda, dan berujar dingin, "and i want you to be my Belle, Bella."
Note: Aku udah update dua part, btw. Tapi, aku nggak akan update lagi dalam waktu dekat. Harus banyak riset dan bikin alur yang nggak gaje. Soalnya ada misteri bersambung yang harus dipertimbangkan matang-matang di cerita baru ini.
See u soon in my new story!!!👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Dermawan [COMPLETED]
Teen FictionFarah baper duluan ketika Alan terus saja menyapanya dengan panggilan jodoh. Belum lagi godaan-godaan cowok itu yang kadang bikin teman sekelas berpikir mereka punya hubungan spesial. Padahal, Farah yakin, Alan tidak pernah menyatakan suka padanya...