6

23.3K 3.6K 492
                                    

(VOTE sebelum membaca ya gaes, tq)



















Hari berikutnya di New York, tidak banyak yang bisa gue lakukan saat siang harinya. Namun saat malam hari, Youngmin mengajak gue ke sebuah club malam yang katanya banyak didatangi kaum muda dan tempatnya lumayan terkenal.

Tidak disangka Youngmin memiliki beberapa teman disini. Begitu sampai di club, cowok itu malah meninggalkan gue di bar yang tidak banyak orang. Gue memanfaatkan waktu untuk mencicipi rum.

Gue menarik ujung dress gue karena terlalu tertarik keatas. Memperlihatkan paha gue. Gue memakai dress ketat berwarna merah gelap yang memperlihatkan lekuk tubuh gue. Gue belum pernah memakainya saat dinegara gue. Karena adanya ayah gue yang mengawasi.

Tapi disini, tidak ada ayah gue dan gue bebas untuk melakukan apapun yang gue suka. Termasuk menambah beberapa untuk tinggal disini. Menikmati hari tanpa Cindy. Liburan gue kali ini akan berjalan sempurna.

"Kenapa om ada disini?" Tanya gue dengan kesal melihat om daniel yang tiba-tiba duduk dikursi sebelah gue.

Om daniel mengambil gelas yang gue pegang dan menghabisi sisa minuman gue. "Mana bisa saya biarin mereka menatap kamu seolah kamu makanan mereka."

Gue mengikuti arah pandang om daniel yang merujuk pada sekumpulan cowok yang memang sedang memandang kearah sini. Atau mungkin memandangi gue dengan seringaian.

Namun gue teringat sesuatu lalu menggelengkan kepala gue dan menatap tajam kearah om daniel. "Terus kenapa om ada disini? Apa om ikutin gue? Kemarin gue juga liat om waktu gue sama temen gue dikafe."

"Apa kamu mengundang para serigala disini dengan baju itu?"

"Jangan mengalihkan topik, om." Kata gue.

"Saya ke kesini pada awalnya memang mau merayakan anak saya yang berulang tahun yang ke lima dan tidak sengaja liat kamu." Tutur om daniel.

"Tunggu sebentar, om punya istri?" Tanya gue penasaran.

Selama ini gue memang tidak terlalu dekat dengan om daniel. Jadi wajar kalau gue memang tidak tau banyak hal soal om daniel. Gue juga tidak melihat om daniel membawa istrinya saat pesta pernikahan ayah.

Lalu waktu gue menginap diapartemennya beberapa waktu yang lalu, gue tidak melihat adanya barang milik perempuan. Justru desain apartemennya terkesan maskulin dan perempuan tentunya kurang menyukai desain interiornya itu.

Tapi seharusnya om daniel tidak mencium gue kalau dia memiliki seorang istri dan bahkan sudah memiliki anak. Apa yang akan istrinya pikirkan kalau suaminya itu mencium perempuan lain?

"Sebelumnya punya. Tapi kami sudah bercerai tiga tahun lalu." Balas om daniel.

"Oh." Gue bereaksi.

"Dia berselingkuh dan kami memutuskan untuk bercerai. Dia membawa anak saya tinggal bersamanya dan suami barunya itu." Kata om daniel dengan santai. Seolah tidak ada masalah dengan apa yang dia bicarakan itu.

"Gue gak tanya," sahut gue.

Om daniel tertawa pelan lalu melepas jas hitam yang melekat ditubuhnya dan memakaikan jasnya yang besar itu ditubuh gue. "Banyak laki-laki yang ngeliatin badan kamu seolah kamu makanan. Lain kali jangan pakai baju kayak gini lagi."

"Kamu keliatannya deket sama laki-laki yang kemarin," ujarnya.

"Youngmin? Dia perwakilan kampus. Temen gue juga." Kata gue.

Om daniel tersenyum kecil. "Saya pikir dia pacar kamu yang baru."

Gue diam sambil memicingkan mata kearah om daniel. Gue merasa dia mirip dengan seseorang, atau tidak mungkin.

Hush, BangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang