30

20.2K 2.5K 509
                                    

(VOTE sebelum membaca ya gengsku)












Semua ini benar-benar diluar rencana awal gue.

Gue yang awalnya ke New York untuk menenangkan diri dan bertemu dengan Lucien, malah memutuskan untuk pulang ke Jakarta besok pagi. Gue ingat jika manusia memang hanya bisa berencana namun tuhan yang berkehendak dan hal itu memang benar.

Sama sekali tidak terpikirkan oleh gue jika gue akan hamil. Memang agak kesal penyebab kehamilan gue ini tidak lain adalah Daniel. Gue mulai membiasakan diri memanggil namanya dibanding om karena Daniel bukan om gue lagi.

Daniel sekarang akan menjadi ayah dari anak yang gue kandung sekarang.

Tidak tau reaksi apa yang akan kakek gue perlihatkan mengetahui semua yang gue alami. Tapi gue ingin melakukannya perlahan. Seperti mengambil alih perusahaan terlebih dahulu. Gue tau memimpin perusahaan itu sulit namun Daniel berjanji akan membantu gue. Karena bagaimana pun juga Daniel seorang CEO. Tentu saja ia akan tau segalanya.

Gue ingin semua masalah yang gue miliki terselesaikan dengan cepat. Gue tidak mau anak gue memiliki kenangan yang buruk gara-gara masalah yang gue hadapi. Gue akui memang gue seseorang yang egois. Tapi demi kebahagiaan gue, Daniel, dan calon anak gue, gue harus berjuang.

Selama ini gue hanya menangis, diam, dan berkeluh kesal tanpa melakukan apapun. Hal itu hanya memperlambat jalan menuju kebahagiaan gue.

Semua orang berhak untuk bahagia, dan gue baru menyadarinya belum lama ini.

Lagipula semua orang memimpikan happy ending. Walau sebenarnya akhir bisa berarti awal dari semuanya.

Ayah gue yang menikahi ibu dan berakhir memiliki gue. Namun semua itu hanya permulaan dari masalah yang rumit. Dimana ketamakan, kebohongan, serta keegoisan terkandung dalam masalah itu. Sebuah ending yang merupakan awal.

Gue ingin mengakhirnya. Agar gue bisa memulai bab baru dalam hidup gue bersama orang yang gue cintai dan sangat berarti dalam hidup gue.

***

Saat ini gue sedang bermalas-malasan ditempat tidur dengan segala macam makanan ringan yang memenuhi tempat tidur. Belum lagi film yang sedang gue tonton saat ini, benar-benar menghibur gue.

Sedangkan disisi lain, Daniel tengah berbicara dengan seseorang ditelpon dan kedengarannya cukup serius. Karena sesekali Daniel mengumpat dan membentak orang yang sedang dihubunginya itu.

Namun gue membiarkannya dan menyatap Doritos sembari memerhatikan Jamie Dornan yang berperan sebagai Christian Grey. Gue penasaran, apa bisa gue bertemu dengan Jamie Dornan? Tubuhnya benar-benar seksi dan ugh- sangat menggoda.

"Seriously, Rina? Fifty Shades Freed?" Gue menoleh kearah Daniel yang berada disamping gue sekarang. "Kamu terlalu banyak menonton film semacam ini. Ingat, ada seseorang yang masih dibawah umur."

"Seseorang yang dibawah umur itu belum lahir," balas gue.

Daniel malah menyeringai. Damn.

Gue memutar kedua mata gue saat Daniel memilih untuk berada disamping gue sembari menelentangkan kakinya yang panjang itu. "Don't roll your eyes, baby girl. You'll get some punishment later."

"Save that punishment, mister. I can't have mild sex with you." Kata gue. Mengingat Daniel memang kasar dalam urusan ranjang. Yah, gue memang menyukainya tapi gue memiliki seseorang didalam perut gue.

"So now, vanilla?" Tanyanya dan gue mengangguk. "Iya. Saya bakal pelan-pelan. Demi anak saya."

Memang bercinta saat masa kehamilan dibolehkan. Tapi tidak terlalu kasar karena bisa membahayakan.

Hush, BangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang